Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono
PURWOKERTO, EDUKATOR–Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono membuka kegiatan Sosialisasi Pasar Modal sebagai Alternatif Pendanaan Perusahaan yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), Rabu (27/8/2025) di Pendopo Si Panji, Purwokerto.
Acara dihadiri 200 peserta yang terdiri dari pengusaha dan pelaku UKM Banyumas dan Purbalingga, serta perwakilan OJK, BEI, dan Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI).
Dalam sambutannya, Bupati Sadewo menegaskan bahwa UMKM merupakan tulang punggung ekonomi nasional, namun kendala utama yang dihadapi adalah permodalan.
“Sering kali produk sudah bagus dan potensial, tetapi terhambat akses pembiayaan. Pasar modal bisa menjadi alternatif solusi, meski pemanfaatannya di daerah kita masih minim karena keterbatasan pemahaman,” jelasnya.
Sadewo berharap sosialisasi ini membuka wawasan pelaku usaha untuk memanfaatkan pasar modal, sekaligus meningkatkan tata kelola, transparansi, dan daya saing. Ia juga berpesan agar ilmu yang diperoleh tidak berhenti pada individu, tetapi ditularkan kepada rekan kerja dan mitra bisnis.Peserta sosialisasi pasar modal
Kepala OJK Purwokerto, Haramain Billady, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program edukasi pasar modal terpadu. Ia memperkenalkan layanan urun dana atau securities crowdfunding sebagai alternatif penggalangan modal berbasis teknologi, yang mempertemukan pemodal dengan pelaku usaha.
“Banyumas memiliki potensi besar dari segi jumlah pelaku usaha. Dengan pembiayaan alternatif ini, diharapkan mereka dapat ekspansi secara terukur, mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” ujarnya.
Haramain menekankan pentingnya edukasi karena tingkat literasi keuangan Indonesia masih 66%, sedangkan inklusi keuangan mencapai 80%. “Masyarakat banyak menggunakan produk keuangan tanpa memahami risiko dan manfaatnya. Edukasi seperti ini penting agar penggunaan lebih bijak,” pungkasnya.
Selain sesi sosialisasi, para peserta juga mendapatkan kesempatan berdiskusi langsung dengan narasumber mengenai praktik urun dana, mekanisme pendaftaran, hingga studi kasus perusahaan yang sukses menghimpun modal melalui pasar modal. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan seputar regulasi, keamanan investasi, serta peluang bisnis yang bisa dibiayai.
Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal memperkuat ekosistem keuangan inklusif di Banyumas. Dengan semakin banyak pelaku UMKM memahami dan berani memanfaatkan instrumen pasar modal, perekonomian daerah diharapkan lebih dinamis, tidak hanya bergantung pada perbankan, tetapi juga mampu bersaing dalam pasar global.(*/Prasetiyo)