Model 4 SATAP: Pilar Kepemimpinan Pembelajaran dalam Meningkatkan Kualitas Sekolah

by -36 Views

Oleh:Nokman Riyanto, S.Pd.Si., M.Pd.
Kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Karangjambu, Purbalingga

SMP Negeri 4 Satu Atap Karangjambu terletak pada 30 km dari pusat kota Purbalingga, sehingga secara geografis terpencil dan menghadapi tantangan tersendiri. Sekolah ini memiliki jumlah guru yang terbatas yaitu 7 orang dan juga berjuang dengan infrastruktur dan fasilitas pendidikan yang minim. Keterbatasan tersebut berkontribusi pada sulitnya memberikan layanan pendidikan yang komprehensif dan mendukung pengalaman belajar siswa yang optimal.

Rapor Pendidikan tahun 2023 menunjukkan bahwa skor kemampuan literasi 40,74 katergori sedang dan numerasi 33,33 kategori rendah. Data ini menyoroti kebutuhan mendesak untuk meningkatkan keterampilan dasar siswa guna meningkatkan prestasi akademik secara keseluruhan. Selain itu, kualitas pengajaran dan kepemimpinan pembelajaran sudah baik namun masih perlu ditingkatkan, dibuktikan dengan nilai pada Rapor Pendidikan 60,09 (Baik) untuk kualitas pembelajaran dan 62,34 (Baik) untuk kepemimpinan pembelajaran. Angka-angka ini menunjukkan bahwa masih ada ruang untuk perbaikan dalam pengajaran di kelas dan praktik kepemimpinan sekolah.

Salah satu tantangan utama yang kami hadapi sebagai kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Karangjambu adalah masih rendahnya kemampuan literasi dan numerasi siswa, misalnya siswa masih banyak yang belum dapat memahami apa yang mereka baca, kegiatan literasi yang belum berjalan dengan baik. Selain itu, praktik pembelajaran oleh guru belum sepenuhnya menerapkan pembelajaran yang terdiferensiasi, sehingga sulit untuk memenuhi beragam kebutuhan semua siswa. Metode penilaian kami juga kurang terstruktur, sehingga membatasi kemampuan kami untuk melacak kemajuan siswa secara akurat dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.

Solusi untuk mengatasi permasalahan terkait dengan penerapan kepemimpinan pembelajaran, kemampuan literasi dan numerasi siswa, pembelajaran dan asesmen yang belum berkualitas dan struktur dilakukan dengan menerapkan Model 4 SATAP. Adapun penjabaran model 4 SATAP sebagai berikut:

1.SATAP Pertama: Model SATAP untuk Kepemimpinan Pembelajaran.
Model SATAP untuk kepemimpinan pembelajaran memiliki akronim sebagai berikut: 1) Strategize School Goals and Vision, Kepala sekolah menetapkan tujuan strategis berbasis data untuk menciptakan visi sekolah yang jelas. 2) Align Resources and Stakeholders, Menyelaraskan sumber daya dan stakeholder untuk mendukung tujuan strategis. 3) Take Action on Strategic Plans, Melaksanakan rencana strategis dengan penekanan pada implementasi kebijakan yang efektif. 4) Assess Progress and Performance Evaluasi berkelanjutan untuk menilai dampak program. 5) Promote Continuous Growth and Innovation, Mendorong inovasi dan pengembangan profesional untuk keberlanjutan peningkatan kualitas sekolah.

2.SATAP Kedua: Model SATAP untuk pengembangan pembelajaran diferensiasi untuk memenuhi beragam kebutuhan siswa secara efektif. Adapun yang telah dilakukan sebagai berikut: 1) Screening, Identifikasi kebutuhan unik siswa melalui asesmen formatif awal. 2) Aligning, Penyelarasan strategi pembelajaran melalui pelatihan guru. 3) Transforming, Penggunaan metode inovatif untuk mengakomodasi kesiapan belajar dan gaya belajar siswa. 4) Assessing, Evaluasi berkelanjutan untuk memantau efektivitas pembelajaran. 5) Progressing, Refleksi dan evaluasi terhadap pertumbuhan hasil belajar siswa.

3.SATAP Ketiga: Model SATAP untuk penguatan literasi dan numerasi yang telah dilakukan di SMP Negeri 4 Satu Atap Karangjambu meliputi: 1) Saring Permasalahan, Identifikasi isu literasi dan numerasi yang ada di sekolah. 2) Analisis Kondisi dan SWOT Sekolah, Masalah-masalah terkait program literasi tersebut kemudian dianalisis menggunakan metode SWOT. 3) Targetkan Perubahan, Menetapkan tujuan peningkatan kemampuan siswa, seperti membaca huruf hijaiyah dan literasi digital. 4) Aktualisasi Program, Pelaksanaan inisiatif seperti “Gelas Suci” (pemahaman kitab suci) dan “Gelas Batik” (integrasi literasi dan TIK), Sharing Session for Students and Teacher (S3T), dan Satu Peserta Didik Satu Produk (S3P) literasi. 5) Publikasikan hasil dari program kerja.

4.SATAP Keempat yaitu Model SATAP dalam pengembangan asesmen adalah dengan membangun aplikasi SATAP (Sistem Asesmen Terpadu tanpA Pulsa). Sistem Asesmen Terpadu Tanpa Pulsa (SATAP) yang dilaksanakan di SMP Negeri 4 Satu Atap Karangjambu merupakan inovasi dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran berbasis teknologi yang dapat diakses tanpa memerlukan biaya tambahan untuk pulsa atau data internet. Dengan memanfaatkan perangkat lunak offline dan infrastruktur sederhana, SATAP memungkinkan siswa untuk mengikuti asesmen secara digital di dalam kelas tanpa hambatan teknis yang biasanya dihadapi di daerah terpencil.

Penerapan Model 4 SATAP menunjukkan hasil yang signifikan. Berdasarkan Rapor Pendidikan 2024, kemampuan literasi meningkat menjadi 80,00 (kategori baik), sementara numerasi meningkat menjadi 75,00 (kategori baik). Selain itu, kualitas pembelajaran dan kepemimpinan instruksional juga meningkat masing-masing menjadi 70,17 dan 67,15.

Refleksi menunjukkan bahwa keberhasilan model ini ditentukan oleh kolaborasi antar-stakeholder, komunikasi yang jelas, dan komitmen terhadap pengembangan profesional. Tantangan yang tersisa meliputi penerapan penuh pembelajaran terdiferensiasi dan konsistensi dalam penilaian.(*)

No More Posts Available.

No more pages to load.