BANYUMAS, EDUKATOR–Wisata pendidikan kini tengah ngetrend. Hal ini seiring diluncurkannya Kurikulum Merdeka sebagai Kurikulum Nasional oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim pada bulan Maret 2024 lalu. Dalam kurikulum itu, salah satu kegiatan pembelajaran adalah membuat projek, yakni P-5 atau Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
P5 adalah pembelajaran yang berfokus pada penguatan karakter dan kemampuan peserta didik. Projek ini dapat dilakukan dalam berbagai tema, seperti kearifan lokal, Gaya Hidup Berkelanjutan, Bhinneka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa dan Raganya, Rekayasa dan Teknologi, dan Kewirausahaan. Penerapan P5 dari jenjang PAUD/TK, SD, SMP, hingga SMA/SMK.
Di lingkungan Kementerian Agama, kegiatan P5 dikemas menjadi P5 dan P2RA (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin), yang diterapkan sejak jenjang BA/RA, MI, MTs hingga MA.
Program P5 dan P2RA salah satunya dapat diimplementasikan di Prawita Gardern, kebun buah & peternakan lebah madu murni, yang beralamat di Jl. Raya Ajibarang-Gumelar, RT.06/RW.02, Pegawulan Tengah, Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Destinasi wisata pendidikan ini berdiri sejak awal tahun 2019 silam. Dan destinasi wisata yang juga disebut Wanawiyata Widyakarya-Pusat Pelatihan dan Pemagangan – Kelompok Tani Hutan Petani Muda Prawita ini, sudah mengantongi Surat Keputusan (SK) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), bernomor 1058/MenLHK-P2SDM/LUH/Keu-I/3/2021.
“Sudah banyak sekolah maupun lembaga yang belajar dan praktik di sini. Tidak hanya dari wilayah Kabupaten Banyumas dan sekitarnya, namun ada juga dari Lampung dan berbagai kota lainnya di Pulau Jawa. Bahka dari Malaysia juga pernah ke sini sampai berhari-hari, ” ujar pemilik Prawita Garden, Teguh Waluyo, S.Pd yang didampingi istrinya, Ajeng Prawitasari saat menerima kunjungan Tim Blusuker Unsoed di Prawita Garden, Minggu (1/9/2024).Tim Blusuker Unsoed di Prawita Garden Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Banyumas. (Foto: Koleksi Tim Blusuker Unsoed)
Ikut dalam kunjungan itu, dosen dan pakar pemberdayaan masyarakat sekaligus Ketua Tim Riset Dasar Unsoed (RDU) Prof. Dr Adhi Iman Sulaiman, S.IP, M.Si, beserta anggota tim dari dosen, mahasiswa FISIP dan Pascasarjana Unsoed.
Teguh Waluyo mengatakan, program yang dikembangkan di Prawita Garden, yakni pertanian berbasis lebah madu. “Dalam hal ini, lebah sebagai media edukasi dan konservasi. Kami tekankan bahwa madu memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, diantaranya meningkatkan imunitas tubuh dan mengobati berbagai jenis penyakit, seperti jantung, diabetes, batuk, sakit tenggorokan dan sebagainya,” ujar Teguh Waluyo.Teguh Waluyo (nomor dua dari kanan) dan istri, Ajeng Prawitasari didampingi Tim Blusuker Unsoed . (Foto: Koleksi Tim Blusuker Unsoed)
Produk yang dihasilkan Prawita Gaerden, lanjut Teguh, ada dua. Yakni produk barang, berupa aneka madu, produk turunan olahan madu, bibit tanaman pakan lebah, bibit tanaman buah langka, aneka buah dan palawija.
Sedangkan produk jasa, berupa pelatihan budidaya lebah madu/lebah klanceng dan lebah apis cerana, pelatihan pengolahan produk turunan lebah, pengadaan koloni lebah, pelatihan budi daya tanaman, study banding, magang, KKN, PKL, wisata edukasi, desain landscape kebun dan konservasi.
Enam Tema
Menurut Teguh Waluyo, terkait wisata edukasi untuk menujang kegiatan P5 bagi pelajar, Prawita Garden menawarkan enam tema. Pertama,tema panen hasil bumi. Disini anak-anak diajarkan tentang tata cara menanam, memanen hasil bumi dan memasarkan hasil bumi. Kedua, tema gaya hidup berkelanjutan (Ayo sayangi bumi). Di sini, anak-anak diajari tentang eksplorasi penyebab banjir dan melestarikan sumber mata air serta peran lebah dalam ketahanan pangan.Teguh Waluyo di lahan yang menjadi lokasi eduwisata Prawita Garden. (Foto: Koleksi Tim Blusuker Unsoed)
Ketiga, tema panen madu. Di sini, anak-anak diajari tentang cara memanen madu yang benar. Keempat, tema kewirausahaan. “Melalui tema ini, kami berharap, kelak yang belajar ke sini, bisa berwirausaha di bidang kebun buah dan peternakan lebah madu murni,” ujar Teguh Waluyo.
Tema kelima, lanjut Teguh, berekayasa dan berteknoloGi untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pada tema ini, anak-anak dilatih berpikir kritis, kreatif dan inovatif untuk berekayasa membangun produk berteknologi, khususnya terkait kebun buah dan peternakan lebah madu murni. Keenam, tema kearifan lokal.Tempat budidaya lebah madu. (Foto: Koleksi Tim Blusuker Unsoed)
“Untuk mendukung tema kearifan lokal, kami memiliki museum mini. Di museum ini ada koleksi bebatuan zaman kuno. Jadi di sini, anak-anak juga belajar sejarah,” ujar Teguh Waluyo.
Teguh Waluyo yang juga guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) di dua sekolah: SD N 2 Pancurendang dan SDN 1 Darmakradenan ini mengatakan, bagi sekolah yang akan mengadakan kunjungan ke sini, paling tidak H-1 mengabari dulu. Tiket untuk masuk ke Prawita Garden cukup murah, Rp 10.000,-/orang, sudah termasuk mendapatkan 1 sachet madu murni.
Pionir Wirausaha
Dihubungi terpisah, pakar pemberdayaan masyarakat Unsoed Prof. Dr. Adhi Iman Sulaiman SIP, M.Si mengemukakan, Prawita Garden bisa menjadi pionir wirausaha muda yang memotivasi, menginspirasi dan mengedukasi dengan budidaya lebah madu, varian produk madu, dan inovasi minuman teh serta kopi dicampur madu yang enak dan menyehatkan.
“Semua itu ditawarkan dalam paket pelatihan bagi siapapun yang berminat, dan ini sangat luar biasa , karena bisa berbagi kesuksesan tanpa merasa tersaingi malahan bisa berkolaborasi,” ujar Adhi Iman yang sering melakukan riset pemberdayaan di berbagai daerah jni .
Menurut Adhi Iman Sulaiman, Prawita garden telah melaksanakan konsep pemberdayaan masyarakat mulai dari kegiatan penyuluhan, pelatihan, pendampingan, dan kemitraan hingga dapat menciptakan kesejahteraan serta pionir percontohan untuk berbagi kesuksesan menjadi wirausaha lebah madu, khususnya bagi generasi muda, pelajar dan mahasiswa.
Oleh-oleh
Sementara itu, bagi pengunjung yang akan membeli oleh-oleh, di Prawita garden tersedia madu lebah botolan ukuran 250 mili liter seharga Rp 75.000,- dan 500 ml seharga Rp 150.000,-. Ada juga madu klanceng botolan ukuran 250 ml seharg Rp 150.000,- dan ukuran 500 ml seharga Rp 300.000,-.
Kemudian ada lebah madu hutan botolan, ukuran 250 ml seharga Rp 125.000,- dan ukuran 500 ml seharga Rp 250.000. Tersdia juga madu sarang ukuran 250 gram seharga Rp 100 .000,-, dan ukuran 500 gram seharga Rp 200.000,-.
Untuk madu ukuran sachet, dijual per sachet Rp 3.500,-.Kedai Prawita Garden. (Foto: Koleksi Tim Blusuker Unsoed)
Di Prawita Garden, kita juga bisa bersantai di Kedai Prawita. Sambil menikmati suguhan kopi madu, baik panas maupun dicampur es, kita bisa santai sejenak melepas kepenatan hidup. Untuk teman minum kopi madu, ada suguhan singkong maupun ketela rambat rebus.Nikmatnya…..mak nyusssss !
Yuk……berkunjung ke Prawita Garden. Ini No HP/WA yang bisa dihubungi: 082366456556.(Prasetiyo)