Dhafa Wahyu Ramadhan, SH, diapit ayah dan ibunya. (Foto: Dokumen pribadi/EDUKATOR)
PURWOKERTO, EDUKATOR – Suasana haru dan bangga dirasakan Dhafa Wahyu Ramadhan (22), saat namanya dipanggil sebagai lulusan terbaik Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) pada periode wisuda ke – 157, di Graha Widyatama Prof. Rubijanto Misman Unsoed Purwokerto, Selasa (10/6/2025). Dhafa–demikian panggilan akrabnya–salah satu dari 1.332 yang diwisuda. Ia lulus dengan indeks prestasi (IP) 3,89 atau Cumlaude, dengan lama studi 3 tahun 8 bulan.
Yang menarik, Dhafa bukan berasal dari SMA seperti kebanyakan teman-teman kuliahnya di FH Unsoed. Namun, Dhafa lulusan jurusan Teknik Mesin SMK Negeri 2 Purwokerto, tahun 2021. Dan ia juga bukan dari keluarga berada. Ayahnya, Narso , seorang buruh bangunan, dan ibunya, Suprapti, sebagai ibu rumah tangga.
Dhafa Wahyu Ramadhan saat diwisuda oleh Rektor Unsoed Prof Dr Ir Akhmad Sodiq M.Sc, Agr, IPU, ASEAN Eng
“Saya bisa menyelesaikan studi di FH Unsoed, karena beasiswa bidik misi/KIP kuliah.Beasiswa itu bukan hanya untuk biaya kuliah saja, tapi juga uang saku sehari-hari. Tanpanya, mungkin saya tidak bisa sampai di titik ini,” ujar Dhafa, anak kedua dari dua bersaudara yang kini tinggal di Kelurahan Arcawinangun, Kecamatan Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas kepada EDUKATOR, Jumat (13/6/2025).
Menandai akhir studinya, Dhafa, kelahiran Purwokerto 7 November 2003 ini, menulis skripsi berjudul: Hambatan Penyidikan dalam Perkara Koneksitas Tindak Pidana Penganiayaan Yang Dilakukan Oleh Oknum Prajurit dan Sipil di Sokaraja (Studi Kasus di Detasemen Polisi Militer IV/1 Purwokerto).
Dhafa Wahyu Ramadhan, SH,
Penuh Keprihatinan
Perjalanan Dhafa untuk meraih gelar Sarjana Hukum (SH), tak mudah. Lika-liku hidup ia jalani, dengan tetap semangat, meski dalam kondisi penuh keprihatinan.
Dikisahkan, dulu setelah lulus SMKN 2 Purwokerto tahun 2021, Dhafa mendaftar melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) di Undip jurusan Teknik Industri dan Teknik Mesin.
“Namun memang belum rezekinya disana, kemudian saya memutuskan untuk daftar melalui jalur SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri-red) di Unsoed, dan mengambil Hukum untuk pilihan pertama dan Pendidikan Ekonomi untuk pilihan keduanya,” ujarnya.
Selain itu, Dhafa juga mencoba peruntungan dengan mendaftar total 13 beasiswa di beberapa perguruan tinggi, termasuk politeknik. “Namun pada akhirnya pilihan saya jatuh di Hukum Unsoed,” ujar Dhafa.
Bagi Dhafa, belajar Ilmu Hukum awalnya memang tantangan besar. Pasalnya, ia berlatar belakang teknik mesin. “Tapi saya yakin, dengan niat dan kerja keras, tidak ada yang tidak mungkin,” ungkapnya.
Aktif Berkegiatan
Selama menempuh pendidikan, Dhafa tidak hanya fokus pada perkuliahan, namun aktif berkegiatan. Ia dikenal sebagai pribadi yang gigih. Ia selalu bangun sebelum subuh untuk belajar mengulas materi kuliah dan membaca buku-buku hukum.
Selain itu, ia juga bekerja paruh waktu sebagai asisten dosen dan bekerja di beberapa kafe. Ia selalu menunjukkan kemandirian dan etos kerja yang tinggi.
Dhafa juga aktif dalam organisasi mahasiswa. Ia tercatat sebagai anggota Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum Mahasiswa, serta menjadi Asisten Legal Consultan di Lembaga Pelayanan dan Pendampingan Hukum (LPPH) Fakultas Hukum Unsoed. Di sinilah Dhafa mengasah kemampuan teoritisnya dengan praktik langsung.
Ditanya rencananya selepas wisuda ini, Dhafa mengaku ingin menjadi hakim. Namun sebelum cita-cita itu terwujud, Dhafa berencana melamar pekerjaan di sejumlah perusahaan terlebih dahulu sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Kepada teman-teman seperjuangannya, Dhafa menitipkan pesan yang menggugah: “Yang paling penting, keep dreaming. Jangan lelah bermimpi karena bermimpi itu tidak akan pupus kecuali kita sendiri yang menghentikannya. Berkat mimpi ini saya bisa berdiri di sini menjadi salah satu lulusan terbaik,” ujarnya selalu optimis..”
Kisah Dhafa Wahyu Ramadhan adalah bukti nyata bahwa dengan tekad, kerja keras, dan dukungan, setiap mimpi dapat terwujud, tak peduli dari mana kita berasal atau seberapa jauh jalan yang harus ditempuh. Kisah Dhafa adalah inspirasi bagi banyak mahasiswa dan generasi muda Indonesia, untuk terus semangat mewujudkan cita-citanya. (Prasetiyo)
