*Berlangsung Enam Hari, Hadirkan Dua Pebisnis dari Wali Murid

Narasumber yang merupakan pebisnis lokal sedang memberikan materi kepada para murid SMPN 3 Pengadegan. (Foto: Humas SMPN 3 Pengadegan/EDUKATOR)
PURBALINGGA, EDUKATOR–Untuk mencetak lulusan berjiwa wirausaha, SMPN 3 Pengadegan, Purbalingga menggelar kegiatan Kokurikuler bertema “Belajar dan Berwirausaha (EduPreneur)”. Kegiatan yang diikuti 269 murid atau seluruh murid kelas 7, 8 dan 9 ini, berlangsung selama enam hari, mulai 17 hingga 22 November 2025 , melibatkan kemitraan langsung dengan pebisnis dari wali murid yang sukses di bidang usaha.
Kepala SMPN 3 Pengadegan Drs Haryono mengemukakan, kegiatan EduPreneur ini menggabungkan empat mata pelajaran: IPS, IPA, Bahasa Inggris, dan Matematika ke dalam pembelajaran praktik lintas disiplin.
Narasumber yang merupakan pebisnis lokal sedang berdialog dengan salah satu murid SMPN 3 Pengadegan. (Foto: Humas SMPN 3 Pengadegan/EDUKATOR)
“Kami ingin anak-anak memiliki mental pencipta lapangan kerja, bukan hanya pencari kerja. Kemitraan dengan orang tua sangat penting untuk memberi inspirasi bisnis yang relevan,” ujarnya.
Keistimewaan kegiatan ini, menghadirkan dua pebinis dari wali murid, yakni Anggit Wara Yudhati, pemilik Toko Gita Yudha Computer, dan Tri Wulandari, pemilik Bimbel Wulan’s Study Group.
Jalankan Seluruh Siklus Wirausaha
Selama program berlangsung, murid diarahkan untuk menjalankan seluruh siklus berwirausaha, mulai dari merancang produk, membuat konten promosi, hingga memasarkan hasil karya mereka. Sekolah berharap EduPreneur menjadi praktik nyata yang melatih kreativitas, kolaborasi, dan kemampuan komunikasi sebagai bagian dari Profil Pelajar Pancasila yang ingin dicapai.
Anak-anak antusias mengikuti kegiatan Kokurikuler bertema “Belajar dan Berwirausaha (EduPreneur)”. (Foto: Humas SMPN 3 Pengadegan/EDUKATOR)
Sinergi antara sekolah dan orang tua dalam kegiatan ini diharapkan mampu mencetak generasi yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga tangguh dan inovatif dalam menciptakan peluang ekonomi,” harap Haryono.
Antusiasme murid tampak sepanjang pelaksanaan kegiatan. Mereka merasakan pengalaman belajar yang sangat relevan dengan dunia usaha.
“EduPreneur benar-benar membuka pandangan kami tentang kewirausahaan. Kami bukan hanya disuruh jualan, tapi diajari cara berpikir seperti pebisnis: bagaimana mengatasi masalah, melayani pelanggan, dan mengelola uang,” tutur Rina, murid kelas 9C.
Rina berharap, ilmu dan praktik nyata ini dapat digunakan setelah lulus kelak. (Citra Dewi/Prs)