Oleh: Chitra Dyah Rahmatillah, S.Pd
Guru MAN 1 Sula
Kepluauan Sula
Provinsi Maluku Utara
BAHASA Arab merupakan salah satu mata pelajaran wajib di Madrasah Aliyah, termasuk di MAN 1 Sula, Kepulauan Sula, Maluku Utara. Pembelajaran Bahasa Arab di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) memiliki tantangan tersendiri, terutama dalam hal ketersediaan sumber daya, sarana prasarana, serta motivasi belajar siswa. Dalam konteks Kurikulum Merdeka (Kurmer), guru dituntut mampu menciptakan strategi pengajaran yang kreatif dan menyenangkan agar pembelajaran tetap efektif dan bermakna.
Beberapa permasalahan yang muncul dalam pengajaran Bahasa Arab di MAN 1 Sula antara lain:
1.Rendahnya motivasi siswa dalam mempelajari Bahasa Arab karena dianggap sulit dan tidak kontekstual.
2.Terbatasnya akses terhadap media pembelajaran modern seperti video pembelajaran, aplikasi digital, dan buku teks yang memadai.
3.Kurangnya pelatihan guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka khususnya pada pembelajaran Bahasa Arab.
4.Lingkungan yang kurang mendukung praktik berbahasa Arab secara aktif.
Dalam upaya mengatasi tantangan tersebut, guru Bahasa Arab di MAN 1 Sula menerapkan beberapa strategi pengajaran menyenangkan berbasis Kurikulum Merdeka:
1.Pembelajaran Kontekstual Berbasis Proyek (Project-Based Learning)
2.Guru mengajak siswa membuat proyek sederhana seperti membuat kamus mini Bahasa Arab untuk benda-benda di sekitar sekolah atau membuat vlog singkat berbahasa Arab. Kegiatan ini mendorong siswa untuk aktif dan kreatif.
3.Game Edukatif Berbahasa Arab
Permainan seperti kuis digital menggunakan Kahoot atau Wordwall, tebak kata, dan bingo huruf hijaiyah diterapkan untuk meningkatkan penguasaan mufradat (kosakata) secara menyenangkan.
4.Pendekatan Tematik dan Kultural
Pembelajaran dikaitkan dengan tema yang dekat dengan kehidupan siswa di daerah pesisir dan budaya lokal, misalnya membuat dialog tentang aktivitas nelayan dalam Bahasa Arab. Hal ini memperkuat koneksi antara bahasa dan konteks kehidupan nyata.
5.Pemanfaatan Media Lokal dan Alam Sekitar
Guru menggunakan media yang mudah didapatkan, seperti gambar, papan flanel, kartu kosa kata buatan tangan, hingga papan tulis kreatif. Lingkungan alam sekitar juga dijadikan sumber belajar.
6.Kolaborasi dan Diskusi Kelompok Kecil
Dalam Kurmer, siswa diarahkan untuk aktif mencari makna. Diskusi kelompok kecil dan presentasi hasil diskusi membuat siswa terlibat secara aktif dan membangun kepercayaan diri berbahasa Arab.
Untuk mendukung keberhasilan strategi ini, menurut penulis, dibutuhkan:
1.Pelatihan berkelanjutan bagi guru dalam implementasi Kurikulum Merdeka.
2.Penyediaan fasilitas belajar minimal berbasis digital secara bertahap.
3.Dukungan dari kepala madrasah dan orang tua dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif.
4.Kolaborasi antarguru untuk berbagi praktik baik dan inovasi pembelajaran.
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Arab di wilayah 3T seperti di MAN 1 Sula memerlukan pendekatan yang kreatif, kontekstual, dan menyenangkan. Dengan strategi berbasis Kurikulum Merdeka yang diterapkan secara bertahap dan didukung oleh semua pihak, proses belajar Bahasa Arab akan menjadi lebih efektif dan bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang menyenangkan akan membangun semangat dan rasa percaya diri siswa dalam menguasai Bahasa Arab sebagai bekal di masa depan.(*)