Suasana dialog antara anggota KWT Umi Sekar Desa Karangnangka, Kecamatan Mrebet, Purbalingga dengan para mahasiswa Pascasarjana Unsoed, Minggu (22/6/2025). (Foto: Prasetiyo/EDUKATOR)
PURBALINGGA, EDUKATOR— Kelompok Wanita Tani (KWT) Umi Sekar, Desa Karangnangka, Kecamatan Mrebet, Purbalingga, berharap adanya bantuan pembangunan greenhouse atau rumah kaca tambahan dari Bupati Purbalingga Fahmi Muhammad Hanif atau yang akrab disapa Mas Bupati.
Harapan itu mengemuka dalam dialog bersama antara mahasiswa Pascasarjana Program Studi Magister Penyuluhan Pertanian (MPP) dan Magister Agribisnis Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dengan anggota KWT Umi Sekara, Minggu (15/6/2025).Foto bersama Dosen pembimbing praktikum Prof Dr Adhi Iman Sulaiman dan Dr Lilik Kartika Sari dengan para mahasiswa Pascasarjana Unsoed dan anggota KWT Umi Sekar. (Foto: Prasetiyo/EDUKATOR)
Dialog berlangsung di Sekretariat KWT Umi Sekar, dihadiri 11 mahasiswa dan dua dosen pembimbing, yaitu Prof. Dr. Adhi Iman Sulaiman, S.IP., M.Si. (guru besar pemberdayaan masyarakat) serta Dr. Lilik Kartika Sari, S.Psi., M.Si. selaku Koordinator Prodi MPP. Hadir pula Muzakki, petani milenial pendiri Okazakki Farm, dan Hartono, Sekretaris BUMDes Karangnangka.Meninjau kebun hidroponik Okazakki Farm. (Foto: Prasetiyo/EDUKATOR)
Permintaan greenhouse tambahan disampaikan oleh anggota KWT yang hadir, yaitu Saliyah, Sutinah, Suinah, Taswati, Tumini, Suci, Lilis Setyawati dan beberapa anggota KWT lainnya. Mereka menyampaikan harapan tersebut agar bisa meningkatkan produksi pertanian hidroponik yang mereka kelola bersama.
“Kami ingin bisa terus mengembangkan usaha hidroponik ini, tapi keterbatasan fasilitas menjadi kendala. Kami sangat berharap Pak Bupati Fahmi Muhammad Hanif atau Mas Bupati berkenan memberikan bantuan pembangunan greenhouse tambahan,” ujar Saliyah yang diamini rekan-rekannya.
Ketahanan Pangan
KWT Umi Sekar saat ini mengelola satu unit greenhouse berukuran 5×10 meter, bantuan dari Unsoed melalui Prof. Saparso dan Dr. Arief, yang telah dilengkapi panel surya. Tanaman yang dibudidayakan meliputi pakcoy, kangkung, dan selada.
Menurut Sekretaris BUMDes Karangnangka, Hartono, pemerintah desa telah mengalokasikan 20 persen dana desa tahun 2025 atau sekitar Rp 200 juta untuk mendukung ketahanan pangan. Sebanyak Rp 60 juta dari dana tersebut dialokasikan untuk pengembangan sistem hidroponik berbasis desa, yang akan dimulai Agustus mendatang, dikelola oleh KWT Umi Sekar, dengan pendamping Muzakki, pemilik Okazakki Farm Desa Karangnangka.
“Lahan di sekitar balai desa masih luas, sekitar 50 ubin, dan bisa dimanfaatkan lebih optimal bila tersedia greenhouse tambahan,” ungkap Hartono.
Perempuan Desa, Penggerak Kemandirian Pangan
KWT Umi Sekar memiliki sekitar 30 anggota aktif, yang tak hanya mengelola pertanian rumah kaca tetapi juga menjadi pelopor urban farming dan edukasi pertanian di lingkungan sekitar. Kegiatan mereka menyasar pelajar, komunitas pengajian, hingga masyarakat umum.
Muzakki, pendamping teknis dan tokoh muda pertanian desa, menyatakan bahwa keberadaan greenhouse tambahan akan memperkuat kapasitas produksi dan menjadikan pertanian hidroponik sebagai usaha berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.
“Ini bukan hanya soal produksi, tapi juga pemberdayaan. KWT Umi Sekar sudah punya semangat, tinggal didukung fasilitas. Greenhouse adalah investasi strategis,” ujarnya penuh harap. (Prasetiyo)