Lembaga Pendidikan Guru
Tempat penggemblengan putra dan putri
Sumber penerus kebudayan bangsa
Membangun Indonesia
Putra-putri penerus budi
Berjuang, bekerja, bercita suci
Dengan semangat dan tekad yang bulat
Pantang mundur, tak pupus asa
Reff:
SPGN Purwokerto
Membina cita mulia
Kuserahkan jiwa raga
Mengabdi nusa bangsa
PURWOKERTO, EDUKATOR–Lagu mars SPGN Purwokerto itu, Sabtu siang (5/7/2025) menggema di Aula Rumah Makan Pringgading Purwokerto. Lagu itu dinyanyikan dengan semangat dan penuh penjiwaan, oleh ratusan alumni Sekolah Pendidikan Guru Negeri (SPGN) Purwokerto yang mengenakan seragam kaos reuni warna oranye.
Mereka larut dalam lagu itu yang dikumandangkan bersama-sama, membuka acara Reuni Akbar 40 Tahun Reuni Alumni SPGN Purwokerto, dengan tema “Ngraketaken Paseduluran Selawase.”
Kenangan masa muda antara tahun 1982 hingga 1985 seolah hidup kembali ketika menyanyikan lagu itu, dengan konduktor atau dirigen Artati.
Suasana menjadi emosional ketika beberapa peserta terlihat menyeka air mata, mengenang masa sekolah dan sahabat lama yang kini telah tiada.
40 Tahun Lulus Baru Bertemu
Dari total 320 alumni, ratusan alumni hadir dalam reuni tersebut. Sebagian besar berasal dari wilayah Banyumas Raya, dan lainnya datang dari luar kota seperti Jakarta, Banten, Tangerang, Semarang, Yogyakarta, Tegal, Pati, Pekalongan, Sragen, Solo dan dari berbagai tempat lainnya. Bahkan ada alumni dari luar kota yang baru bertemu kembali setelah 40 tahun berlalu sejak kelulusan.
Sebanyak 59 teman seangkatan dan guru-guru yang telah meninggal dunia, didoakan dalam sesi khusus, menambah kesyahduan acara.
Makan Bersama, Tausiah, dan Kenangan yang Tak Hilang
Reuni ini kian meriah dengan suguhan beragam makanan khas yang sebagian dibawa oleh peserta sendiri. Mulai dari niwo goreng, ondhol, tahu, ranjem, dhage, hingga ketan pencok khas Bumiayu.
Selanjutnya tausiah disampaikan oleh Assoc. Prof. Dr. H. Soediro, SH., LLM, alumni kelas 3H yang kini menjadi guru besar di Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Dengan gaya kocaknya, ia mengajak teman-temannya tertawa sambil merenung dan mengenang masa-masa indah dulu. Kisah-kisah semasa sekolah diselipkan dalam ceramah, menambah kehangatan suasana.
SPG Telah Berganti, Tapi Semangat Tak Mati
Walau SPGN Purwokerto telah lama dibubarkan dan kini menjadi SMAN 5 Purwokerto di Jalan Gereja No. 20 Purwokerto, semangat kebersamaan alumninya tak luntur dan tak mati. Banyak dari mereka kini menjadi guru SD, SMP, SMA, dosen, guru besar, pengusaha, hingga pejabat di Jakarta.Diantara mereka, beberapa sudah pensiun.
Ketua panitia reuni, Darsito, S.Pd menyampaikan terima kasih kepada seluruh peserta yang telah meluangkan waktu hadir. “Ini lebih dari sekadar temu kangen. Ini adalah bukti bahwa semangat SPG tak pernah padam,” ujarnya.
Acara semakin hidup dengan penampilan musik dari D’King Band pimpinan Hartanto, yang juga alumni SPGN Purwokerto. Para alumni bernyanyi bersama lagu-lagu nostalgia dari grup musik legendarirs Koes Plus dan lagu-lagu pop masa kini, diiringi tawa dan lanjut sesi foto per kelas maupun swafoto atau selfie
Ikut dinyanyikan juga secara bersama-sama, lagu Kisah Kasih di Sekolah. Lagu yang populer di tahun 1980 -an, dan diciptakan oleh Obie Mesakh ini, diplesetkan menjadi :
Kisah Kasih di ES PE GE
Resah dan gelisah
Menunggu di sini
Di Warunge Yastaji
Tempat yang kau janjikan
Ingin jumpa denganku
Walau mencuri waktu
Berdusta pada guru
Malu aku malu
Pada semut merah
Yang berbaris di dinding
Menatapku curiga
Seakan penuh tanya
“Sedang apa di sini?”
“Menanti pacar,” jawabku
Reff:
Sungguh aneh tapi nyata
Takkan terlupa
KISAH KASIH DI ES PE GE
Dengan si dia
Tiada masa paling indah
Masa-masa di ES PE GE
Tiada kisah paling indah
Kisah kasih di ES PE GE
Dilanjutkan Anjangsana
Tak terasa, suasana gembira, saling kangen , nyanyi bersama, dan foto-foto harus berakhir hingga jam 14.30 WIB.
Dijadwalkan, usai acara reuni, dalam waktu dekat akan dilanjutkan dengan agenda anjangsana ke para guru yang masih hidup sebagai bentuk penghormatan dan rasa terima kasih.
Berkat jasa para guru, yang mendidik dengan penuh kesabaran, kini para alumni SPGN Purwokerto telah menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. (Prasetiyo)