*Dari Jalan Sehat hingga Aneka Lomba Penuh Gelak Tawa
Jalan Sehat Warga RW 10, Kelurahan Wirobrajan, Kota Yogyakarta. Minggu (10/8). Foto: Budi Santoso
YOGYAKARTA, EDUKATOR — Lebih dari 300 warga RW 10 Kelurahan Wirobrajan, Kemantren Wirobrajan, Kota Yogyakarta memadati halaman Polsek Wirobrajan, Minggu (10/8/2025) pagi. Warga yang berasal dari 5 RT di wilayah itu, mengikuti jalan sehat yang menjadi pembuka peringatan HUT ke-80 RI, dengan menempun rute di sekitar Kelurahan Wirobrajan.
Sepanjang jalan, warga larut dalam kebersamaan dan persaudaraan, penuh canda serta tawa .
Setibanya di garis finish, peserta disambut hidangan teh panas, wedang jahe sere, dan snack yang disiapkan tim konsumsi di bawah koordinasi Ibu Siti Mariam.
Keceriaan berlanjut dengan Lomba Seru 17-an yang dipusatkan di wilayah RT 47 (depan Polsek Wirobrajan), sebagai tuan rumah perayaan. Sekitar 70 peserta dari lima RT di RW 10 — anak-anak, remaja, ibu-ibu, hingga bapak-bapak — berlomba dalam tiga jenis permainan: kuk geruk, mindah air pakai spon, dan tiup gelas. Dimulai pukul 08.00 hingga 12.00 WIB, lomba-lomba ini memancing antusiasme warga.
Kemeriahan lomba peringati HUT ke 80 RI RW 10, Wirobrajan, Yogyakarta. Minggu (10/8). Foto: Budi Santoso
Meski terik matahari menyengat, penonton tetap setia mendukung hingga acara berakhir, apalagi dengan pembagian doorprize yang membuat suasana makin riuh.
Dipandu dua pembawa acara, Advent Sebastian dan Dionysius Willy Prasetyo, suasana menjadi akrab dan penuh keceriaan. Kata demi kata yang mengalir kocak berhasil menghibur seluruh warga yang hadir.
Gelak Tawa Penonton
Tidak hanya peserta yang bersemangat, penonton pun larut dalam keceriaan. Gelak tawa pecah setiap kali ada momen lucu atau tak terduga. “Seru banget lomba-lomba tadi. Senang anak-anak bisa ikutan lomba. Kemal ikut finalis dan juara 3,” ujar Evita Rahmayanti Lubis, warga baru RT 47 yang tampak sumringah.
Salah satu sosok paling mencuri perhatian adalah Ibu Sri Rejeki, nenek dari RT 49 yang ikut serta dalam semua jenis lomba. “Bukan menang yang saya mau, tapi memeriahkan dan menyambut kebersamaan,” katanya sambil tersenyum.
Koordinator Sie Acara, Anom Pratama, mengakui bahwa persiapan lomba bukan tanpa tantangan. “Meski lombanya simpel, persiapannya cukup membutuhkan effort. Saya menyiapkannya di antara pekerjaan yang juga lagi banyak-banyaknya, jadi kejar tayang. Tapi terbayar sudah rasanya melihat antusias peserta yang luar biasa. Semua senang, semua riang. itu yang paling penting,” ungkapnya.
Sebagai penutup, panitia menikmati makan siang istimewa berupa sayur sop cakar ayam, ayam dan tempe goreng, kerupuk, plus sambal, yang dimasak oleh ibu-ibu RT 47 di bawah komando Ibu Sumartuti. Kehangatan suasana makan siang menjadi momen silaturahmi antar-panitia yang manis.
Tahun ini, RT 47 menjadi tuan rumah perayaan HUT RI di tingkat RW 10 yang menaungi lima RT. Tahun depan, giliran RT 48 yang akan melanjutkan tradisi ini. “Semoga perayaan tahun depan lebih meriah, lebih bermakna, tanpa meninggalkan siapa pun,” harap panitia.
Ketua RT 47, Mardiyanto, mengingatkan bahwa setiap peringatan 17 Agustus bukan sekadar seremoni. “Ini simbol perjuangan dan semangat nasionalisme yang membara di hati setiap warga. Melalui kegiatan ini, kita menghidupkan kembali rasa cinta tanah air, persatuan, dan kebanggaan sebagai bangsa yang merdeka,” ujarnya.
Makna peringatan HUT RI ke-80 kali ini terasa istimewa. Menjadi pengingat bahwa kemerdekaan sejati adalah saat seluruh rakyat dapat menikmati kehidupan yang sehat, sejahtera secara finansial, dan harmonis secara sosial. (Harta Nining Wijaya)
