PUROKERTO, EDUKATOR--Tim Pengabdian Masyarakat – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PKM LPPM) Unsoed, baru-baru ini melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang bertajuk “Peningkatan Daya Saing KUB Nurimas Melalui Diversifikasi Produk Batik Tulis”. Kegiatan dilaksanakn oleh Dr. Refius Pradipta Setyanto, Dr. Dwita Darmawati, dan Dr. Ir. H Nurul Hidayat, S.Pt, M.Kom.
Mitra kegiatan ini adalah Kelompok Usaha Bersama (KUB) Perajin Batik Nurimas yang berada di Desa Pajerukan Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan mitra dalam membuat design motif batik tulis dari awal sampai akhir, dan memberikan bantuan peralatan batik tulis dan cap agar dapat memenuhi pasar yang lebih luas.
Selain itu juga untuk meningkatkan kemampuan manajemen usaha yang dimiliki mitra, serta mitra dapat dapat menerapkan pemasaran online.
KUB Nurimas merupakan UKM Binaan Prof. Sri Lestari pada tahun 2024. Menurut Prof Sri Lestari KUB Nurimas merupakan satu-satunya UKM Kerajinan Batik yang ada di Desa Pajerukan Kecamatan Kalibagor.
“Pasar produk batik di Kecamatan Kalibagor sangat besar yang berasal dari anak sekolah, mahasiswa, guru dan dosen yang ada di lingkungan Kecamatan Kalibagor serta warga Kecamatan Kalibagor. Oleh karena itu pengembangan UKM batik di Kecamatan Kalibagor penting untuk dilaksanakan,” ujar Prof Sri lestari.
Dari penggalian informasi yang dilakukan oleh Tim pengabdian ini diketahui bahwa di wilayah Kecamatan Kalibagor terutama desa pajerukan dan Kalibagor banyak terdapat warga yang memiliki kepandaian membatik. Mereka banyak yang berkegiatan sambilan sebagai buruh lepas membatik dengan melakukan proses nggrining dengan mengambil kain batik dari perusahaan batik “Anto Djamil” serta usaha-usaha batik lain yang terletak di Sokaraja.
Refius Pradipta Setyanto menyampaikan KUB Nurimas di Desa Pajerukan memiliki kelompok pembatik yang melakukan kegiatan produksi dari awal sampai akhir. Disampaikan bahwa, kegiatan memproduksi batik diawali pada tahun 2010, yang dilakukan oleh Machnuri. “Machnuri berinisiatif mengumpulkan tetangganya yang berjumlah 9 orang untuk memproduksi batik dari awal sampai akhir,” jelasnya.
Selanjutnya Machnuri mendirikan KUB Nurimas dan menjadi ketua kelompok ini. Dari awal pendirian kelompok ini mengambil bahan baku dan menjual produknya ke usaha batik Anto Djamil yang berlokasi di Sokaraja. Seiring berkembangnya pasar produk batik, pemasaran hasil produksinya tidak hanya ke Anto Djamil namun juga menjual ke pasar yang lain, seperti sekolahan, koperasi dan masyarakat luas.
Sebelum pandemi Covid 19, kelompok ini dapat menghasilkan batik sebanyak 200 lembar per bulan, sedangkan pada masa pandemi selama 5 bulan kelompok hanya memproduksi 300 lembar.
Setelah pandemi covid berakhir penjualan batik terus meningkat hingga saat ini KUB Nurimas bisa menjual rata-rata 350 lembar perbulan. Disamping itu permintaan akan produk batik tulis dan batik Cap pada KUB Nurimas juga semakin besar.
Menurut Refius permasalahan utama yang dihadapi adalah terbatasnya kemampuan menciptakan motif dan keterampilan proses produksi, terbatasnya alat produksi dan modal untuk berproduksi, serta rendahnya kemampuan manajemen usaha dan manajemen kelompok.
“Oleh karena itu kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah dilakukan oleh para dosen dari LPPM Unsoed yang berupa pelatihan design motif batik tulis, pemberian bantuan peralatan produksi, pembinaan manajemen usaha, pelatihan pemasaran online, pelatihan pencatatan usaha dan pembinaan manajemen kelompok dalam mengembangkan usahanya,” jelas Refius. (Iko)