*Korban Rugi Rp 10 Juta, Warga Diimbau WaspadaSekretaris Daerah (Sekda) Banyumas, Agus Nur Hadie menunjukkan chat WhatsApp yang mencatut namanya untuk penipuan
PURWOKERTO, EDUKATOR – Nama Sekretaris Daerah (Sekda) Banyumas, Agus Nur Hadie, kembali dicatut oleh pelaku penipuan dengan modus bantuan renovasi masjid dan musholla. Peristiwa ini merupakan yang kelima kalinya terjadi, dan kali ini seorang takmir masjid di Purwokerto Timur menjadi korban dengan kerugian mencapai Rp10 juta.
“Untuk yang kesekian kalinya, atau kelima kali ini, nama saya digunakan untuk penipuan dengan dalih bantuan masjid atau musholla. Bahkan seorang takmir salah satu masjid di Purwokerto, telah menjadi korban,” kata Agus Nur Hadie di Purwokerto, Selasa (30/9/2025).
Kasus bermula saat korban yang juga bernama Agus, warga Kelurahan Kranji, menerima pesan WhatsApp dari nomor tidak dikenal dengan foto profil dan nama Sekda Banyumas.
Pelaku memperkenalkan diri sebagai Agus Nur Hadie dan meyakinkan korban melalui panggilan telepon. Karena percaya sedang berbicara dengan Sekda, korban akhirnya mentransfer Rp 10 juta ke rekening yang disebut sebagai rekening panti asuhan.
Agus menjelaskan penipuan serupa sudah terjadi sekitar empat hingga lima kali, namun baru kali ini ada korban yang benar-benar mentransfer uang. “Kasus penipuan dengan modus seperti ini sudah terjadi sekitar 4–5 kali, namun baru kali ini yang memakan korban,” jelasnya.
Agus Nur Hadie juga mengungkapkan bahwa dirinya pernah melaporkan kasus serupa ke Polres dua tahun lalu. “Sudah beberapa kali, bahkan saya pernah melaporkan ke Polres, dan berhasil terlacak di salah satu warnet sekitar Unsoed. Namun setelah terdeteksi, penipu langsung hilang,” ujarnya.
Atas kejadian ini, Agus meminta maaf dan mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya terhadap pihak yang mengatasnamakan dirinya.
“Saya hanya punya satu nomor WhatsApp, selain itu tidak ada. Kalau ragu, bisa konfirmasi ke pejabat Pemda, ke camat, kepala desa, atau Kabag Humas. Jadi jangan langsung direspons,” tegasnya.
Ia menambahkan, masyarakat perlu lebih waspada agar kejadian serupa tidak terulang kembali, terlebih dengan maraknya modus penipuan yang menggunakan nama pejabat.(Prasetiyo)