*Tampilkan 25 Karya Baru
PURBALINGGA, EDUKATOR--Nur Agustus, S.Pd., perupa dan guru Seni Budaya SMA Negeri 1 Kejobong, Purbalingga menggelar pameran tunggal ke-7 bertajuk “Netes”. Pameran digelar di sepanjang Gang Calvari, Kelurahan Bancar, Kecamatan Purbalingga atau di belakang Balai Kelurahan Bancar, mulai hari Jumat -Selasa(8-12/8/2025).
Pameran dibuka oleh Kabid Pariwisata Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Purbalingga, Sumarsono, S.Sos.Nur Agustus S.Pd (kiri) dan Kabid Pariwisata Dinporapar Kabupaten Purbalingga Sumarsono, S.Sos.
“Kami mengapresiasi pameran ini sebagai proses kreatif dari seorang Nur Agustus, perupa yang sudah tidak asing lagi di Purbalingga. Dan kami berharap, masyarakat bisa menyaksikan pameran ini,” ujar Sumarsono yang akrab disapa Umang saat membuka pameran, Jumat (8/8/2025).
Sebanyak 25 lukisan terbaru karya Nur Agustus yang dipamerkan, terdiri dari berbagai ukuran mulai 35×45 cm hingga 200×140 cm.
Selain karya terbaru, turut ditampilkan satu karya tahun 1992 sebagai bagian dari napak tilas perjalanan kreatif sang perupa. Seluruh karya dalam pameran ini dipasarkan untuk umum, dengan beberapa karya telah terjual sejak hari pertama. Harga lukisan bervariasi, menyesuaikan ukuran dan kompleksitas visualnya. Kisaran harganya Rp 750.000,- hingga termahal Rp 17.500.000,-.Salah satu karya Nur Agustus
“Tema Netes saya pilih sebagai simbol keberhasilan proses panjang dan konsistensi dalam berkarya. Seperti telur yang menetas, karya-karya ini akhirnya menemukan momentumnya untuk hadir dan diapresiasi,” ungkap Nur Agustus, yang sudah 29 tahun menjadi guru ini kepada EDUKATOR.
Menurut Nur Agustus, pameran ini sekaligus menjadi bentuk perlawanan terhadap rasa malas sekaligus perayaan atas kelahiran ide-ide baru.
Sejak 2019, Nur Agustus rutin menggelar pameran tunggal setiap tahun, bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang jatuh pada 9 Agustus.
Karya-karya yang dipamerkan kali ini mengangkat berbagai tema kehidupan dan lingkungan.
Pameran ini terbuka untuk umum dan diharapkan menjadi ruang apresiasi seni rupa bagi masyarakat, sekaligus pemantik semangat berkesenian di Purbalingga.
Nur Agustus berharap, melalui pameran ini, publik dapat “melepas rindu” terhadap karya-karya seni yang lahir dari konsistensi dan kejujuran proses kreatif.(Prasetiyo)