*Angkat Pangeran Diponegoro Dalam Prangko
Naksyavanda Arya Zaki Wahyudi dengan karyanya yang mampu menembus International Art Exhibition “The Little Things: Stamp Reimagined” yang digelar Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.(Foto: Dokumentasi pribadi/EDUKATOR)
PURBALINGGA, EDUKATOR – Karya gambar bertajuk “Pangeran Diponegoro Melawan Kolonialisme” hasil goresan Naksyavanda Arya Zaki Wahyudi, murid kelas XII SMA Negeri 1 Purwokerto, berhasil lolos seleksi dan dipamerkan dalam ajang International Art Exhibition “The Little Things: Stamp Reimagined” yang digelar Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Menurut sang ayah sekaligus pelatih, Andi Wahyudi, S.Sn., karya tersebut lahir dari ketekunan putranya dalam menggali sejarah perjuangan bangsa.
“Anak saya ingin menampilkan sisi heroik Diponegoro, agar generasi muda tidak melupakan semangat perjuangan melawan penjajahan,” ujar Andi yang juga guru Seni Budaya SMAN 1 Bukateja, Purbalingga saat ditemui EDUKATOR di rumahnya Desa Karangnangka, Kecamatan Mrebet, Purbalingga, Minggu (7/9/2025).
Naksyavanda Arya Zaki Wahyudi menghasilkan karyanya itu di bawah bimbingan sang ayah. “Dalam karya itu, saya menggambarkan sosok Pangeran Diponegoro menunggang kuda hitam kesayangannya, Kyai Gentayu, sambil mengibarkan panji perang. Ekspresi wajah yang tegas mencerminkan semangat anti-kolonialisme,” ungkap Naksyavanda, kelahiran Purbalingga, 26 Juni 2007,
Ilustrasi ini, lanjutnya, merujuk pada Perang Jawa (1825–1830), salah satu perlawanan terbesar terhadap pemerintah kolonial Belanda. Keberhasilan Naksyavanda menembus pameran internasional diakui sang ayah menjadi kebanggaan keluarga, sekaligus motivasi bagi pelajar lain untuk terus berkreasi melalui seni.
Diikuti 160 Karya
Pameran “The Little Things: Stamp Reimagined” sendiri diikuti 160 karya seniman dan pelajar dari berbagai negara, dengan tujuan mereinterpretasi prangko sebagai medium seni sekaligus simbol budaya.
Sebagai bentuk penghargaan, seluruh karya terpilih diwajibkan mengirimkan versi fisik untuk ditampilkan secara langsung dalam ruang pameran. Hal ini bertujuan agar pengunjung dapat merasakan detail visual sekaligus kekuatan ekspresi yang dibangun setiap peserta.
Seniman Mancanegara
Selain menampilkan karya pelajar, pameran juga menghadirkan karya dari seniman profesional mancanegara, termasuk dari Malaysia, Hungaria, Italia, Prancis, dan Austria. Kolaborasi lintas negara ini menunjukkan bahwa tema prangko mampu menjadi medium pemersatu lintas generasi dan budaya.
Bagi Naksyavanda, kesempatan mengikuti pameran internasional menjadi pengalaman berharga. Ia berharap karyanya tidak hanya diapresiasi sebagai seni visual, tetapi juga sebagai sarana edukasi untuk mengingatkan generasi muda akan jasa para pahlawan bangsa. (Prasetiyo)