*Membantu Menghilangkan Bau Tak Sedap di RuanganPraktik membuat lilin aroma terapi atau lilin wangi
BANJARNEGARA, EDUKATOR – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler 56 Kelompok 40 UIN Saizu Purwokerto di Desa Blitar, Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara mengajari warga setempat mengolah limbah minyak jelantah menjadi lilin aroma terapi atau lilin wangi. Kegiatan yang dikemas dalam workshop inovasi kreatif ini berlangsung di Balai Desa Blitar, Kamis (31/7/2025), diikuti puluhan warga setempat.
Para warga antusias belajar sekaligus mempraktikkan langsung pembuatan lilin dari limbah dapur berupa minyak jelantah, yang selama ini dibuang sia-sia.
Ketua pelaksana, Nadiya Berliana Putri menjelaskan, workshop bertema “Pemanfaatan Limbah Minyak Jelantah Menjadi Lilin Aroma Terapi” ini bertujuan mengubah pola pikir warga terhadap limbah. “Kalau dikelola dengan kreatif, minyak jelantah bisa jadi produk bernilai ekonomi,” ujarnya.
Sambutan positif datang dari Pemerintah Desa Blitar melalui Herlita Ayu Perdana, yang menyebut pelatihan ini membuka mata masyarakat akan pentingnya kepedulian lingkungan. “Ini bukan sekadar pelatihan, tapi langkah nyata untuk memberdayakan warga melalui usaha kecil berbasis limbah,” katanya.
Dua narasumber, Syofi Sabrina Amalia dan Aulia Meisya Abdullah, menyampaikan materi mengenai bahaya minyak jelantah terhadap lingkungan, serta teknik mengolahnya menjadi produk yang bermanfaat.
Dalam sesi praktik, peserta diajak mengikuti langkah-langkah sederhana dan murah untuk menyulap limbah tersebut menjadi lilin aroma terapi yang cantik dan wangi.
Bahan Membuat Lilin Wangi
Bahan yang disiapkan terdiri minyak jelantah (sudah disaring), stearin atau parafin, crayon warna (untuk pewarna alami), essential oil (seperti lavender, sereh, atau lemon) dan sumbu lilin.
Langkah-langkah Pembuatannya
Adapun langkah pembuatannya sebagai berikut: awalnya minyak jelantah disaring agar bebas dari kotoran. Setelah itu, peserta melelehkan stearin (atau parafin) bersama crayon warna di atas api kecil.
Setelah mencair, minyak jelantah ditambahkan ke dalam campuran dan diaduk rata. Untuk menambah keharuman, diteteskan beberapa tetes essential oil.
Sementara itu, sumbu lilin sudah dipasang tegak di cetakan sederhana, seperti gelas bekas atau kaleng. Campuran lilin cair kemudian dituang ke dalam cetakan, lalu didiamkan selama 1–2 jam hingga mengeras. Hasilnya, lilin aroma terapi berwarna menarik dan beraroma harum, siap dipakai atau dijual.
“Kami berharap ibu-ibu bisa memproduksi lilin secara mandiri. Selain mengurangi limbah, ini bisa jadi peluang bisnis rumahan,” jelas Syofi.
Menurut Syofi, lilin wangi ini bermanfaat membantu menghilangkan bau tak sedap di ruangan dan menggantinya dengan aroma yang menyenangkan, menciptakan suasana lebih nyaman.
Meriah
Acara yang dipandu oleh MC Mutiara Putri Kenasih ini berlangsung meriah. Sesi praktik menjadi bagian yang paling diminati, apalagi ditutup dengan kuis berhadiah yang menghidupkan suasana.
Salah satu peserta, Ibu Tuimah, mengaku sangat senang mengikuti pelatihan ini. “Senang sekali dapat ilmu baru. Siapa tahu nanti bisa jadi usaha dan membuka lapangan kerja di desa,” tuturnya penuh semangat.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa ide kreatif anak muda dapat menyatu dengan semangat pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat desa.(Muji Pras/Prs)