Peserta Bimtek Pemurnian Galur, Budidaya dan Pascapanen untuk Mendukung Komersialisasi Sri Kawung bersama tim pengabdi
WONOSOBO, EDUKATOR–Inovasi petani pemulia asal Wonosobo kembali menorehkan prestasi membanggakan. Melalui pendampingan tim pemulia dari Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), petani Tukijap dari Kelompok Tani Sidodadi Desa Wonolelo, Kecamatan/Kabupaten Wonosobo berhasil menjadi juara utama Krenova Jawa Tengah 2025.
Ajang ini digelar oleh Badan Riset Daerah (BRIDA) Jawa Tengah, dan penghargaan diserahkan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, pada 26 September 2025 di Pameran Produk Inovasi Blora.Tim Sri Kawung bersama Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kab. Wonosobo menerima penghargaan pemenang utama Krenova Jateng 2025
Tim Kabupaten Wonosobo yang terdiri atas Tukijap, Erna Yuliyanti, dan Wisnu Ari Wibowo, S.P., hadir di Blora, didampingi Kepala Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Wonosobo, Ir. Dwiyama Satyanu Budyayu, M.Si.Alat pengemas vakum untuk mendukung komersialisasi beras Sri Kawung
Keberhasilan ini bermula dari inisiatif Tukijap bersama rekan-rekannya tiga tahun lalu dalam merakit varietas padi Sri Kawung, hasil persilangan antara Mentik Wangi dan Ketan Emas.
Awalnya, Sri Kawung dikenal memiliki warna beras putih susu, bentuk sedang agak panjang, serta rasa sangat pulen dan beraroma wangi. Namun, seiring waktu, karakter unggul tersebut memudar akibat proses persilangan yang tidak diikuti seleksi memadai. Kondisi ini menimbulkan keresahan di kalangan petani pemulia dan mendorong perlunya pendampingan akademik.
“Pendampingan ini bertujuan mengembalikan karakter unggul padi Sri Kawung agar berdaya hasil tinggi, tahan cekaman, dan berkualitas prima,” ujar Kepala Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Bioteknologi Faperta Unsoed, Dr. Dyah Susanti, S.P., M.P kepada EDUKATOR di Purwokerto, Sabtu (4/10/2025).
Program pendampingan tersebut dilaksanakan di bawah skema Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, (DPPM Kemendiktisainstek) yang mendukung kegiatan Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM).
Tim Unsoed yang diketuai Dr. Dyah Susanti beranggotakan Prof. Ir. Totok Agung Dwi Haryanto, M.P., Ph.D., Dr. Ir. Ponendi Hidayat, M.P., dan Rama Adi Pratama, S.P., M.P. Mereka memberikan bimbingan teknis tentang pemurnian galur padi, karakterisasi varietas, hingga teknologi pengemasan beras.
Selain memperkuat aspek pemuliaan, tim Unsoed juga memperkenalkan teknologi budidaya presisi dan pengemasan vakum modern untuk mendukung komersialisasi produk Sri Kawung.
Penyerahan bantuan alat pengemas vakum untuk mendukung komersialisasi beras Sri Kawung
Dalam kegiatan tersebut, para petani menerima pelatihan langsung dari praktisi sekaligus penyerahan perangkat mesin pengemas vakum oleh Toto Ardianto, S.P., M.P. “Peserta sangat antusias karena pelatihan ini membuka wawasan baru dalam pengemasan dan pemasaran beras berkualitas,” ujar Dyah Susanti.Pelatihan pengemasan vakum beras Sri Kawung bagi kelompok tani Sidodadi dan penyuluh BPP Sri Handayani
Dyah Susanti juga mengatakan, kolaborasi lintas sektor menjadi model pengembangan agroindustri berbasis potensi lokal di Wonosobo ini. “Sinergi antara akademisi, pemerintah, dan petani membuktikan bahwa inovasi lokal bisa bersaing secara nasional. Keberhasilan ini menjadi angin segar bagi petani pemulia untuk terus berkarya,” ujarnya.
Berdaya Saing Nasional
Secara paralel, sejak Juni hingga Desember 2025, tim Unsoed bersama Balai Penyuluhan Pertanian/BPP Sri Handayani Kecamatan Wonosobo melakukan pendampingan lapangan untuk pemurnian galur Sri Kawung.
Kegiatan ini sekaligus menjadi bagian dari penyusunan deskripsi varietas yang akan diajukan ke Pusat Perlindungan Varietas Tanaman Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Langkah ini diharapkan menghasilkan varietas legal dan berdaya saing nasional.
Koordinator BPP Sri Handayani, Erna Yuliyanti, S.P., menyampaikan bahwa pendampingan dan dukungan teknologi ini memperkuat kapasitas petani Wonosobo.
“Kami melihat semangat Tukijap dan kelompoknya meningkat luar biasa. Mereka kini memahami pentingnya teknologi seleksi dan pengemasan untuk menghadapi pasar yang lebih luas,” ujarnya.
Hasil pendampingan akademisi bersama Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Wonosobo akhirnya membuahkan hasil gemilang. Sri Kawung terpilih sebagai pemenang utama Krenova Kabupaten Wonosobo, lalu melaju ke tingkat provinsi dan kembali meraih juara utama di Krenova Jawa Tengah 2025.
Pada Pameran Produk Inovasi di Blora, Kabupaten Wonosobo menampilkan tanaman padi Sri Kawung hasil seleksi serta beras kemasan vakum yang dihasilkan dari program pendampingan PKM. Produk tersebut menjadi simbol sinergi antara pemerintah daerah, akademisi, dan petani, sekaligus menegaskan pentingnya riset terapan bagi kemandirian pangan daerah.(Alief Einstein/Prs)