PURBALINGGA, EDUKATOR–Siapa bilang guru Taman Kanak-Kanak (TK) cuma pandai bernyanyi “Balonku” atau membacakan cerita sambil membawa boneka tangan? Jumat, 16 Mei 2025, para guru TK se-Kecamatan Karangmoncol membuktikan bahwa mereka juga piawai membuat orang dewasa tertawa terpingkal-pingkal.
Bertempat di TK Pertiwi Tamansari, panggung kecil disulap menjadi arena tawa. Sebanyak 43 guru TK dari berbagai desa se Kecamatan karangmoncol unjuk gigi dalam Lomba Stand Up Comedy Bahasa Ngapak tingkat kecamatan. Kegiatan ini digelar oleh Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) Kecamatan Karangmoncol sebagai bagian dari perayaan HUT ke-75 IGTKI.
Gelak tawa meledak dari penonton ketika satu per satu guru naik ke panggung. Mulai dari kisah “drama anak-anak rebutan mainan,” pengalaman lucu sehari-hari di kelas, curahan hati guru honorer yang tetap harus tersenyum walau gaji telat datang hingga tantangan mengajar di era digital. Semua dikemas dalam gaya stand up comedy Bahasa Ngapak yang segar, santun, dan mengena.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa guru TK tidak hanya sabar dan lembut, tapi juga percaya diri, kreatif, dan mampu menyampaikan pesan kehidupan lewat humor,” ungkap Ketua IGTKI Kecamatan Karangmoncol, Haryati, S.Pd.AUD.
Yang membuat momen ini semakin istimewa, bukan hanya karena para peserta tampil di luar zona nyaman mereka, tetapi juga karena antusiasme penonton—sesama guru, kepala sekolah, hingga warga sekitar—yang tak henti tertawa, bertepuk tangan, dan bahkan ikut tertawa terpingkal-pingkal.
Tak ada yang kalah dalam lomba ini, meski dewan juri akhirnya harus memilih tiga penampil terbaik berdasarkan kelucuan materi, cara penyampaian, dan interaksi dengan audiens. Semua peserta tetap menerima penghargaan sebagai bentuk apresiasi atas keberanian dan semangat mereka membawa suasana ceria dalam dunia pendidikan.
Acara ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga wadah silaturahmi dan pelepas penat para pendidik usia dini yang selama ini bekerja di balik senyum anak-anak. Bahkan, banyak yang berharap agar kegiatan serupa dijadikan agenda rutin tahunan.
Karena siapa sangka, di balik kesabaran luar biasa para guru TK, ternyata tersimpan segudang kisah lucu, penuh warna, dan tentu saja… mengocok perut.(Retni Tianingsih,S.Pd/Prs)