CLC Raih Anugerah Kebudayaan Indonesia

by -2349 Views
Drektur CLC Purbalingga Bowo Leksono (nomor dua dari kanan) saat menerima Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI).

PURBALINGGA, EDUKATOR–Cinema Lovers Community (CLC)–sebuah komunitas penggiat film di Purbalingga– meraih penghargaan Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) 2023 kategori Media dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek).

Penyerahan penghargaan berlangsung pada malam puncak AKI, yang bertema “Para Perawat Harmoni”, Jumat malam (27/10/2023) di Jakarta. Kegiatan itu sebagai rangkaian Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI)

Selain CLC, ada puluhan penerima penghargaan lainnya.

Direktur CLC Purbalingga Bowo Leksono mengatakan, anugerah ini merupakan dukungan sekaligus tantangan. ”Dukungan karena selama belasan tahun kami berkarya diakui negara dan tantangan agar kami tidak berhenti sampai di sini. Masih banyak dan makin luas peran media dalam hal ini film dalam mendampingi perkembangan di masyarakat,” tuturnya usai menerima anugerah.

Untuk kategori Media, penerima AKI selain CLC Purbalingga, juga Metro TV, TVRI Jawa Timur, dan Asisi Channel. Keempat lembaga media ini dianggap turut aktif menyebarkan kebudayaan kepada masyarakat.

Usai memberi hadiah, Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Sosial, Ekonomi, dan Budaya Kemenkominfo Wijaya Kusumawardhana menganggap apa yang dilakukan CLC Purbalingga selama ini luar biasa. ”Dengan film, selama belasan tahun, anak-anak muda di Purbalingga mampu dan terus mengangkat banyak hal dengan yang ada di kehidupan masyarakat,” jelasnya.

Sementara itu, CLC Purbalingga (Yayasan Gairah Sinema Muda) dengan program Festival Film Purbalingga (FFP) berkesempatan diundang mengikuti rangkaian kegiatan KKI 2023 pada 23-27 Oktober 2023.

Menurut Direktur Program FFP Nur Muhammad Iskandar, KKI 2023 bertujuan mengumpulkan aspirasi dari pemangku kepentingan dalam bidang kebudayaan. ”Seribu partisipan lebih pada gelaran KKI kali ini menyoroti penataan kelembagaan kebudayaan. Organisasi kebudayaan yang berada di level bawah menjadi kunci pemajuan kebudayaan di akar rumput,” ujarnya yang ditugaskan mengikuti KKI.

FFP juga diundang mengikuti sekaligus berkesempatan melakukan presentasi kegiatan di Simposium Ekonomi Budaya Palugada Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) pada 24-25 Oktober 2023.

Direktur FFP Nanki Nirmanto yang bertugas mempresentasikan kegiatan FFP pada simposium mengatakan, ini tahun penting dalam perkembangan film Purbalingga karena FFP berkesempatan membagi pengalaman perjalanan FFP.

“Dalam simposium ini, kami menekankan begitu pentingnya mengelola sistem regenerasi SDM dalam sebuah organisasi kebudayaan seperti CLC Purbalingga sebagai pengelola FFP, karena itu menjadi salah satu kunci FFP bertahan selama ini hingga usianya ke-17. Hal ini menjadi penting karena kecenderungan kegiatan budaya yang inisiasinya datang dari masyarakat tidak bertahan lama,” ujarnya. (*/Prasetiyo)