*Terbuka untuk Umum, Berlangsung 11-28 November 2025
Arkeolog cilik sedang melakukan simulasi penggalian sebuah situs bersejarah
PURBALINGGA, EDUKATOR – Kegiatan Belajar Bersama di Museum (BBM) Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja Purbalingga resmi dimulai, Selasa (11/11/2025). Program edukatif yang digelar estafet sepanjang November dan terbuka untuk umum ini, menjadi cara kreatif mengenalkan museum kepada masyarakat, khususnya kalangan pelajar.
Mengenalkan museum Prof Dr Soegarda Poerbawakawatja melalui kegiatan arkeolog cilik
“BBM tahun ini kami kemas lebih menarik, seluruh kegiatan dipusatkan di museum agar pengunjung bisa langsung belajar dari koleksi dan sejarah yang ada,” ujar Kepala Bidang Pembinaan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga, Wasis Andri Wibowo S.Pd pada saat pembukaan kegiatan.
Kepala Bidang Pembinaan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga, Wasis Andri Wibowo S.Pd di hadapan peserta BBM
Beragam kegiatan telah disiapkan, dengan jadwal sebagai berikut:

1. Arkeolog Cilik dilaksanakan Selasa (11/11/2025). Kegiatan ini telah empat kali digelar setiap tahunnya dan identik menyasar pelajar sekolah dasar sederajat. Pada tahun ini rencana mengundang sekitar 25 Sekolah Dasar se-Kabupaten Purbalingga.
Arkeolog cilik sedang melakukan simulasi penggalian sebuah situs bersejarah
2. Festival Dolanan Tradisional dilaksanakan Kamis (13/11/2025) untuk kalangan Sekolah Menengah Pertama. Rencananya diikuti sekitar 32 SMP Negeri se-Kabupaten Purbalingga untuk memperbutkan empat juara Turnamen Dakon.
3. Kaharsa Fest dilaksanakan Kamis (20/11/2025). Ditujukan untuk pelajar SMA dan SMK. Sekitar 60 pelajar terundang akan mengikuti lomba ngadi busana. Disamping itu, ada Lomba Menulis Cerita Fiksi bertema koleksi museum untuk pelajar setingkat SMA dan Lomba Menulis Pengalaman Pribadi bertema Kebudayaan di Sekitar Kita untuk siswa setingkat SMP.
4. Pentas Wayang Suket dilaksanakan Kamis (20/11/2025) dan Rabu (26/11/2025). Wayang Suket Mbah Gepuk merupakan satu dari enam Warisan Budaya tak Benda (WBtB) asal Purbalingga yang telah ditetapkan secara nasional. Pementasan Wayang Suket dengan iringan musik Terlung (siter dan calung) dengan dalang Ki Muchammad Sidik Purwoko dan Ki Lalang Jazmul Qolbi, keduanya dalang muda dari Kecamatan Rembang Purbalingga.
5.Pameran Temporer sebagai penutup seluruh rangkaian kegiatan, 24-28 November 2025. Pameran ini menampilkan sejumlah Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) dari Purbalingga yang dikemas lebih modern dan mudah dipahami masyarakat.
“Semua kegiatan terbuka untuk umum, jadi kami persilakan siapa saja untuk datang,” ujarnya.
Melalui konsep BBM, lanjut Wasis, pihaknya ingin belajar sejarah dan budaya menjadi lebih menyenangkan dan aplikatif. Anak-anak tidak hanya melihat, tapi juga berinteraksi langsung dengan nilai-nilai budaya lokal,” tambah Wasis.
Tentang Museum Soegarda
Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja dalam lukisan
Untuk diketahui, Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja adalah salah satu tokoh pendidikan di Indonesia. Ia kelahiran Desa Prigi, Kecamatan Padamara Purbalinggaa pada 15 April 1899, dan meninggal dunia dalam usia 85 tahun pada 7 Desember 1984.
Semasa hidupnya, beliau dikenal sebagai salah satu tokoh yang berperan dalam pendirian beberapa universitas di Indonesia seperti pendirian Universitas Syiah Kuala di Aceh, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jakarta, serta Universitas Cenderawasih Papua.
Nama Soegarda diresmikan pada 24 April 2003 oleh Gubernur Jawa Tengah, Drs. H. Mardiyanto dengan nama Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Perpustakaan Umum dan Museum Daerah disingkat UPTD Permusda Kabupaten Purbalingga, di bawah pengelollan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga.
Keberadaan museum menjadikan warna baru setelah sebelumnya perpustakaan umum kerap berpindah tempat. Museum Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja menjadi museum daerah berkategori umum pertama milik Pemerintah Kabupaten Purbalingga yang memamerkan koleksi temuan budaya dan cagar budaya Purbalingga serta memorabilia Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja.
Museum Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja dibangun atas prakarsa Bupati Purbalingga, Drs. Triyono Budi Sasongko, M.Si. Bermula dari kepeduliannya untuk menyelamatkan benda-benda prasejarah yang ditemukan di Purbalingga.
Melalui Pamong Budaya Dinas P dan K Kabupaten Purbalinggam terkumpul sejumlah koleksi awal baik yang bernilai historis hingga kategori barang antik. (Prasetiyo)