Dikukuhkan Jadi Guru Besar Unsoed, Prof Mite Tawarkan “MITE Helical Model” untuk Atasi Ilusi Komunikasi

by -9 Views
Prof. Dr. Mite Setiansah, M.Si

PURWOKERTO, EDUKATOR–Masalah terbesar dalam komunikasi adalah ilusi. Kita sudah berkomunikasi dengan baik, merasa sudah berkomunikasi, namun ternyata itu hanya ilusi.

Demikian dikemukakan Prof. Dr. Mite Setiansah, M.Si dalam pengukuhan guru besarnya di bidang media dan komunikasi, Selasa (4/2), di Graha Widyatama Unsoed, Purwokerto.

“Seiring dengan semakin kompleksnya interaksi manusia dan semakin berkembangnya teknologi media digital, hambatan komunikasi pun semakin beragam. Perbedaan sudut pandang, perbedaan pengalaman, perbedaan referensi membuka celah yang semakin lebar untuk hadirnya ilusi komunikasi.” jelas guru besar dari Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Jenderasl Soedirman (Unsoed) itu.

Menurut Prof Mite, peluang terjadinya ilusi komunikasi di era digital semakin besar. Komunikasi yang termediasi di era digital telah membentuk karakter dan pola-pola interaksi yang khas, yang membedakannya dari komunikasi tatap muka.

“Anonimitas, invisibilitas, asinkronitas, mengutamakan kecepatan, hoaks, echo chamber, merupakan kultur yang mewarnai era ini,” ujarnya.

Selanjutnya dijelaskan, ketiadaan tanda-tanda nonverbal dari lawan bicara kemudian sering diisi oleh pihak lain melalui interpretasi dan asumsi pribadi yang kemudian mengafirmasi hadirnya post-truth dan menjadikan aktivitas komunikasi menjadi semakin rumit.

Untuk mengatasi kendala itu, Prof Mite menawarkan model komunikasi helikal. Mengadopsi model yang dikembangkan oleh Frank Dance, Prof Mite menawarkan konsep MITE Helical Model. MITE merupakan akronim dari Message, Interaction, Transaction, dan Evaluation.

Message, jelas Prof Mite, adalah bagian penting yang menjadi alasan terjadinya aktivitas komunikasi. Kejelasan dan pengecekan terhadap kebenaran pesan harus menjadi sebuah ritual penting dalam tahapan komunikasi. Interaction, mengingatkan kita bahwa untuk terjadinya komunikasi efektif harus diwarnai dengan saling memberikan feedback secara timbal balik.

Transaction, mempersyaratkan adanya adaptasi dan negosiasi dari pihak-pihak terlibat agar diperoleh sebuah kesepahaman akan makna yang sama. Evaluation, menjadi ritual tidak kalah penting dalam komunikasi untuk mendapatkan lesson learned yang dapat diterapkan sebagai perbaikan pada aktivitas komunikasi selanjutnya,” papar Wakil Dekan FISIP Unsoed itu.

Prof Mite dikukuhkan sebagai guru besar bersama lima dosen lain dari berbagai fakultas di Unsoed. Mereka adalah Prof. Dr. Bambang Tri Harsanto, M.Si, Prof. Dr. Muslih Faozanudin, M.Sc, Prof. Dr. Wahyuningrat, M.Si (FISIP), Prof. Dr. Ir. Hidayah Dwiyanti, M.Si (Faperta), dan Prof. Dr. Ir. Endang Hilmi, S.Hut., M.Si (FPIK). (*/Prasetiyo)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.