Oleh: Binti Amilatul Mahmudah, S.Pd.I
Guru MIS Fathul Ulum Sidorejo
Kecamatan Wungu
Kabupaten Madiun
Provinsi Jawa-Timur
BAHASA Arab merupakan salah satu mata pelajaran penting yang diajarkan di madrasah, termasuk di MIS Fathul Ulum Sidorejo, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun. Bahasa Arab menjadi kunci utama dalam memahami ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis.
Bagi siswa kelas IV, menguasai kosa kata atau mufrodat dasar adalah langkah awal yang sangat penting untuk membangun kemampuan berbahasa Arab secara bertahap. Karena itu, metode yang menarik dan efektif dalam mengajarkan kosa kata harus benar-benar diperhatikan agar proses belajar berjalan lancar dan menyenangkan.
Dalam praktiknya, mengajarkan mufrodat kepada anak-anak kelas IV memiliki tantangan tersendiri. Banyak siswa yang merasa bahwa Bahasa Arab sulit karena kosakatanya asing dan tidak digunakan dalam percakapan sehari-hari. Selain itu, usia anak-anak yang masih cenderung aktif dan cepat bosan membuat pembelajaran harus dinamis dan kreatif. Permasalahan lainnya adalah kurangnya bahan ajar interaktif yang sesuai dengan dunia anak-anak, sehingga terkadang pelajaran terasa monoton dan membosankan. Anak-anak pun lebih suka belajar sambil bermain dibandingkan dengan metode menghafal yang kaku.
Untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, penting memilih pendekatan yang tepat dalam mengajarkan mufrodat Bahasa Arab kepada siswa kelas IV. Menurut Prof. Dr. Muhammad Al-Najjar, seorang ahli pendidikan anak, proses belajar kosa kata pada anak-anak akan lebih efektif jika menggunakan metode visual dan kinestetik, yaitu menggabungkan gambar, gerakan, dan suara. Ia menyatakan bahwa anak-anak lebih mudah mengingat kosa kata baru jika mereka melihat, mendengar, dan sekaligus melakukan aktivitas yang berkaitan dengan kata tersebut.
Selain itu, pendapat lain datang dari Dr. H. Nasrulloh, M.Pd.I., pakar pembelajaran Bahasa Arab di Indonesia, yang menekankan pentingnya learning by doing atau belajar sambil melakukan. Menurut beliau, anak-anak akan lebih cepat memahami dan mengingat kosa kata Bahasa Arab jika mereka diajak untuk terlibat aktif, seperti melalui permainan bahasa, bercerita, atau menyanyikan lagu-lagu sederhana berbahasa Arab.
Salah satu contoh metode visual adalah menggunakan kartu bergambar (flashcard). Guru bisa menunjukkan gambar sambil menyebutkan kosa kata Arabnya, lalu siswa menirukan. Misalnya, gambar apel (تفاحة), gambar buku (كتاب), dan sebagainya.
Metode kinestetik bisa diterapkan dengan mengajak siswa melakukan permainan tebak gerak. Misalnya, guru menyebutkan kata “اِجْلِسْ” (duduklah) dan siswa harus segera duduk. Ini membuat siswa belajar sambil bergerak, sehingga pelajaran terasa lebih menyenangkan.
Untuk memperkuat hafalan, guru bisa mengajak siswa menyanyikan lagu-lagu sederhana dalam Bahasa Arab. Contohnya lagu tentang nama-nama hari, anggota tubuh, atau warna. Irama lagu membuat kosa kata lebih mudah melekat dalam ingatan anak-anak.
Tidak kalah penting, guru bisa membuat proyek kecil seperti “Pojok Bahasa Arab” di kelas. Setiap minggu, ada tema baru (misalnya tema hewan, makanan, atau sekolah), lalu siswa membawa gambar-gambar sesuai tema dan menuliskan nama Arabnya.
Berdasarkan tantangan dan berbagai pendekatan yang telah disebutkan, solusi yang dapat diterapkan di kelas IV MIS Fathul Ulum Sidorejo adalah: pertama, menggunakan media pembelajaran yang bervariasi seperti flashcard, gambar, lagu, dan permainan. Kedua, melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar agar mereka merasa senang dan terlibat. Ketiga, memberikan penguatan kosa kata dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dengan membiasakan salam, perintah sederhana, dan kosa kata harian menggunakan Bahasa Arab di kelas.
Selain itu, penting juga bagi guru untuk terus berinovasi dan mengamati perkembangan siswa, sehingga metode yang digunakan bisa terus disesuaikan. Memberikan apresiasi kepada siswa yang aktif juga menjadi motivasi tambahan bagi mereka untuk semangat belajar Bahasa Arab.
Mengajarkan kosa kata Bahasa Arab kepada anak-anak kelas IV di MIS Fathul Ulum Sidorejo membutuhkan kreativitas, kesabaran, dan strategi yang tepat. Dengan pendekatan yang menyenangkan, siswa tidak hanya akan mudah menghafal mufrodat tetapi juga mencintai Bahasa Arab sebagai bagian dari kehidupan mereka. (*)