*Mahasiswa Faperta Unsoed Diajak Wujudkan Cita-cita NasionalDosen Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Faperta Unsoed) Prof. Ir. Totok Agung Dwi Haryanto, M.P., Ph.D.(Foto: Bayu Riski/EDUKATOR)
PURWOKERTO, EDUKATOR – Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Faperta Unsoed) Prof. Ir. Totok Agung Dwi Haryanto, M.P., Ph.D. menegaskan, sektor pertanian memiliki peran strategis dalam mewujudkan cita-cita nasional, yakni merdeka, bersatu, berdaulat , adil dan makmur.
Untuk itu, kepada para mahasiswa, khususnya mahasiswa baru Fakultas Pertanian Unsoed, untuk semangat belajar, membangun negara Indonesia mewujudkan cita-cita nasional.
“Kedaulatan pangan adalah pilar utama ketahanan nasional, dan pertanian menjadi pondasi strategis yang sangat penting untuk mewujudkan cita-cita nasional itu,” tegas Prof. Totok Agung Dwi Haryanto saat memberikan kuliah umum di depan 1000 lebih mahasiswa baru D-3 dan S-1 Fakultas Pertanian Unsoed tahun akademik 2025/2026, di Gedung Graha Widyatama Prof. Rubijanto Misman Unsoed Purwokerto, Jumat, (15/8/2025).
Mahasiswa baru Faperta Unsoed tahun akademik 2025/2026. (Foto: Bayu Rizki/EDUKATOR)
Selain Prof Totok Agung, ikut juga memberikan kuliah umum Mayjen TNI (Purn) Fulad, yang juga mahasiswa S3 Ilmu Pertanian Unsoed. Bertindak sebagai pemandu dalam kuliah umum ini, Dr Agus Riyanto, SP, M.Si, ketua jurusan Agroteknologi Faperta Unsoed.
Hadir juga dalam kesempatan itu, Dekan Fakultas Pertanian Unsoed Prof. Dr. Ir. Sakhidin, M.P, dan sejumlah dosen lainnya.Dari kiri ke kanan: Dr Agus Riyanto, SP, M.Si(ketua jurusan Agroteknologi Faperta Unsoed), Dekan Faperta Unsoed, Prof. Dr. Ir. Sakhidin, M.P, Mayjen TNI (Purn) Fulad (Mahasiswa S3 Ilmu Pertanian Unsoed), dan dosen Faperta Unsoed Prof. Ir. Totok Agung Dwi Haryanto, M.P., Ph.D.(Foto: Bayu Rizki/EDUKATOR)
Dalam paparannya berjudul “Pendidikan Tinggi Pertanian di Era Digital dan Revolusi Industri”, Prof. Totok mengingatkan para mahasiswa agar tidak memiliki pandangan sempit tentang dunia pertanian.
Ia mendorong para mahasiswa untuk tidak hanya berpikir menjadi petani di sawah, melainkan juga berani menjadi pengusaha di sektor hulu, seperti pengusaha pupuk, benih, dan varietas unggul.
Saat ini, Faperta Unsoed sendiri telah banyak menciptakan varietas unggul kedelai dan padi, sehingga memberikan kontribusi yang luas bagi pembangunan pertanian di Indonesia.
Lebih jauh, Prof. Totok menyoroti bahwa dunia pertanian saat ini tidak lagi konvensional, tetapi telah bertransformasi ke arah revolusi industri 4.0. Hal ini terlihat dari penggunaan teknologi canggih seperti drone untuk pemantauan tanaman, mekanisasi modern, dan sistem agribisnis yang terintegrasi. Mahasiswa diharapkan dapat menguasai teknologi ini agar bisa bersaing dan memajukan sektor pertanian.
Dalam kerangka tersebut, Prof. Totok juga menjelaskan skema kerja sama antara pemerintah, swasta, dan lembaga riset. Pemerintah berperan dalam regulasi, sementara swasta melakukan investasi.
Dijelaskan, lembaga inovasi dan teknologi, seperti yang terdapat di Unsoed, berperan penting dalam menghasilkan benih, varietas, dan teknologi baru yang kemudian diaplikasikan oleh petani. Proses ini mengalir dari produksi hingga pemasaran, baik di pasar domestik maupun internasional, dengan dukungan teknologi dan manajemen yang handal.
Nilai-nilai Jenderal Soedirman
Sebagai penutup, Prof. Totok mengingatkan para mahasiswa untuk memegang teguh nilai-nilai Jenderal Soedirman dan nilai-nilai pertanian. Nilai-nilai Soedirman meliputi jujur, kecerdasan intelektual, peduli, tangguh, pantang menyerah, dan resiliensi.
Sementara itu, nilai-nilai pertanian yang harus dipegang adalah kerja keras, ulet, peduli, tangguh, pantang menyerah, dan nasionalisme. Dengan memadukan kedua nilai ini, ia berharap para mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang membawa kemajuan bagi pertanian Indonesia.
Prof Totok juga memotivasi kepada para mahasiswa agar tidak takut gagal. Mengangkat analogi “bebek naik tangga”, Prof. Totok memberikan pesan inspiratif kepada para mahasiswa. “Jangan pernah putus asa. Teruslah berusaha. Gagal itu biasa, sukses itu luar biasa,” ujar Prof Totok Agung. (Prasetiyo)