500 Lebih Peserta Ikuti “Charity Fun Run 2024”

by -169 Views

SLEMAN, EDUKATOR--Sukses menggelar acara Charity Fun Run edisi perdana tahun lalu, Teleperformance Indonesia kembali menyelenggarakan acara yang sama. Charity Fun Run 2024 atau edisi kedua yang digelar Minggu (28/7/2024), berhasil mengumpulkan partisipasi lebih dari 500 orang, dari berbagai kelompok usia baik personal maupun korporasi.

Rute lari yang ditempuh, terdiri 3K, 5K dan 10K. Sedangkan bendera pelepasan (flag of) atau start dilaksanakan di Sleman City Hall (SCH) dan Lapangan Denggung, mulai pukul 05.00 WIB.

Para peserta lari kemanusiaan berlari sepanjang rute atau jalan yang telah ditentukan. Jalan-jalan yang dilalui adalah: Jalan KRT Pringgodiningratan (jika dari SCH). Jalan Turgo (jika dari lapangan denggung), kemudian menuju Jalan Merbabu, Jalan Kabupaten, Jalan Kebon Agung Ringroad, Jalan Kutu Patran, Jalan Magelang. Dan Finish line (garis finis) Fun Run berakhir di Jogja City Mall (JCM).

Menarik! Di area finish, serangkaian kegiatan dan hiburan telah menanti para pelari. Mereka dapat menyaksikan hiburan musik, menikmati free aneka snack yang telah disiapkan panitia.

Di tempat ini para peserta juga berkesempatan memenangkan beraneka doorprize. Berbagai rangkaian acara yang digabungkan, berhasil menciptakan suasana meriah. Tidak hanya mendorong partisipasi masyarakat yang lebih besar, tetapi juga memperkuat dampak amal dari acara tersebut.

Kontribusi nyata

Charity Fun Run 2024, menjadi bukti komitmen Teleperformance Indonesia berkontribusi kepada masyarakat.

Direktur Utama Teleperformance Indonesia Michael Wullur mengemukakan, lari dengan hati ini terbuka untuk umum. Acara ini inklusif, yakni mengundang setiap orang untuk berpartisipasi dan berkontribusi untuk berkegiatan sosial.

“Para partisipan tak hanya para karyawan, tetapi juga masyarakat umum dan pemerintah Jogjakarta, klien, media, dan berbagai komunitas. Semangat kolaborasi dan tanggung jawab bersama, ditekankan,” ujarnya di sela-sela kegiatan tersebut.

Dalam komitmennya yang teguh terhadap tanggung jawab sosial perusahaan, melalui program inisiatif global “Citizen of The World”, Teleperformance Indonesia mengaku bangga dapat kembali menggelar acara Charity Fun Run 2024 ini. Sebuah acara yang melambangkan dedikasi perusahaan, dalam upaya mendorong gaya hidup sehat. Sekaligus memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Lebih dari sekedar lomba lari. Charity Fun Run merupakan ajang untuk menumbuhkan rasa kebersamaan dan filantropi. Dana yang dihasilkan melalui pendaftaran peserta dan donasi yang terkumpul, akan disalurkan untuk memberdayakan perempuan, mendukung penyandang disabilitas, dan menginisiasi program untuk anak-anak penderita kanker.

Konsepnya charity fun run, berlari dengan hati, peduli dan cinta pada Jogja, kata Michae; Wiullur. Kami sudah ada dan mengembangkan bisnis di Jogja sejak 2018. Mengikutsertakan seluruh komunitas yang ada, termasuk karyawan seluruh Teleperformance di seluruh Indoinesia. Kenapa kita ambil solusi berlari? Karena lari kan simple tapi sebuah investasi besar. Dengan berlari, mereka tak hanya sehat. Tapi terus berpartisipasi dan berdonasi. Donasi akan kita serahkan kepada yayasan atau organisasi yang membutuhkan.

Tahun ini, kata Michaell Wullur, ada dua organisasi yang bergerak dalam isu disabilitas, akan menerima donasi. Perhimpunan Ohana Indonesia, salah satunya. “Upaya ini sejalan dengan nilai-nilai inti Teleperformance Indonesia yaitu keberagaman, inklusivitas, kesetaraan, dan tanggung jawab social,” terang Michael.

Kami tak sekedar memberikan donasi saja. Namun juga berkontribusi dalam pengembangan bisnis mereka. Supaya, usaha yang dijalankan benar-benar berkelanjutan. Jika itu organisasi, agar kegiatan sosial mereka dapat diperluas dan sustain.

Pada kesempatan yang sama, Perwakilan OHANA Indonesia Nuning Suryatiningsih, mengapresiasi kegiatan Charity Fun Run 2024 ini. Perempuan berkursi roda itu menyatakan, bahwa donasi yang akan diterima, akan dialokasikan untuk mensupport pengadaan kursi roda. Secara spesifik, perbaikan atau service kursi roda.

Selama ini, kata Nuning, belum ada donasi untuk service kursi roda. Sementara kebutuhan untuk repair, cukup besar. “Penggantian sparepart, sebagai contoh, itu cukup mahal. Selama ini sebagian besar dibiayai Ohana. Pada masa mendatang, donasi dapat membantu biaya perbaikan kursi roda yang berasal dari Ohana Indonesia. Penerima kursi roda OHANA tetap dikenakan biaya. Karena ini bagian dari edukasi. Jika dulu dikenakan biaya lima persen, masa mendatang, mereka cukup dengan hibah biaya semampunya,” ujar Nuning Suryatiningsih.

Charity itu menarik

Beberapa peserta lari mengaku bersuka cita menjadi bagian dari run fun, jutru karena ada charity-nya. Riski Wahyu. Mahasiswa Fakultas Hukum Universita Widya Mataram, asal Ngemplak Sleman. “Saya ikut yang 10K dengan donasi Rp200 ribu. Seneng sekali. Pastinya karena bertemu banyak orang, bisa foto-foto. Ada value dalam Charity Fun Run ini, kata Riski.

Yang jelas, lanjut Riski, dirinya bisa berlari sambil berdonasi, adalah satu kebanggan. “Ini targetnya bukan berlari dapat juara, tapi berlomba untuk kemanusiaan,” ujarnya.

Senada. Raka, pemuda asal Bantul ini mengaku ikut route 5K. Dia tidak mau menyebutkan nilai donasi. Namun, dia dengan suka cita melakukannya. Kali ini adalah yang kali kedua, setelah edisi pertama tahun lalu dia berdonasi. “Senang sekali. Bisa kumpul dengan teman-teman. Mendapat kegiatan positif dan sehat. Terlebih bisa berbagi juga,” kata Raka, seorang karyawan swasta.

Pun demikian dengan Yuse, karyawan sebuah perusahaan swasta di Jakarta Selatan. Donasinya 150 di route 5K. Karena ada charity, berarti ada niat menyumbang untuk orang-orang yang membutuhkan.

“Justru charity itu menarik untuk saya pribadi. Seneng. Karena tidak tahu untuk membantu teman-teman difabel itu seperti apa. Dengan Charity Fun Run ini kita jadi bisa berkontribusi. Meski hanya sedikit, semoga memberi arti,” ujar gadis itu.

Pun demikian dengan Agus dan Eko. Mereka, dua di antara sepuluh staf Top Malioboro Hotel dalam Fun Run. Mewakili perusahaan di route 5K, salah staunya untuk menggiatkan kesehatan diri. “Karena ini ada kemanusiaannya, kita bisa memberikan semangat buat mereka. Yang barangkali menggunakan kursi roda, atau alat bantu lainnya,” kata Agus.

“Mereka bukan tidak bisa melakukan sesuatu. Mereka bisa berprestasi dengan cara yang lain. Setiap orang itu terlahir sempurna. Kesempurnaan orang itu masing-masing. Menjaga semangat untuk terus survive, penting bagi kami semua,” terang Eko. (Harta Nining Wijaya)