PURBALINGGA, EDUKATOR–Memanfaatkan jeda waktu setelah mengikuti Asesmen Sumatif Akhir Semester (ASAS) Gasal, sebanyak 138 siswa SMP Santo Borromeus, Purbalingga, Kamis (12/12/2024) mengikuti pelatihan jurnalistik. Kegiatan yang berlangsung selama kurang lebih 4 jam di Aula sekolah itu, dibuka oleh Kepala sekolah Yulius Sunarsanto, S.Si. Para siswa yang didampingi dua guru pembimbing Sriyono, S.Kom dan R Anggoro Wijayanto, SE, sangat antusias mengikuti jalannya pelatihan jurnalistik.
Narasumber yang memberikan materi dalam kesempatan ini, Pemimpin Redaksi Edukator, Drs. Prasetiyo, M.I.Kom yang juga guru SMP Negeri 3 Purbalingga.Kepala SMP Santo Borromeus Purbalingga Yulius Sunarsanto, S.Si saat membuka kegiatan pelatihan jurnalistik.
Kepala SMP Santo Borromeus Yulius Sunarsanto mengemukakan, kegiatan ini dilatarbelakangi budaya membaca dan menulis anak-anak Indonesia, masih rendah. “Untuk itulah, dalam rangka membangun budaya literasi di Santo SMP Borromeus ini, kami gelar pelatihan jurnalistik. Kami harap, di era digital ini, anak-anak SMP BM dapat menggunakan smartphone miliknya untuk produktif menulis dan membaca,” harap Yulius Sunarsanto.Narasumber Drs. Prasetiyo, M.I.Kom .
Dalam pelatihan itu, Prasetyo yang sudah puluhan tahun menjadi wartawan, dan belakangan fokus pada wartawan bidang pendidikan, memaparkan materi teori dan praktik.
Saat sesi teori, dijelaskan tentang tips membuat judul yang menarik, prinsip dasar jurnalistik 5W+1H, tips melakukan wawancara dengan nara sumber, membuat kalimat efektif, piramida terbalik, dan memotret serta mengambil video sederhana.Siswa SMP Santo Borromeus Purbalingga antusias mengikuti pelatihan jurnalistik
Setelah pemaparan teori, dilanjutkan membuat berita kegiatan sekolah. Setiap siswa diminta menggunakan smartphone miliknya, untuk menulis berita.
Dengan telaten, Prasetiyo berkeliling menemui setiap siswa yang lesehan di ruang aula itu, untuk memandu menulis berita yang baik, sesuai kaidah jurnalistik.
Prasetiyo pun memberikan masukan dalam menulis berita, misalnya, judul yang baik itu singkat padat dan jelas, serta jumlah katanya antara 7-9. “Jangan buat judul yang bertela-tele. Buatlah yang singkat, padat dan jelas dengan bahasa sederhana. Dan jangan sampai melebihi 9 kata,” saran Prasetiyo yang sering melakukan pelatihan jurnalistik di sekolah-sekolah di Purbalingga maupun di wilayah Banyumas raya ini.
Dalam kesempatan itu, para siswa juga diajari cara mengambil “angel” foto dan video. Foto dan video ini, akan disatukan dalam berita yang telah dibuat, untuk selanjutnya diunggah di medsos milik para siswa, seperti instagram, facebook, Tiktok dan Youtube.
Sebelum diunggah itu, Prasetiyo mengoreksi atau mengedit kalimat yang dibuat setiap siswa satu persatu..
Setiap siswa pun antri dengan tertib, untuk dikoreksi berita yang telah dibuatnya sambil menujukkan smartphone miliknya.
Yang menarik, selain menulis dengan Bahasa Indonesia, ada juga siswa yang menulis berita dalam Bahasa Inggris dan Jepang.
Setelah dioreksi, dan layak terbit, baru dipersilakan untuk diunggah di medsos masing-masing.Dalam unggahannya itu, diminta untuk memberikan tag kepada akun medsos sekolah.
Asyik
Salah satu siswa yang mengikiti kegiatan pelatihan jurnalistik ini, Davina Mutiara Jati mengaku senang mengikuti kegiatan ini. “Asyik juga belajar jurnalistik bersama Pak Prasetiyo. Saya yang tadinya susah untuk menulis, sekarang jadi bisa. Dan saya berjanji, untuk terus belajar menulis,” ujar Davina, siswa Kelas 9A yang juga dikenal atlet karate berprestasi ini.
Kegiatan pelatihan jurnalistik, diakhiri dengan foto bersama di halaman sekolah. (Iko/Prs)