*Ajang Pelestarian Bahasa dan Budaya Jawa
Perwakilan kabupaten/kota menerima penghargaan atas partisipasinya dalam menyukseskan FTBI Provinsi Jateng
SURAKARTA, EDUKATOR – Ribuan pelajar dari jenjang SD dan SMP se-Jawa Tengah antusias mengikuti pembukaan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2025 yang digelar di Graha Saba Buana, Surakarta, Selasa (14/10/2025) sore.
Kegiatan yang berlangsung hingga hari Kamis (16/10/2025) ini menjadi puncak dari program revitalisasi bahasa daerah yang diinisiasi Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah (BBP Jateng) untuk melestarikan dan menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap bahasa Jawa.
Ada tujuh cabang yang dilombakan dalam FTBI, yakni Sesorah (pidato), Geguritan (puisi Jawa), Dongeng, Macapat, Ndhagel Tunggal (komedi tunggal), Menulis Aksara Jawa, dan Nyerat Cerita Cekak (cerpen Jawa). Ketujuh cabang tersebut terbagi dalam dua kategori, putra dan putri.
Kontingen Kabupaten Purbalilngga jenjang SMP ikut menyukseskan FTBI Jateng
Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Dwi Laily Sukmawati mengemukakan, FTBI bukan sekadar lomba, melainkan hasil dari proses panjang pembinaan bahasa daerah.
“Acara puncak ini tidak serta merta ada, tetapi melalui rangkaian kegiatan revitalisasi yang kami mulai dari diskusi pakar, pelatihan guru utama, hingga pelaksanaan FTBI di tingkat kabupaten/kota,” jelasnya.
Menurut Dwi, tujuan utama FTBI adalah menumbuhkan kecintaan dan kebanggaan pelajar dalam menggunakan bahasa ibu dalam kehidupan sehari-hari, serta mengasah kemampuan berbahasa dan bersastra Jawa.
“Bahasa daerah bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga wadah nilai-nilai luhur, identitas, dan jati diri bangsa,” tegasnya.
Ribuan pelajar menulis geguritan massal untuk pecahkan Rekor MURI menulis geguritan terbanyak
Pemecahan Rekor MURI
Selain kompetisi, acara ini juga mencatat prestasi membanggakan melalui pemecahan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk penulisan geguritan terbanyak oleh 1.120 pelajar, guru dan masyarakat.
“Kegiatan ini untuk memunculkan semangat baru di kalangan pelajar agar semakin mencintai dan mengembangkan bahasa Jawa,” ujar Dwi Laily.
Pembukaan FTBI dilakukan secara resmi oleh Wakil Wali Kota Surakarta, Astrid Widayani, dengan pemukulan gong. Dalam sambutannya, Astrid menegaskan pentingnya FTBI sebagai gerakan kebudayaan yang menanamkan nilai cinta dan kebanggaan terhadap bahasa daerah.
“Saya rasa kegiatan ini bukan sekadar lomba, melainkan sebuah gerakan kebudayaan yang menumbuhkan rasa cinta dan bangga kita terhadap bahasa daerah, khususnya bagi generasi penerus bangsa,” ujarnya.
Acara pembukaan juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Dr. Sadimin, S.Pd., M.Eng, para kepala dinas pendidikan kabupaten/kota, perwakilan MURI, dewan juri, serta ratusan peserta dan guru pendamping.
Sebagai bentuk apresiasi, Balai Bahasa Jateng memberikan penghargaan kepada para Kepala Dinas Pendidikan se-Jawa Tengah yang dinilai aktif dalam mendukung pelestarian bahasa daerah. Acara semakin meriah dengan penampilan seni dari MGMP Bahasa Jawa SMP Surakarta yang menampilkan kreativitas siswa dalam memadukan bahasa dan budaya Jawa.
Pakta Integritas Juri
Rangkaian kegiatan FTBI juga diwarnai penandatanganan pakta integritas oleh para juri sebagai komitmen menjaga objektivitas dan profesionalitas penilaian lomba.(Prasetiyo)
