*Empat sektor Kunci Dorong Ekonomi BanyumasFoto bersama peserta Lokakarya dan Konsultasi Publik program Integrated City Planning (ICP)
BANYUMAS, EDUKATOR--Purwokerto sebagai ibukota Kabupaten Banyumas ditetapkan sebagai salah satu dari 10 kota di Indonesia yang menjadi percontohan program Integrated City Planning (ICP). Dalam pengembangannya, diproyeksikan ada empat sektor utama yaitu Kawasan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Kota Baru Gerilya–Soedirman, Kota Lama Banyumas, serta Kawasan Industri Wangon.
Program ini diharapkan mampu menjadikan Purwokerto sebagai kota masa depan yang bertransformasi, berdaya saing, dan berkelanjutan.
Lokakarya dan Konsultasi Publik penyepakatan delineasi (penentuan batas lokasi pilot area), selected area (kawasan terpilih), dan major project (proyek utama) ICP, digelar Kamis (2/10/2025) di Aula Kecamatan Banyumas.
Acara ini dihadiri langsung Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono, Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur Wilayah II Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Airlangga Mardjono, Kepala Bappedalitbang Banyumas, para kepala OPD, akademisi, BUMN, BUMD, asosiasi pengusaha, hingga unsur masyarakat. Sementara jajaran Dirjen Bina Pembangunan Daerah, Bina Marga, dan Cipta Karya Kementerian PU turut hadir secara daring.
Airlangga Mardjono menyampaikan, Purwokerto mendapat titik pengembangan paling banyak dibanding kota lain dalam program ICP. “Salah satu kandidat pilot area adalah Kawasan Kota Lama Banyumas. Kemudian kita akan bergerak ke kawasan pendidikan di Unsoed dan kota baru Gerilya–Soedirman,” ujarnya.
Investasi
Menurutnya, kegiatan ini sekaligus membahas simulasi investasi atau Demonstration of Investment sebagai dasar pemerintah pusat dan daerah untuk menawarkan proyek melalui skema creative financing.
“Kami berharap ada masukan dari pelaku usaha, perbankan, maupun asosiasi agar dapat berkolaborasi. Tujuannya untuk menggerakkan lebih banyak investasi masuk ke Kabupaten Banyumas,” paparnya.Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono saat memberikan sambutan
Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono mengaku bersyukur Purwokerto terpilih sebagai pilot ICP. “Alhamdulillah kita Banyumas dapat kehormatan mendapat empat titik. Ada kawasan Jalan Bung Karno, Unsoed, Kota Lama Banyumas sebagai kawasan pariwisata dan budaya, serta yang terkait jalan tol Pejagan–Cilacap dengan kawasan industri,” tuturnya.
Menurut Sadewo, Purwokerto merupakan pusat pendidikan di wilayah Jawa Tengah bagian selatan, bahkan menjadi rujukan Jawa Barat dan Jawa Timur bagian barat. “Itu harus kita kembangkan, termasuk Jalan Bung Karno dan kawasan kota lama. Kalau kita bikin perencanaan sendiri biayanya pakai APBD. Ini perencanaannya diinisiasi oleh Kementerian PU, dilakukan oleh Kementerian PU, dan dibiayai oleh Kementerian PU,” ujarnya.
Ia juga menegaskan pentingnya sinergi dalam forum ini. “Rencana tata kota terpadu dan komprehensif merupakan pondasi pembangunan yang berkelanjutan,” ujarnya.
Oleh karena itu, Bupati Sadewo berharap bahwa FGD ini ada masukan-masukan dari masyarakat dan semua stakeholder yang terkait, sehingga bisa menghasilkan perencanaan yang menguntungkan bagi masyarakat Banyumas,” ucapnya.
Lebih lanjut, Sadewo menilai momentum konsultasi publik ini harus dijadikan wadah menampung ide kreatif dari semua pihak.
Ia juga menambahkan, keberadaan jalan tol Pejagan–Cilacap akan membuka aksesibilitas yang lebih luas, mempercepat arus barang dan jasa, serta memperbesar peluang investasi.
“Dengan dukungan dan sinergi yang kuat, saya yakin perencanaan ini tidak hanya berhenti pada konsep, tetapi bisa diwujudkan dalam program dan investasi nyata bagi masyarakat Banyumas,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bappedalitbang Banyumas Dedy Noerhasan menyebut kegiatan ini merupakan bagian dari pentahapan ICP. “Tahun ini kita fokus menuntaskan perencanaan. Selanjutnya akan dikembangkan kolaborasi pembiayaan agar implementasi berjalan sesuai harapan,” pungkasnya.
ICP merupakan bagian dari National Urban Development Project yang menjembatani perencanaan tata ruang dengan realisasi investasi.
Sepuluh kota di Indonesia yang dipilih sebagai percontohan atau pilot dalam program ICP, yakni Purwokerto, Bukittinggi, Belitung, Semarang, Samarinda, Pontianak, Morowali, Konawe, Ambon, Weda, dan Sorong. (Prasetiyo)