*Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Dorong Budaya BacaKepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikdasmen, Hafidz Muksin, S.Sos., M.Si foto bersama peserta Bimtek Peningkatan SDM Literasi
PURBALINGGA, EDUKATOR – Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikdasmen, Hafidz Muksin, S.Sos., M.Si., menegaskan pentingnya budaya baca sebagai fondasi peningkatan kualitas SDM.
Hal itu disampaikannya saat membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan SDM Literasi di Hotel Braling Purbalingga, Sabtu (20/9). Kegiatan yang diikuti 60 pegiat literasi ini digelar Pemkab Purbalingga melalui Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinarpus) bekerja sama dengan Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra – Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikdasmen.
Dalam kesempatan itu Hafidz juga memperkenalkan portal buku digital yang dapat diakses masyarakat melalui https://budi.kemendikdasmen.go.id
.
“Jadikan budaya baca menjadi budaya yang harus diawali dari diri sendiri, membaca menjadi ilmu yang tidak akan pernah ada putusnya memberi manfaat kepada kita semua,” pesan Hafidz.
Ia menjelaskan, perkembangan teknologi memang dapat memicu minat baca, tetapi bisa pula membuat masyarakat membuang waktu dengan informasi yang tidak bermanfaat.
Hafidz juga mengapresiasi perhatian Pemkab Purbalingga terhadap gerakan literasi. Hal ini dibuktikan selama tiga tahun berturut-turut Purbalingga menjadi contoh praktik terbaik peraih UKBI (Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia) Adaptif Merdeka.
“Saya optimis dengan kepemimpinan Bupati Fahmi M. Hanif bisa semakin meningkatkan ekosistem literasi di Purbalingga,” ujarnya.
Bimtek ini bertujuan membekali peserta dengan keterampilan membaca, menelaah, memahami informasi, serta memanfaatkan teknologi digital. Kegiatan diharapkan mampu menumbuhkan minat baca, budaya literasi, dan memperkuat peran pendidik di masyarakat.
Kepala Dinarpus Purbalingga, Sadono, memaparkan bahwa Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) meningkat dari 57 pada 2023 menjadi 70,28 pada 2024. Tantangan ke depan adalah meyakinkan para pemangku kepentingan mengenai pentingnya keberadaan perpustakaan.
“Peserta ini saya harapkan dapat menjadi agen-agen penggerak literasi, karena literasi ini menjadi kunci pengembangan masyarakat,” ujarnya. (Prasetiyo)