Korelasi Sastra dan Pengajaran

by -120 Views

Oleh : Novita Pri Andini, S.Pd, M.Pd
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)
Purwokerto

SASTRA adalah karya seni verbal. Karena sebagai karya verbal, maka melibatkan bahasa sebagai poin utama. Bahasa dikenal sebagai substansi material semua karya sastra. Karya sastra merupakan pengungkapan hidup dan kehidupan yang dipadu dengan daya imajinasi dan kreasi seorang pengarang serta dukungan pengalaman dan pengetahuannya atas kehidupan tersebut.

Sastra merupakan hasil proses pemikiran dan pengalaman batin pengarang yang dicurahkan lewat tulisan dengan mengungkapkan berbagai hal yang digali dari masalah kehidupan manusia sehari-hari.

Persoalan yang menyangkut kehidupan manusia itu merupakan hasil perenungan pengarang, kontemplasi pengarang terhadap realita kehidupan dan keadaan alam sekitarnya (Djojosuroto dan Pelenkahu, 2009).

Seperti apa yang dikatakan oleh Renne Wellek dan Austin Warren dalam Theory of Literature, tujuan memahami sastra adalah memeroleh kebermanfaatan (utile) dan kesenangan (dulce). Kinayati (2006) dalam kajiannya menyatakan bahwa karya sastra mempunyai kaitan dengan masalah- masalah pendidikan dan pembelajaran. Dengan demikian hubungan antara sastra dan pendidikan sangat erat kaitannya.

Sastra digunakan dalam pengajaran karena banyak manfaat yang dapat diperoleh, suatu kolaborasi apik antara teks dan pembaca. Sastra adalah media utama dalam membangun literasi, membantu kita untuk memahami dan memahami kembali dengan lebih baik lagi. Sastra membawa kita kepada visi pribadi, imajinasi, dan eksplorasi pikiran terhadap dunia.

Bukan hanya sebuah buku untuk dibaca, tetapi tindakan yang ada di dalam buku itu, yang membantu orang memahami dunia dengan lebih baik. Dalam konteks ini, jika dikaitkan dengan pengajaran sastra, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain sifat pengajaran sastra yang mendasar bagi minat para mahasiswa.

Yakni meliputi: 1.Bagaimana membaca teks sastra dengan cermat (memahami proses analisis dan interpretasi teks). 2. Bagaimana mengevaluasi apa yang mereka baca (ini terkait dengan memahami peran teori sastra dan praktik kritis). 3. Bagaimana mengkomunikasikan pengetahuan mereka, memahami ide dan penilaian secara tertulis? Sederetan pertanyaan tersebut paling tidak menjadi PR bagi dosen/pendidik dalam mendesign segala aktivitas mendalami karya sastra dalam proses pembelajaran di tingkat perguruan tinggi.

Menurut pendapat Moody (1978) literature brings us back to the realities of human situation, problems, feelings and relationships. Artinya, sastra membawa kita kembali ke realitas situasi manusia, terkait dengan masalah, perasaan, dan hubungan).

Kegunaan karya sastra adalah untuk menjawab suatu masalah atau isu. atau merangsang pemikiran tentang nilai-nilai. Sastra memiliki kekuatan untuk memotivasi siswa untuk membaca, karena menyajikan cerita kehidupan, atau mengarang cerita yang membangun rasa ingin tahu siswa. Setiap orang punya kisahnya masing-masing, begitu juga dengan anak-anak.

Dengan membaca karya sastra atau cerita, mereka dapat merasakan pengalaman yang disajikan sastra dan mereka menarik garis antara pengalaman dalam cerita dan pengalaman dalam hidup mereka. Apalagi dengan membaca karya sastra atau cerita, emosi atau perasaan mereka terkelola karena mereka dapat merasakan apa yang dirasakan oleh ciri-ciri dalam cerita tersebut.

Berdasarkan garis besarnya sastra berarti bahasa yang indah atau tertata dengan baik, dan gaya penyajiannya menarik, sehingga berkesan dihati pembacanya. Namun sering kali, kita tidak mengerti apa yang dimaksud dengan sastra, kebanyakan orang menyamakan antara sastra dan bahasa. Dari sekian banyak sastra, contohnya seperti puisi, prosa, novel, roman, cerita pendek dan drama.

Berdasarkan uraian di atas, perlu kiranya dipikirkan kembali oleh para pendidik untuk mendesain kegiatan belajar mengajar sastra itu sendiri secara kreatif, dan inovatif. Hal itu agar menstimulus para siswa/mahasiswa menjadi kritis, bebas berkreasi dalam menghasilkan karya-karya sastra yang imajinatif , baik secara individu maupun kolaboratif dengan sesama teman di kelasnya.

Ada banyak ruang terbuka yang bisa digunakan untuk memfasilitasi kegiatan belajar mengajar sastra itu sendiri. Mulai dari mengenalkan konsep secara teorinya secara detil sebab pemahaman konsep ini sangat krusial nantinya dalam keberlangsungan proses belajar selanjutnya.

Sebagaimana kita ketahui bersama berbagai jenis karya sastra memiliki karakteristik dan juga elemen-elemen pendukungnya masing-masing. Sebagai contoh dalam merancang kegiatan pembelajaran yang terkait mata kuliah sastra dan pengajarannya, para mahasiswa harus dibekali pengetahuan yang memadai juga tentang unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang ada dalam sebuah karya sastra. Dengan demikian akan memicu keingintahuan mereka untuk selanjutnya dapat mengkritisi hasil karya sastra yang telah mereka baca.

Tidak hanya aktivitas membaca dan menulis saja untuk mengapresiasi sebuah karya sastra. Para mahasiswa juga bisa difasilitasi dengan penugasan yang memicu adrenalin mereka untuk berkreasi, misalnya membuat naskah drama, lalu menampilkannya berkolaborasi dengan teman-temannya. Atau menulis puisi, cerita pendek atau juga novel agar daya imajinasi mereka benar-benar terasah secara langsung melalui praktek.

Harapanya jika semua bisa dilaksanakan secara proporsional antara pemahaman secara teori dan aplikasi serta implementasi riil dari karya sastra tersebut niscaya konsep pengembangan soft skill, critical thinking, kreatifitas, komunikasi, dan kolaborasi para mahasiswa akan tercipta dengan keseimbangan yang indah dan atmosfer pembelajaran sastra akan sangat menyenangkan dan lebih bermakna.

Apalagi sekarang sudah banyak alat pendukung untuk memvisualisasikan segala kreativitas dalam proses pembelajaran sastra itu sendiri, misal salah satunya dengan media video yang dapat diunggah ke Youtube sehingga dapat mewadahi segala kegiatan yang dilakukan. Dalam masa pandemi beberapa tahun yang lalu sastra dan pengajarannya tetap dapat dilaksanakan di tingkat universitas, meskipun dengan melalui pembelajaran secara daring melalui beberapa media online, dan sampai sekarang sudah bisa dilaksanakan secara offline.

Berikut contoh link video mahasiswa yang pernah dipentaskan:

  • https://youtu.be/gaKu3ccUJ0I?feature=shared
  • https://youtu.be/9Bv4gLrFUmA?si=uAmvOV-ZVpxS6JpV
  • https://youtu.be/gHzLSOwRLXI

Ketika dibarengi mengajar dengan hati, maka kreativitas dan antusias para dosen dan mahasiswa tidaklah memudar. Melalui sastra dan pengajarannya, dosen dan mahasiswa dapat mengimplementasikan hal ini: Act locally, think globally.

Dengan demikian berbagai hasil karya sastra negeri tercinta Indonesia ini tentunya juga tidak kalah menariknya dengan produk karya sastra yang sudah mendunia, senantiasa berlomba untuk memberikan dan menampilkan yang terbaik.

Berkiblat pada nama-nama tokoh sastra yang telah tersohor di negeri ini, dan juga tokoh sastra internasional tentu akan lebih memotivasi dan menginspirasi untuk berkarya, menyalakan genderang semangat dengan segenap jiwa, termasuk juga mengajarkannya.

Semoga kalangan akademisi dan lainnya senantiasa tergerak untuk terus bergerak dan menggerakkan. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.