PURBALINGGA, EDUKATOR – Djentot Subechi, S.Pd, guru seni budaya SMA Negeri 2 Purbalingga dan SMA Negeri 1 Kemangkon, menggelar pameran seni fotografi “Buka Rana” di Klenteng Hok Tek Bio di Jalan Gunung Kelir, Purbalingga. Pameran yang menampilkan 40 karya fotografi dari Djentot beserta anak dan istrinya ini, berlangsung selama tiga hari, mulai Jumat (31/1/2025) hingga Minggu (2/2/2025), dan terbuka untuk umum.
Pameran fotografi untuk menyemarakkan tahun baru Imlek ini, dibuka oleh Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga, Wasis Andri Wibowo, S.Pd.
Djentot mengatakan, latar belakang penyelenggaraan pameran ini untuk mengobati sekaligus pembelajaran kepada masyarakat, khususnya generasi muda yang tidak pernah lepas dari gadget. “Generasi muda harus bijak menggunakan HP, termasuk kamera di dalamnya, untuk mengeksplorsai diri. Dan pameran ini tidak hanya menjadi ajang unjuk karya, tetapi juga sebagai media pembelajaran bagi generasi muda di Purbalingga,” ujarnya kepada EDUKATOR di sela-sela pameran.Djentot Subechi
Buka Rana, lanjutnya, merupakan istilah dalam dunia fotografi yang sangat lazim atau istilah dalam dunia nyata berarti membuka mata untuk merekam, medokumentasi, mengabadikan sebuah kejadian, momentum tertentu yang tidak mungkin terulang dengan kondisi sama. “Untuk itulah, saya menamai pameran ini Buka Rana,” ujarnya.Pengunjung pameran sedang mengapresiasi karya-karya foto yang dipamerkan
Lebih jauh Djentot menyoroti kurangnya aktivitas komunitas fotografi di Purbalingga. “Sebetulnya komunitas Purbalingga Fotografi ada, tapi saya tidak pernah tahu aktivitasnya sehingga kita memantik bagaimana Purbalingga berkiprah di dunia fotografi,” tambahnya.
Djentot percaya bahwa jam terbang sangat berpengaruh dalam dunia fotografi, sehingga adanya pameran ini, diharapkan ada lebih banyak fotografer yang berani menampilkan karyanya. Ia juga menyebutkan bahwa Purbalingga memiliki banyak fotografer berbakat yang layak mendapat perhatian lebih luas.
“Mudah-mudahan ada yang berani nekat seperti saya untuk berani menampilkan karya-karya fotografinya, karena saya tahu di Purbalingga ini banyak master fotografinya,” tuturnya.
Djentot mengucapkan terima kasih kepada pengelola Klenteng Hok Tek Bio Purbalingga yang telah memberikan kesempatan bersama keluarganya untuk menggelar karya – karya seni fotografi yang selama ini hanya mengenal karya lukisan saja.
“Pameran Seni Fotografi ini adalah yang pertama terselenggara di Purbalingga maupun Banyumas Raya, karena nuansanya sangat berbeda dengan Pameran Lukisan yang sering kali diselenggarakan. Sepanjang tahun 2024 saja ada 6 kali pameran lukisan. Dan pameran ini yang berbarengan dengan suasana Imlek, sebagai pembuka awal tahun 2025,” ujarnya.
Pameran Seni Fotografi “Buka Rana” menggelar 40 karya terpilih, dengan beragam obyek, yang dihasilkan oleh Djentot, istrinya dan anaknya. Diantaranya 1 karya Tyas Al Choirina (istri), 10 karya Adam Abdillah Mu’iz (anak), 1 karya Nur Landhep (anak), dan 5 karya Nur Fajri (anak). Selebihnya karya Djentot Subechi. Masing – masing karya memiliki teknik dan ciri khas tersendiri berdasarkan karakter jiwanya. Semua karya itu terbingkai dalam frame 40 Cm X 50 Cm tercetak di kertas foto A4.
Foto-foto yang dipamerkan itu, diantaranya berjudul “Berlabuh Dulu-Depot Pasir Desa Jetis, Klawing”, “Percikan Cahaya Tosan Aji”, “Senja di Depan Rumahku #2”, “Siap Menghidupi Insan Manusia”, “Senja Di bawah Jembatan Gantung Sumilir”,”Sesaji dalam Prosesi Menyatukan Elmen Tosan Aji”, dan sebagainya.
Pameran Seni Fotografi “Buka Rana”, lanjut Djentot, terbuka untuk umum dan gratis. Karya – karya ini merupakan koleksi keluarga namun tidak menutup kemungkinan jika ada yang berminat membeli dapat menghubungi secara pribadi (DM) istagram, facebook atau pesan kontak di 08172811679
Potensi Besar
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga, Wasis Andri Wibowo, yang membuka acara, mengapresiasi langkah Djentot dalam menggelar pameran ini. Ia menilai bahwa kehadiran anak-anak muda dalam pameran ini menjadi bukti bahwa seni fotografi di Purbalingga memiliki potensi besar untuk berkembang.
“Hari ini sangat luar biasa karena pada hari ini kita bersama-sama menikmati sajian gelaran pameran fotografi dengan tajuk Buka Rana yang dipandegani oleh Djentot Subechi,” katanya.
Wasis berharap kegiatan semacam ini dapat semakin meningkatkan gairah berkesenian di Purbalingga, khususnya dalam bidang fotografi. Pemerintah berkomitmen untuk merintis upaya agar fotografi di Purbalingga bisa lebih diakui sebagai bagian dari seni yang luar biasa.
“Kedepan kita akan merintis untuk bisa mengangkat fotografi. Ini menjadi bagian dari seni yang luar biasa di Purbalingga,” ujar Wasis.
Ia juga berharap agar kegiatan berkesenian di Purbalingga semakin meningkat dengan adanya pameran ini. “Semoga kesenian dan kebudayaan di Purbalingga dapat diapresiasi oleh masyarakat sehingga bisa menginspirasi generasi muda untuk berkreasi dan berkarya lewat seni dan budaya,” tambahnya.
Pameran Buka Rana juga dihadiri oleh siswa-siswi SMA di Purbalingga. Kehadiran mereka menjadi bukti bahwa seni fotografi memiliki daya tarik tersendiri bagi generasi muda, sekaligus menjadi harapan agar seni dan budaya di Purbalingga terus berkembang dan menginspirasi lebih banyak anak muda untuk berkarya. (Prasetiyo)
==