*Kembangkan Minyak Atsiri dan Agroforestry
PURWOKERTO, EDUKATOR – Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) akan menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan PT Bhakti Tidar Sembilan Satu pada Selasa, 15 Juli 2025 di kantor LPPM Unsoed. Kesepakatan ini berfokus pada pengembangan komoditas minyak atsiri dan penguatan model agroforestry berbasis riset serta pemberdayaan masyarakat.
Penandatanganan akan dilakukan oleh Ketua LPPM Unsoed, Prof. Dr. Ir. Elly Tugiyanti, M.P., IPU., ASEAN Eng., bersama Direktur PT Bhakti Tidar Sembilan Satu, Brigjen TNI (Purn) Dani Suripto, S.I.P., M.Si. Inisiatif ini diinisiasi oleh Dr. rer. nat. Ir. Djeimy Kusnaman, M.Sc., dosen Fakultas Pertanian yang juga koordinator program.
Direncanakan hadir Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat (Aster Kasad) Mayjen TNI Joko Hadi Susilo sebagai bentuk dukungan strategis TNI AD terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan.
Sinergi Riset, Industri, dan Petani
Kolaborasi ini merupakan bagian dari Program Kolaboratif Manajemen dan Peningkatan Kapasitas Penelitian dan Pengabdian yang dipusatkan di Kecamatan Takokok, Kabupaten Cianjur. Proyek akan dikelola bersama tim lintas keilmuan dari Fakultas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Unsoed.
“Penandatanganan ini menegaskan komitmen kami memadukan riset kampus dengan kebutuhan industri dan masyarakat,” ujar Dr. Djeimy Kusnaman kepada EDUKATOR, Kamis (10/7/2025).
Menurutnya, pendekatan agroforestry—yang mengintegrasikan tanaman minyak atsiri dengan komoditas kehutanan—diharapkan mampu memulihkan lahan, meningkatkan keanekaragaman hayati, serta menciptakan pendapatan berkelanjutan bagi petani.
Lahan percontohan di Indesso
Selanjutnya Dr Djeimy Kusnaman mengemukakan, fokus program pengembangan minyak atsiri ini ,melalui pendekatan agroforestry yang berkelanjutan dan berpihak pada petani. Salah satu tujuan utama program ini adalah melakukan seleksi varietas tanaman penghasil atsiri yang adaptif terhadap kondisi lahan hutan rakyat.
Proses seleksi ini dilakukan dengan pendekatan good agricultural practices (GAP), serta diintegrasikan dengan skema kemitraan yang menjamin harga jual yang adil bagi petani.
Model agroforestry yang diterapkan dalam program ini, lanjutnya, mencakup penanaman pohon tegakan secara berselang-seling dengan tanaman penghasil atsiri. Dan tata kelola tanaman dilakukan dengan dukungan pelatihan teknik silvikultur terpadu, yang bertujuan untuk menjaga kesuburan tanah dan keberlanjutan sumber daya air di lahan pertanian.
Tak hanya berhenti pada aspek budidaya, program ini juga menekankan peningkatan kapasitas petani melalui pelatihan, pembinaan, dan pendampingan teknis.
Selain itu, dilakukan pula pendampingan kelembagaan koperasi, agar para petani dapat memiliki posisi tawar yang lebih kuat di pasar serta mendapatkan akses yang lebih baik terhadap rantai nilai produksi minyak atsiri.
Kunjungan Awal
Sementara itu, pada Kamis, 3 Juli 2025 lalu, tim Unsoed bersama mitra telah melakukan kunjungan awal ke pabrik Indesso di Baturraden, Banyumas. Dalam kesempatan itu, PT Bhakti Tidar Sembilan Satu diwakili oleh Buang Adri Aprianus, sementara dari pihak LPPM Unsoed hadir langsung Dr. Djeimy Kusnaman. Rombongan diterima oleh Arianto Mulyadi, selaku Director of Corporate Communication & Sustainability PT Indesso Primatama.
Melalui kunjungan dan kerjasama ini, diharapkan mempercepat hilirisasi produk pertanian berupa minyak atsiri, sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat lokal melalui pola agroforestry yang ramah lingkungan.(Prasetiyo)