Kolaborasi Unsoed dan 23 BUMN di Batam, Olah Air Laut Menjadi Air Siap Minum

by -26 Views
Tim kolaborasi Unsoed dan 23 BUMN foto bersama di Tanjung Piayu, Kecamatan Sei Beduk, Kota Batam, Kepulauan Riau

PURWOKERTO, EDUKATOR--Untuk menghadirkan solusi energi dan air bersih yang berkelanjutan, 23 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diinisiasi oleh Tanggung Jawab Sosial dan Lingkugan (TJSL) PT Pegadaian, bersinergi dengan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed). Kolaborasi berupa pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan sistem Reverse Osmosis (RO) yang mengolah air laut menjadi air siap minum. Hal ini untuk mendukung operasional di Pondok Pesantren Darussalam Al-Gontory, Batam.

Pondok pesantren Darussalam Al-gontory, tepatnya berada di Tanjung Piayu, Kecamatan Sei Beduk, Kota Batam, Kepulauan Riau. Pimpinan Ponpes ini Ustadz Taten Rustandi– alumni Pondok Pesantren Gontor Ponorogo–ingin mengembangkan pendidikan berbasis pesantren di Propinsi Kepulauan Riau.

Ketua Tim pelaksana kegiatan kolaborasi dari Unsoed, Prof.Dr.Ir. Tamad, M.Si, beranggotakan Dr. Ahmad Rizkul Karim, M.Sc, Ir. Priswanto, ST., M.Eng., Okti Herliana, SP., MP., Dwi Putranto, ST., M.Sc, Ahmad Fauzi, SP., MP dan Enta Akhmad Ramadhan, SP., MT.

“Tim berusaha mewujudkan ketersediaan listrik dan air serta berkomunikasi dengan warga masyarakat sekitar mengenai pemanfaatan fasilitasi PLTS dan RO agar dapat juga dinikmati dan di rawat bersama,” kata Prof Tamad pada saat seremonial penyerahan bantuan kolaborasi TJSL BUMN Pembangkit listrik Tenaga Surya dan Reverse Osmosis, Senin (24/02/2025).

PLTS yang diimplentasikan adalah PLTS hybrid off grid dengan kapasitas minimal 25 kVA 3 phase, yang terdiri dari 44 buah panel surya kapasitas masing-masing 665 Wp, 2 buah inverter 12 kW 3 phase, 16 buah baterei lifepo4 kapasitas total 76.800 Wh, serta dilengkapi dengan sistem proteksi dan grounding. Salah satu contoh hasil pengujian performa harian PLTS diperoleh data charge 13.9 kWh dan discharge 12.8 kWh, menunjukkan bahwa PLTS dapat memenuhi kebutuhan daya untuk mesin reverse osmosis (RO) maupun kebutuhan listrik di pondok pesantren.

“Inisiatif ini tidak hanya memberikan manfaat bagi para santri, tetapi juga bagi masyarakat yang tinggal di sekitar pesantren, memastikan akses yang lebih luas terhadap energi terbarukan dan air bersih, sekaligus mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 6 tentang Air Bersih dan Sanitasi Layak serta TPB 7 tentang Energi Bersih dan Terjangkau,” imbuh Prof Tamad.

Prof Tamad juga menjelaskan, pondok pesantren Al-gontory dan komunitas di sekitarnya itu, selama ini menghadapi keterbatasan dalam akses listrik yang stabil serta air bersih yang layak konsumsi.

Melalui program ini, PLTS yang dibangun mampu menyediakan sumber energi mandiri, sementara sistem RO mampu mengubah air laut menjadi air bersih dengan kapasitas hingga 1.000 liter per jam, dapat memenuhi kebutuhan para santri serta warga sekitar.

“Dengan kapasitas produksi sekitar 300 galon air minum per hari, masyarakat kini memiliki sumber air bersih yang terjangkau dan berkualitas, sesuai standar kelayakan,” ujarnya.

Solusi Berkelanjutan

Direktur Jaringan, Operasi, dan Penjualan Pegadaian, Eka Pebriansyah sebagai perwakilan koordinator dalam kolaborasi ini, menegaskan bahwa program ini bukan sekadar bantuan sosial, melainkan solusi berkelanjutan yang berdampak luas bagi kesejahteraan masyarakat.

“Kami percaya bahwa pendidikan berkualitas dan kesejahteraan masyarakat harus didukung dengan infrastruktur dasar yang memadai. Dengan hadirnya PLTS dan sistem RO ini, tidak hanya santri yang mendapat manfaat, tetapi juga warga sekitar yang selama ini mengalami keterbatasan dalam akses air bersih dan listrik. Inisiatif ini mencerminkan semangat kolaborasi BUMN dalam menciptakan solusi nyata bagi kebutuhan dasar masyarakat,” ujar Eka.

Pemimpin pondok pesantren, Ustadz Taten Rustandi, menyampaikan apresiasi atas dukungan luar biasa dalam mewujudkan fasilitas ini.

“Kami sangat bersyukur atas inisiatif ini,” ujarnya.

Dengan adanya listrik yang stabil dan air bersih, tidak hanya santri yang merasakan manfaatnya, tetapi juga masyarakat sekitar pesantren. Kini, mereka tidak perlu lagi menghadapi kesulitan dalam mendapatkan air minum dan listrik untuk kebutuhan sehari-hari.

“Ini adalah perubahan besar yang membawa dampak jangka panjang,” ungkap Ustadz Taten. (*/Prasetiyo)

No More Posts Available.

No more pages to load.