PURBALINGGA, EDUKATOR--Tiga siswa SMAN 1 Rembang Purbalingga meraih juara nasional dalam Lomba Cerdas Cermat (LCC) Anti Money Laundering (AML) yang digelar Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Kamis (30/5/2024) di gedung PPATK Jakarta. Uniknya, nama mereka mengandung unsur Muhammad. Mereka terdiri: Mochammad Damar Unggul Prayogo, Muhammad Wahab Hasbulloh dan Arif Muhamad Zaenal Islami.
Sebelumnya, mereka telah melewati babak penyisihan tingkat nasional yang digelar secara daring diikuti 91 SMA dan SMK se Indonesia. Adapun pada fase semi final nasional yang digelar di Jakarta secara luring, mereka tergabung dalam grup 2 bersama MAN Insan Cendikia Serpong dan SMAN 53 Jakarta. Dan berhasil menjadi juara grup, setelah melewati 3 ronde yang melelahkan.
Mereka harus mengerjakan soal-soal berupa teori, konsep, studi kasus, dan isu-isu terkini terkait pencucian uang. Yang terdiri dari soal pilihan ganda, soal benar salah dan isian dengan sistem rebutan dan pengurangan poin.
Pada babak final, Tim SMAN 1 Rembang yang sejak awal tampil bak kuda hitam akhirnya meraih trofi juara 2, kalah dari SMAN 6 Bogor sebagai juara bertahan. Sedangkan juara ketiga diraih oleh SMA Taruna Nusantara, Magelang.
Atas prestasi ini, Kepala SMAN 1 Rembang Purbalingga Feriati R mengaku sangat bangga karena siswanya mampu membawa nama Rembang di kancah nasional.
“Ini even bergengsi tingkat nasional. Anak-anak membawa spirit Jenderal Sudirman yang meskipun datang dari Rembang namun bisa memiliki prestasi nasional,” ujar Feriati R.
Pembimbing siswa Samrin, S.Pd mengungkapkan hal senada. Ia awalnya tidak menyangka siswanya dapat meraih juara.
Sempat Minder
“Kami awalnya sempat minder karena dari sekolah pinggiran. Namun melihat kesungguhan anak-anak belajar dan juga mereka justru tampil nothing to lose, malahan menjadi kekuatan tersendiri dan akhirnya bisa juara. Kami berterimakasih atas kerja keras anak-anak dan juga atas dukungan semua pihak,” ucap Samrin.
Salah satu siswa Mochamad Damar Unggul Prayogo mengaku lega dengan pencapaian yang diraihnya. Menurutnya, ini pengalaman yang sangat berharga.
“Lawan-lawan kami dari sekolah ternama, namun alhamdulillah berkat kerja sama tim dan bimbingan Pak Samrin, kami akhirnya bisa menjadi juara. Semoga ini menginspirasi adik-adik kelas kami nantinya,” ujar Damar.
Atas prestasi ini, mereka berhak atas uang pembinaan Rp 12 juta , trofi dan piagam penghargaan dari PPATK, lembaga sentral (focal point) dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang di Indonesia itu. (Muji Prasetyo/Prs)