Oleh: Suwardi, S.Pd
Guru Mata Pelajaran Produktif
SMK Negeri 1 Kaligondang
Kabupaten Purbalingga
SMK Negeri 1 Kaligondang, Purbalingga saat ini mengimplementasikan model pembelajaran berbasis Teaching Factory (Tefa) untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam bidang Teknik Kendaraan Ringan (TKR). Program ini dirancang untuk memberikan pengalaman praktis kepada siswa dengan mendirikan usaha yang mensimulasikan operasional bengkel resmi.
Adapun bidang Usaha Teaching Factory Teknik Kendaraan Ringan meliputi: 1.Perawatan Sistem AC Mobil; 2. Spooring dan Balancing; dan 3.Service 5000 KM
Implementasi Kegiatan
Sedangkan Pelaksanaan Tefa di SMKN 1 Kaligondang mencakup berbagai aspek penting:
Pertama, Peralatan Standar Bengkel Resmi: Seluruh pekerjaan dilakukan menggunakan peralatan yang sesuai dengan standar bengkel resmi (ATPM), memastikan siswa familiar dengan alat-alat yang digunakan di dunia industri nyata.
Kedua, Pelibatan Siswa Secara Aktif: Siswa berperan sebagai Service Advisor (SA), mekanik, dan berbagai posisi lainnya yang ada di bengkel. Ini memberikan mereka pemahaman menyeluruh tentang operasional bengkel.
Ketiga, Peran Guru sebagai Coach: Guru berfungsi sebagai pembimbing (coaching), mendampingi siswa dalam setiap tahapan pekerjaan, dan memastikan proses berjalan sesuai dengan prosedur industri.
Tujuan dan Manfaat
Implementasi Teaching Factory di SMKN 1 Kaligondang bertujuan untuk:
Pertama, Menghasilkan Lulusan yang Kompeten: Siswa dilatih untuk memiliki keterampilan teknis yang sesuai dengan kebutuhan industri, meningkatkan kesiapan mereka untuk memasuki dunia kerja.
Kedua, Mengembangkan Soft Skills: Selain keterampilan teknis, siswa juga diajarkan soft skills seperti kerjasama tim, komunikasi efektif, dan disiplin kerja.
Ketiga, Meningkatkan Keterampilan Wirausaha: Siswa diberi kesempatan untuk memahami dan mengembangkan keterampilan kewirausahaan, membantu mereka dalam menciptakan peluang kerja sendiri di masa depan.
Landasan Teori
Program teaching factory adalah pengembangan unit produksi, yaitu penerapan sistem industri mitra pada unit-unit produksi yang ada di Sekolah Vokasi. Unit produksi adalah pengembangan bidang usaha sekolah selain untuk meningkatkan pendapatan sekolah yang dapat digunakan dalam upaya pemeliharaan peralatan, peningkatan sumber daya manusia, dll, memberikan pengalaman kerja yang benar-benar nyata bagi siswanya(Azizah et al., 2019).
Mengingat perannya dalam menghasilkan tenaga terampil dan kompeten, Sekolah Menengah Kejuruan harus sinkron dengan persyaratan bisnis(“Learning System Management Based on Teaching Factory in Indonesia,” 2017)
Model Teaching Factory merupakan pendekatan yang mengintegrasikan proses pembelajaran dengan praktik industri nyata. Menurut teori pendidikan vokasi, pengajaran berbasis praktik seperti ini dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, serta memastikan bahwa kompetensi yang diperoleh siswa relevan dengan kebutuhan industri(Diwangkoro & Soenarto, 2020)
Dengan model ini, diharapkan siswa tidak hanya mahir dalam teori, tetapi juga siap secara praktis untuk mengaplikasikan ilmu mereka dalam situasi kerja sesungguhnya, baik sebagai tenaga kerja maupun sebagai wirausahawan di bidang otomotif.
SMKN 1 Kaligondang telah mengimplementasikan model pembelajaran Edupreneurship melalui Teaching Factory (TEFA) pada kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR). Program ini bertujuan untuk mengintegrasikan teori dan praktik melalui usaha perawatan kendaraan yang dikelola oleh siswa, dengan bimbingan dari guru.
Sementara itu bidang usaha yang dijalankan meliputi:
Pertama, Perawatan Sistem AC Mobil: Siswa dilatih untuk memahami dan melakukan perawatan serta perbaikan sistem pendingin udara pada mobil, menggunakan peralatan standar bengkel resmi Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM).
Kedua, Spooring dan Balancing: Dalam layanan ini, siswa belajar tentang keseimbangan dan penyelarasan roda kendaraan, yang penting untuk kenyamanan dan keamanan berkendara.
Ketiga, Service 5000 KM: Siswa melakukan servis rutin untuk kendaraan yang telah mencapai 5000 kilometer, meliputi pengecekan dan pergantian oli, filter, serta pengecekan umum kondisi kendaraan.
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara profesional di mana siswa mengambil peran dalam berbagai posisi bengkel, mulai dari Service Advisor (SA) yang berinteraksi langsung dengan pelanggan, hingga mekanik yang melakukan perawatan dan perbaikan. Guru berperan sebagai coach, memberikan arahan dan bimbingan untuk memastikan setiap pekerjaan dilakukan sesuai standar industri.
Model Teaching Factory di SMKN 1 Kaligondang berfokus pada peningkatan keterampilan praktis siswa melalui pengalaman langsung di lapangan. Hal ini tidak hanya meningkatkan kompetensi teknis siswa, tetapi juga mengajarkan etos kerja, keterampilan komunikasi, dan kemampuan manajerial. Siswa belajar bekerja dalam tim, mengatasi masalah nyata, dan beradaptasi dengan situasi yang berubah-ubah, yang semuanya merupakan persiapan penting untuk dunia kerja (Kemdikbud).
Dengan menggunakan peralatan yang sesuai dengan standar bengkel resmi, siswa mendapatkan pemahaman mendalam tentang teknologi dan prosedur yang digunakan di industri otomotif. Ini membantu mereka untuk siap bekerja di bengkel-bengkel resmi setelah lulus, atau bahkan memulai usaha perbengkelan mereka sendiri.
Implementasi TEFA di SMKN 1 Kaligondang tidak hanya memberikan manfaat bagi siswa tetapi juga bagi masyarakat sekitar, dengan menyediakan layanan perawatan kendaraan berkualitas tinggi. Hal ini juga mendorong kolaborasi antara sekolah dan industri, memastikan bahwa pendidikan yang diberikan selalu relevan dengan kebutuhan pasar . Semoga. (*)
Daftar Pustaka
- Azizah, D. N., Muslim, S., Achmad, R. N., Lukmantoro, D., Farida, U., Ciptono, A., & Joko, J. (2019). Development of Teaching Factory Model At Vocational High School (VHS) In Indonesia. Indonesian Journal of Learning Education and Counseling, 2(1). https://doi.org/10.31960/ijolec.v2i1.115
- Diwangkoro, E., & Soenarto, S. (2020). Development of teaching factory learning models in vocational schools. Journal of Physics: Conference Series, 1456(1). https://doi.org/10.1088/1742-6596/1456/1/012046
- Learning system management based on teaching factory in Indonesia. (2017). Journal of Advanced Research in Social Sciences and Humanities, 2(4). https://doi.org/10.26500/jarssh-02-2017-0402