*Animo Meningkat Tajam, Dindikbud Targetkan Finalis Nasional
Kepala Dindikbud Purbalingga Tri Gunawan Setyadi, S.H., M.H saat memberikan sambutan , dilanjutkan membuka kegiatan ini. (Foto: Prasetiyo/EDUKATOR).
PURBALINGGA, EDUKATOR–Sebanyak 103 tim peneliti dari 40 sekolah, terdiri 38 SMP dan 2 MTs se-Kabupaten Purbalingga mengikuti Pembekalan Tahap 2 Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2025, yang digelar Kamis (19/6/2025), di Aula SMP Negeri 3 Purbalingga. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari proses seleksi proposal tahap 1 yang sebelumnya telah menjaring 119 proposal yang masuk.
Agenda pembekalan ini terselenggara atas kerja sama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purbalingga dan Forum MGMP BK SMP Kabupaten Purbalingga. Peserta pembekalan 312 peserta atau 103 tim dari 40 SMP/MTs se-Kabupaten Purbalingga, dengan rincian 29 tim bidang IPA, 54 tim bidang IPS dan 21 tim bidang IPT/Ilmu Pengetahuan Terapan.Peserta pembekalan OPSI Tahap 2 di Aula SMP Negeri 3 Purbalingga. (Foto; Prasetiyo/EDUKATOR)
Acara dibuka langsung oleh Kepala Dindikbud, Tri Gunawan Setyadi, S.H., M.H., sedangkan nara sumber ada 3 orang. Yakni Kepala Bidang Pembinaan SMP Eko Budi Santosa, M.Pd yang menyampaian materi Sosialisasi Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR) Tingkat Kab. Purbalingga Tahun 2025.
Kemudian Ketua Forum MGMP BK SMP Purbalingga Febri Prasetyo Adi, S.Pd.I yang juga Ketua MGMP IPA SMP Purbalingga, menyampaikan dua materi: Teknik Penggalian dan Analisis Data Penelitian; dan Teknik Menyusun Laporan Penelitian. Dan nara sumber terakhir Teguh Prihantoro, S.Pd, guru SMPN 1 Kemangkon yang menyampaikan materi .Teknik Presentasi Penelitian.Ketua Forum MGMP BK SMP Purbalingga Febri Prasetyo Adi, S.Pd.I. (Foto: Prasetiyo/EDUKATOR)
Pada lomba OPSI tahun 2024 lalu, ada 2 SMP dari Kabupaten Purbalingga yakni SMPN 1 Kemangkon dan SMPN 3 Satu Atap Rembang yang lolos sampai tahap final tingkat nasional.
Kandikbid Purbalingga Tri Gunawan selanjutnya menegaskan pentingnya OPSI dalam membangun budaya ilmiah dan daya nalar kritis di kalangan pelajar.
“Tahun lalu hanya 45 proposal yang lolos. Tahun ini meningkat menjadi 103 tim. Ini menunjukkan bahwa minat dan keseriusan siswa dalam dunia penelitian semakin tumbuh. Harapannya, dari 103 ini, ada yang mampu menembus tingkat nasional. Saya mengapresiasi atas meningkatnya animo dan partisipasi siswa dalam kegiatan penelitian ilmiah ini,” ujarnya.
Tri Gunawan menekankan bahwa OPSI adalah ajang yang sangat bergengsi, karena bukan hanya mengukur kemampuan akademik siswa, tetapi juga mengembangkan daya berpikir kritis, kreativitas, dan inovasi. Ia mengajak seluruh peserta untuk menjadikan kondisi sekitar sebagai inspirasi penelitian.
“Lihatlah kondisi alam dan lingkungan di sekitar kita. Banyak sekali fenomena yang bisa dijadikan bahan penelitian. Anak-anak kita harus dibimbing agar mampu mengamati, menganalisis, dan menuliskannya secara sistematis,” lanjutnya.
Dua Madrasah
Tri Gunawan juga menyebutkan ada dua madrasah di bawah Kemenag, yang ikut ambil bagian dalam lomba OPSI ini. Yakni MTs Minhajut Tholabah dan MTs Muhammadiyah 01 Purbalingga. “Semoga tahun depan, madrasah dari Kemenag Purbalingga lebih banyak lagi yang ikut, ” harapnya.
Diingatkan juga oleh Tri Gunawan, pentingnya pendampingan dan disiplin administrasi dari para guru. Dicontohkan, kasus seorang juara O2SN SD yang gagal melaju ke tingkat provinsi hanya karena dokumen tidak diunggah tepat waktu.
Jangan Sampai Anak Dirugikan
“Jangan sampai anak-anak kita dirugikan. OPSI dan lomba-lomba lain seperti LPIR, O2SN, IPTEK atau lomba-lomba lainnya adalah kesempatan emas. Tapi semua itu perlu kerja sama: dari siswa, guru pembimbing, dan sekolah. Kita harus serius,” tegasnya.
Tri Gunawan menekankan bahwa seluruh bidang — baik IPA, IPS, maupun Ilmu Pengetahuan Terapan (IPT) — membutuhkan keseriusan dan penguasaan teknologi. Ia berharap peserta tidak hanya fokus pada hasil, tetapi juga memahami proses ilmiah yang dilalui.
“Dengan semangat yang sama, mari kita bimbing anak-anak agar mereka tidak hanya menjadi peserta lomba, tapi menjadi peneliti muda yang bisa bersaing di level regional, provinsi, hingga nasional,” tutupnya.
Sementara itu, merujuk pada pedoman resmi Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI), berikut jadwal nasional OPSI 2025:
Rilis Panduan & Pendaftaran 19 Maret–30 April 2025, Verifikasi Administrasi 25 April–10 Mei, Review Proposal 12–22 Mei, Pengumuman Lolos Proposal 23 Mei, Pelaksanaan Penelitian Mei–September, Pengunggahan Laporan Akhir 8 Oktober, dan Penilaian Naskah 15–18 Oktober.
Kemudian , Pengumuman Finalis Nasional 23 Oktober, dan Final OPSI & Presentasi Nasional 10–15 November 2025 (di Universitas Negeri Surabaya/Unesa) secara offline. (Prasetiyo)