Oleh : Sangidah, S.Pd.I.,M.Pd
Guru Mi Muhammadiyah Tunjungmuli
Kecamatan Karangmoncol
Kabupaten Purbalingga
ISTILAH digitalisasi sudah tidak asing lagi di telinga kita. Ketika mendengar kata ini, yang terlintas adalah hal-hal yang berkaitan dengan teknologi, komputerisasi, dan perubahan menuju sistem digital. Secara umum, digitalisasi berarti proses mengubah sesuatu ke dalam bentuk digital atau memanfaatkan teknologi untuk mendukung aktivitas manusia.
Di era teknologi yang berkembang begitu pesat, pepatah lama yang mengatakan “Dunia tak selebar daun kelor” kini seakan berubah menjadi “Dunia selebar daun kelor”. Artinya, akses informasi kini begitu cepat dan mudah. Kita bisa mengetahui peristiwa di berbagai belahan dunia, misalnya di Amerika Serikat, meski kita sedang berada di Indonesia.
Dalam dunia pendidikan, digitalisasi berdampak besar pada cara belajar dan mengajar, termasuk yang penulis rasakan di MI Muhammadiyah Tunjungmuli, Kecamaan Karangmoncol, Purbalingga.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong adanya pembaruan dalam proses pembelajaran. Guru sebagai pendidik dituntut untuk mampu memanfaatkan alat dan media pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan dukungan media pembelajaran digital yang tepat, tujuan pembelajaran lebih mudah tercapai, materi menjadi lebih lengkap dan menarik, serta hasil belajar siswa pun meningkat.
Pendidik yang memiliki kualitas baik akan mampu menciptakan proses pembelajaran yang optimal. Hasil belajar adalah capaian siswa setelah mengikuti pembelajaran, baik dalam bentuk pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Bila bahan ajar dan metode pembelajaran disampaikan secara aktif dan variatif, hasil belajar siswa juga akan meningkat (Chandra & Nugroho, 2017).
Pendidik juga perlu memanfaatkan berbagai sumber daya digital dalam mengajar. Integrasi teknologi informasi dalam pelajaran akan membantu siswa memahami materi melalui media yang lebih menarik. Pembelajaran digital dapat dilakukan melalui berbagai bentuk, seperti modul interaktif, video pembelajaran, atau platform online. Tujuannya adalah menciptakan pengajaran yang efektif, meningkatkan pengetahuan, dan mengembangkan keterampilan siswa (Holzberger et al., 2013).
Proses pembelajaran digital terjadi saat interaksi antara guru, siswa, dan lingkungan belajar dimediasi oleh perangkat teknologi, baik yang dirancang khusus untuk pendidikan maupun tidak (Pratiwi & Widya, 2020). Pembelajaran digital memungkinkan siswa berpartisipasi lebih aktif dan mendorong mereka untuk mencapai hasil belajar yang optimal (Pai & Tu, 2011). Media yang tepat akan membantu guru menyampaikan materi secara lengkap dan efektif (Rahayuningsih & Muhtar, 2022).
Salah satu dampak positif digitalisasi yang paling menonjol adalah di bidang pendidikan. Banyak objek pembelajaran seperti buku, artikel, dan jurnal ilmiah kini telah didigitalisasi. Hal ini memudahkan akses terhadap ilmu pengetahuan. Contoh nyata adalah pembelajaran online, yang menggantikan pembelajaran tatap muka konvensional. Kini, pembelajaran bisa dilakukan melalui perangkat teknologi tanpa perlu kertas atau pertemuan langsung.
Melalui aplikasi dan perangkat elektronik, pembelajaran online kini bisa dilakukan di hampir semua jenjang pendidikan, dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Guru dan siswa mulai menyadari bahwa pembelajaran berbasis video atau konferensi daring lebih efisien dan menarik. Selain menghemat waktu, guru dapat menyampaikan materi dengan lebih fleksibel, dan siswa dapat mengaksesnya kapan saja melalui platform digital sekolah atau universitas.
Anak-anak generasi sekarang pun menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi. Mereka menuntut sistem pendidikan yang lebih dinamis dan interaktif, dan digitalisasi menjawab kebutuhan itu.(*)