PURWOKERTO, EDUKATOR--Meskipun saat ini menjabat sebagai Komandan Detasemen Mabes TNI, namun Brigjen TNI Lin Nofrianto juga menekuni bidang agribisnis. Hal ini ditunjukkan pria kelahiran Palembang 20 November 1973 ini, sedang menempuh pendidikan di Magister Agribisnis Pascasarjana Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.
Pada hari Sabtu (15/3/2025), di Ruang Cempaka Lantai 2 Gedung Pascasarjana Unsoed, Pak Lin–demikian Perwira Tinggi TNI AD alumni Akademi Militer (Akmil) 1996 dan mahir di bidang zeni ini–menjalani seminar Proposal Tesis.Brigjen TNI Lin Nofrianto foto bersama dosen pembimbing dan dosen penguji usai sidang proposal tesis. (Foto : Bayu Rizki/EDUKATOR)
Tesis yang ditulisanya berjudul “Analisis Keberlanjutan Usaha Tani Durian di Kecamatan Kemranjen, Banyumas”. Penelitiannya ini, dibimbing oleh dua dosen pembimbing, yakni Prof Dr Adhi Iman Sulaiman SIP, M.Si dan Ir Novie Andri Setianto, S.Pt M.Sc, PhD, IPU. Sedangkan dua dosen pengujinya, Dr Ir Irene Kartika Eka Wijayanti, SP, MP dan Dr Budi Dharmawan SP, M.Si, Ph.D.Suasana sidang proposal tesis Brigjen TNI Lin Nofrianto. (Foto: Bayu Rizki/EDUKATOR)
Lin Nofrianto memaparkan, durian Kromo Banyumas atau dikenal dengan Durian Bawor, merupakan komoditas durian lokal unggulan dan telah menjadi ikon Kabupaten Banyumas.
Bardasarkan data statistik, produksi durian di Kabupaten Banyumas mencapai 95.425,93 kuintal pada 2023. Wilayah produksi tertinggi di Kecamatan Kemranjen, dengan produksi mencapai 28.757 kuintal atau 30,13 % dari total produksi..
Namun, lanjut Lin Nofrianto, ditinjau dalam periode 2019-2023, produksi durian di Kecamatan Kemranjen–sentra durian di Banyumas–menurun drastis. Yakni hanya mencapai 40,01 persen atau 20.834 kuintal.
“Turunnya produksi durian ini, diikuti dengan semakin berkurangnya jumlah pohon, dan menurunnya produktivitas per pohon,” jelas Lin Nofrianto.
Menanggapi kenyataan ini, lanjut Lin Nofrianto, usaha tani durian di Kecamatan Kemranjen perlu diarahkan pada pengelolaan pertanian yang berkelanjutan.
“Keberlanjutan pengelolaan usaha tani penting untuk diterapkan, guna menciptakan pertanian yang tangguh dan adaptif,” ujarnya.
Keberlanjutan usaha tani, menurut Lin Nofrianto, dapat dicapai melalui lima area yang saling berkaitan. Yakni meliputi dimensi ekonomi, sosial, lingkungan, teknologi dan kelembagaan.
“Untuk itu, penelitian mengenai keberlanjutan usaha tani durian di Kecamatan Kemranjen sangat penting dilakukan,” ujar Lin Nofrianto. (Prasetiyo)