*Berbagi Praktik Pendidikan Afirmatif di Lampung dan Gorontalo
Kepala SMP Negeri 2 Satu Atap (Satap) Pagedongan, Banjarnegara, Yayuk Sugiyarti, SP, M.Si,
BANJARNEGARA, EDUKATOR-Kepala SMP Negeri 2 Satu Atap (Satap) Pagedongan, Banjarnegara, Yayuk Sugiyarti SP, M.Si menjadi salah satu narasumber dalam Kegiatan Advokasi Pembelajaran dan Penilaian Pendidikan Kesetaraan dan Afirmatif. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Direktorat SMP Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) , di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Lampung, selama empat hari, Selasa-Jumat (22-25/7/2025).
Sebelumnya, pada 8–11 Juli 2025, kegiatan serupa digelar di Gorontalo. Yayuk juga menjadi narasumber bersama akademisi Universitas Negeri Surabaya, Elok Sudibyo.
Kegiatan Advokasi Pembelajaran dan Penilaian Pendidikan Kesetaraan dan Afirmatif dilaksanakan dalam 2 tahap di 16 provinsi seluruh Indonesia, termasuk Lampung dan Gorontalo.
Kegiatan di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Lampung, dibuka Kepala BPMP Lampung Khairullah ini diikuti perwakilan SMP Satu Atap se-Provinsi Lampung. Selain Yayuk, hadir pula narasumber Elly Wismayanti dari Direktorat SMP dan Imelda Aisah Sarip, Kepala SMP Adhyaksa 1 Jambi.
Yayuk Sugiyarti menyampaikan rasa syukurnya atas kesempatan menjadi narasumber di kedua provinsi tersebut.
“Merupakan kehormatan bagi saya dapat berpartisipasi dan berbagi pengalaman dalam kegiatan ini. Saya berharap, kontribusi kecil ini dapat menjadi bagian dari upaya bersama untuk memperkuat layanan pendidikan yang lebih merata dan berkualitas, termasuk di Banjarnegara, tempat di mana saya mengabdi saat ini,” ujarnya
Dalam pemaparannya, Yayuk menyoroti pentingnya pengelolaan kurikulum satuan pendidikan dan strategi pembelajaran yang adaptif sesuai karakteristik siswa di daerah terpencil.
“Kondisi geografis bukan alasan untuk anak-anak kehilangan hak belajar. Dengan kurikulum yang sesuai dan kreativitas guru, pembelajaran bisa tetap hidup,” tegasnya.
Usai kegiatan, Yayuk mengaku bangga bisa berbagi pengalaman dalam forum nasional ini. Yayuk juga berharap kegiatan tersebut akan memperkuat kapasitas pengelolaan pembelajaran dan penilaian pada pendidikan kesetaraan dan afirmatif di seluruh Indonesia.
“Bertemu dengan guru-guru dari berbagai provinsi juga membuka wawasan saya. Banyak ide dan praktik baik yang bisa kami adopsi di Kabupaten Banjarnegara. Semoga ini menjadi langkah nyata memperkuat pendidikan yang merata dan inklusif,” ujarnya. .(Muji Prasetyo)