Budidaya melon hidroponik yang dikembangkan kelompok tani Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Sidamukti, Desa Kutaliman, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas.
BANYUMAS, EDUKATOR – Tim dosen Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) melaksanakan program pengabdian masyarakat berupa pendampingan budidaya melon hidroponik berbasis teknologi Internet of Things (IoT). Hal ini dilakukan pada kelompok tani Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Sidamukti, Desa Kutaliman, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas.
Kegiatan ini mendapat dukungan pendanaan dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) DIKTI melalui skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat.Foto bersama tim dosen Unsoed dengan anggota kelompok tani Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Sidamukti, Desa Kutaliman, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas.
Humas Unsoed dalam rilis yang diterima EDUKATOR, Kamis (25/9/2025) menyebutkan, Tim pengabdian masyarakat ini terdiri dari Okti Herliana, S.P., M.P. dari Fakultas Pertanian, Ir. Priswanto, S.T., M.Eng. dari Fakultas Teknik, dan Dr. Akhmad Rizqul Karim, S.P., M.Sc. dari Fakultas Pertanian. Mereka menekankan bahwa penerapan teknologi dapat mendorong efisiensi budidaya hortikultura.
“Kami ingin membuktikan bahwa teknologi IoT dapat membantu petani dalam mengatur nutrisi dan iklim mikro secara otomatis sehingga lebih hemat biaya dan tenaga,” jelas Okti.
P4S Sidamukti saat ini diketuai Galih Bayu Kusuma, beranggotakan 15 petani muda. Mereka sebelumnya merintis Kebun Senggani sebagai pusat edukasi pertanian lokal, mengelola budidaya sayuran organik, serta membuka kelas berkebun bagi anak-anak hingga remaja. Produk sayur dan melon mereka dipasarkan di wilayah Banyumas Raya serta menjadi rujukan belajar pertanian bagi sekolah-sekolah.
Lebih Efisien
Greenhouse milik P4S Sidamukti berukuran 15 x 8 meter dengan kapasitas 455 lubang tanam. Sistem Nutrient Film Technique (NFT) yang digunakan mampu menghasilkan sekitar 1 ton melon setiap tiga bulan. Dengan dukungan teknologi IoT, pemeliharaan tanaman kini lebih efisien.
Perangkat yang dipasang meliputi sensor pH, Electrical Conductivity (EC)/Total Dissolved Solid (TDS), dan suhu air, serta sistem kontrol otomatis untuk pemberian nutrisi AB mix. Semua proses dapat dipantau jarak jauh melalui aplikasi Android. “Dengan sistem ini, petani bisa mengatur waktu penyiraman dan dosis nutrisi sesuai kebutuhan tanaman,” terang Priswanto.
Bangun PLTS
Untuk mendukung keberlanjutan energi, tim dosen juga membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 450 Wp dengan inverter 1,2 kW dan baterai 1,2 kWh. Energi surya ini digunakan untuk menyalakan pompa air, ventilasi, lampu LED, dan sensor otomatis. Analisis kebutuhan menunjukkan bahwa sistem ini mampu mendukung irigasi otomatis, pencahayaan tambahan, hingga pengaturan suhu di greenhouse.
Galih Bayu Kusuma menyambut baik inovasi tersebut. “Dulu kami mengatur nutrisi secara manual yang memerlukan ketelatenan. Kini dengan sistem otomatisasi ditambah PLTS, biaya listrik lebih hemat dan pengaturan iklim mikro jadi lebih praktis,” ujarnya.
Selain sebagai pusat produksi, Kebun Senggani yang dikelola P4S Sidamukti juga menjadi sarana edukasi pertanian bagi anak-anak sekolah dari tingkat TK hingga SMA. Program ini sekaligus memperlihatkan bahwa petani muda dapat berperan aktif dalam pengembangan pertanian modern.
Dengan adanya program ini, petani di Sidamukti diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan produktivitas, tetapi juga memperluas pasar hasil pertanian mereka. Dukungan teknologi membuat kualitas melon lebih stabil sehingga lebih mudah menembus segmen konsumen menengah ke atas.
Budidaya melon hidroponik yang dikembangkan kelompok tani Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Sidamukti, Desa Kutaliman, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas.
Generasi Muda
Ke depan, tim dosen Unsoed bersama P4S Sidamukti berencana memperluas implementasi smart greenhouse pada komoditas hortikultura lain seperti cabai dan tomat. Inovasi ini diyakini bisa menjadi model pertanian modern yang ramah lingkungan sekaligus menarik minat generasi muda untuk menekuni dunia agribisnis.
Unsoed sendiri berkomitmen untuk terus melakukan pendampingan agar teknologi yang diterapkan dapat dioperasikan secara mandiri oleh petani.
Dalam jangka panjang, inovasi berbasis IoT dan energi terbarukan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga memperkuat posisi Banyumas sebagai pusat pengembangan hortikultura modern.(Prasetiyo)