*Penularan Terjadi Saat Cuaca Tidak Menentu
SETELAH sempat marak pada Agustus lalu, kasus flu dan batuk pilek kini menunjukkan pola yang menarik dan perlu diwaspadai. Meski secara nasional angka kasus sempat menurun, masyarakat diimbau tetap berhati-hati terhadap potensi penularan, terutama menjelang datangnya musim hujan.
Perubahan cuaca yang ekstrem kerap membuat daya tahan tubuh menurun, membuka peluang virus flu dan pilek mudah menyebar di lingkungan sekitar.
Di Yogyakarta misalnya, pada minggu kedua Oktober 2025, tercatat lebih dari dua ribu kasus batuk pilek melalui sistem pemantauan kesehatan. Sementara Jakarta bahkan melaporkan hampir dua juta kasus sepanjang tahun ini, disusul Jawa Timur dengan ratusan ribu penderita.
Angka tersebut menunjukkan bahwa penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan yang patut diperhatikan, terutama di wilayah padat penduduk.
Fenomena serupa juga terjadi di Banyumas Raya. Meski belum ada data pasti, penyakit batuk dan pilek belakangan ini banyak menyerang masyarakat dari balita hingga orang dewasa. Sejumlah klinik dan rumah sakit pun tampak kembali dipadati pasien dengan keluhan yang sama—hidung tersumbat, demam ringan, dan tenggorokan gatal.
Dosen Ahli Mikrobiologi Klinis Fakultas Kedokteran Unsoed, dr. Nia Krisniawati, Sp.MK, menuturkan bahwa tren kenaikan kasus ini bukan hal baru.
“Flu dan batuk pilek cenderung meningkat ketika musim hujan tiba. Kondisi cuaca yang lembap dan perubahan suhu membuat daya tahan tubuh menurun, sehingga virus lebih mudah menyebar,” jelasnya.
Menurutnya, langkah sederhana seperti menjaga kebersihan tangan, menggunakan masker saat berada di keramaian, serta memperbanyak konsumsi air putih dan makanan bergizi dapat membantu mencegah penularan.
“Kuncinya ada pada gaya hidup sehat dan kewaspadaan. Jangan sepelekan gejala ringan, karena bisa menular ke orang lain,” tambah dr. Nia.dr. Nia Krisniawati, Sp.MK, yang kini sedang menempuh S3 di UGM Yogyakarta
Berikut penjelasan lengkapnya, yang diterima EDUKATOR, Senin (20/10/2025).
A. Mengapa Kasus Naik Lagi?
Sebagai ahli mikrobiologi klinik, dr.Nia melihat pola ini wajar terjadi di negara tropis seperti Indonesia. Virus flu memang cenderung meningkat saat pergantian musim.
Data dari WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) menunjukkan virus flu jenis A khususnya tipe H3N2 sedang aktif menyebar. Virus ini dikenal menyebabkan gejala lebih berat dibanding tipe H1N1. Kabar baiknya, virus COVID-19 relatif terkendali saat ini, kata dr.Nia yang sedang tugas belajar S3 di UGM Yogyakarta.
B. Bedanya Flu Biasa, Influenza, dan COVID-19
Menurut dr.Nia penting untuk memahami perbedaannya:
– Flu biasa: Disebabkan berbagai virus ringan, gejalanya pilek dan batuk ringan
– Influenza: Disebabkan virus influenza A atau B, gejalanya lebih berat dengan demam tinggi, nyeri otot, dan batuk keras
– COVID-19: Disebabkan virus corona, memiliki risiko komplikasi berbeda.
Di Yogyakarta, tidak ada kasus COVID-19 baru dalam pemantauan Oktober ini. Jadi lonjakan batuk pilek saat ini lebih disebabkan virus flu biasa dan influenza. IDI Jawa Barat juga menyebutkan virus lain yang beredar termasuk RSV, Adenovirus, dan Parainfluenza, ujar dr.Nia.
C. Kenapa Musim Hujan Bikin Flu Meningkat?
Selanjutnya dr.Nia menjelaskan ada beberapa alasan ilmiah:
1. Udara lembap dan sejuk membuat virus bertahan lebih lama di udara,
2. Polusi udara yang tinggi mengiritasi saluran pernapasan kita,
3. Daya tahan menurun: Setelah pandemi Covid-19 kita memakai masker terus, tubuh kita jadi kurang terlatih melawan virus flu,
4. Aktivitas sosial meningkat: Sekolah buka, kantor ramai, liburan akhir tahun membuat orang lebih sering bertemu.
D. Cara Melindungi Diri dan Keluarga
1. Vaksinasi Flu, sangat dianjurkan untuk:
– Anak-anak dan lansia
– Ibu hamil
– Penderita penyakit kronis (diabetes, jantung, asma)
– Tenaga kesehatan
Penelitian menunjukkan vaksin flu bisa mengurangi risiko sakit berat dan rawat inap, ungkap dr.Nia.
2. Kebiasaan Sehat Sederhana
– Cuci tangan dengan sabun minimal 20 detik,
– Pakai masker jika sedang batuk pilek atau ditempat ramai,
– Tutup mulut saat batuk atau bersin dengan siku bagian dalam,
– Jaga jarak dari orang sakit,
– Pastikan ventilasi ruangan baik, buka jendela secara berkala,
3. Jaga Daya Tahan Tubuh
– Tidur cukup 7-8 jam sehari,
– Makan bergizi,
– Istirahat cukup,
– Olahraga teratur minimal 30 menit sehari,
– Kelola stres dengan baik,
– Minum air putih yang cukup.
E. Kapan Harus ke Dokter?
Segera cari pertolongan medis jika mengalami:
– Sesak napas atau napas cepat
– Demam tinggi lebih dari 3 hari
– Batuk dengan dahak berdarah atau berwarna kehijauan
– Nyeri dada saat bernapas atau batuk
– Lemas ekstrim yang tidak membaik dengan istirahat
– Pada anak: rewel berlebihan, tidak mau makan/minum, bibir kebiruan
F. Kesimpulan:
dr. Nia menyimpulkan bahwa lonjakan flu dan batuk pilek mengingatkan kita bahwa ancaman kesehatan bukan hanya COVID-19. Tapi jangan panik! dengan menerapkan pola hidup sehat dan protokol kesehatan sederhana, kita bisa melindungi diri dan keluarga.
Ingat, kunci utamanya adalah kerjasama. Ketika semua orang menjaga kesehatan diri sendiri, kita juga melindungi orang lain di sekitar kita.(Alief Einstein/Prs)