TOLITOLI, EDUKATOR–Program Organisasi Penggerak Ikatan Guru Indonesia (POP IGI) selama 3 tahun ini telah dilaksanakan pada 49 Kabupaten sasaran di seluruh Indonesia. Salah satu daerah sasaran yang digunakan untuk program ini adalah Kabupaten Tolitoli, Provinsi Sulawesi Tengah.
Tujuan dari Program Organisasi Penggerak IGI ini untuk meningkatkan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar yang berbasis literasi dan numerasi. Adapun untuk kepala sekolah lebih para peningkatan kompetensi kepemimpinan kepala sekolah dalam menjalankan fungsi manajerial dan supervisi.
Pada Jumat -Sabtu (19-20/5/2023) telah dilaksanakan kegiatan on service POP IGI di Kabupaten Tolitoli untuk jenjang SD. On service dilakukan di SD Negeri 4 Tolitoli dan SD Negeri 26 Tolitoli.
Pada kegiatan on service ini yang dilakukan pertama adalah pemantauan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sasaran baik itu untuk kelas 4 dan kelas 5. Kemudian dilakukan refleksi bersama setelah proses pembelajaran itu. Refleksi bersama ini difasilitasi oleh fasilitator daerah dan diikuti oleh semua guru sasaran pop IGI tahun 2023, serta wawancara dampak dilaksanakannya POP IGI selama 3 tahun kepada kepala sekolah, guru dan siswa di sekolah sasaran.
Selanjutnya dilaksanakan proses diskusi dengan kepala sekolah terkait dengan peningkatan kompetensi kepemimpinan kepala sekolah dalam menjalankan roda-roda manajerial dan supervisi yang ada di sekolah sasaran tersebut.
Lancar dan Sukses
Pelaksanaan on service program organisasi penggerak (POP) IGI tahun 2023 untuk jenjang SD di Kabupaten Tolitoli berjalan dengan lancar dan sukses serta semua proses dilaksanakan dengan baik sesuai dengan alur. Hal ini sesuai yang disampaikan oleh Nokman Riyanto, S.Pd, Si, M.Pd selaku tim pemantau dari Ikatan Guru Indonesia yang ditugaskan di Kabupaten Tolitoli .
“Pada dasarnya proses on service POP IGI tahun 2023 untuk jenjang SD telah berjalan dengan lancar dan baik. Adapun tujuan dari on service ini adalah untuk mempraktikkan hasil dari pelatihan yang telah di dapatkan pada in service di dalam kelas pada sekolah sasaran dan itu sudah tergambar dengan baik saat memantau seluruh kegiatan on service tersebut”. Ujar Nokman Riyanto yang juga Kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Karangjambu, Purbalingga ketika dihubungi EDUKATOR, Sabtu (21/5/2023).
Adapun salah satu hasil yang diharapkan pada tahun ketiga proses pelaksanaan POP IGI adalah bagaimana melihat sejauh mana dampak yang terjadi setelah sekolah sasaran mengikuti pelatihan selama in service.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, lanjut Nokman Riyanto, dampak nyata setelah guru mengikuti POP IGI ini adalah guru sasaran lebih terbuka terhadap hal baru terutama pada pembelajaran berbasis literasi dan numerasi serta pembelajaran diferensiasi dan Higher Order Thinking Skills (HOTS).
Hal ini seperti yang diakui salah satu guru sasaran, Desliana, S.Pd. dari SD Negeri 4 Tolitoli.
“Setelah mengikuti program ini saya lebih paham terkait dengan pembelajaran literasi, numerasi maupun pembelajaran diferensiasi dan HOTS, dan telah saya terapkan juga di kelas yang saya ajar. Hasilnya anak-anak lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas,” ujar Desliana. (*/Prasetiyo)