Oleh: Muklis Amali, S.Pd.I
Guru MTs Ma’arif NU 06 Bojongsari
Kecamatan Bojongsari
Kabupaten Purbalingga
BAHASA Arab merupakan salah satu mata pelajaran penting yang diajarkan di madrasah. Sebagai bahasa agama dan budaya, penguasaan Bahasa Arab menjadi kunci dalam memahami ajaran Islam serta teks-teks keagamaan klasik. Di MTs Ma’arif NU 06 Bojongsari, Purbalingga, pengajaran Bahasa Arab terus dikembangkan agar lebih menarik dan sesuai dengan karakter siswa abad ke-21. Salah satu pendekatan inovatif yang mulai diterapkan adalah pembelajaran berbasis permainan interaktif (interactive games). Dengan metode ini, suasana belajar menjadi lebih menyenangkan, tidak membosankan, dan mampu meningkatkan motivasi serta keterlibatan siswa secara aktif.
Namun dalam praktiknya, tidak sedikit tantangan yang dihadapi dalam mengajarkan Bahasa Arab, khususnya di kelas VII. Siswa sering menganggap pelajaran Bahasa Arab sulit karena struktur bahasanya berbeda dengan Bahasa Indonesia. Materi seperti mufradat (kosakata), nahwu (tata bahasa), dan qawa’id sering kali dianggap membingungkan. Ditambah lagi, penggunaan metode pembelajaran konvensional seperti ceramah dan hafalan terkadang membuat siswa merasa jenuh, kurang termotivasi, dan hanya belajar sekadar menghafal, bukan memahami.
Dalam menjawab tantangan tersebut, permainan interaktif menjadi salah satu metode yang dapat digunakan untuk menciptakan suasana belajar yang hidup dan menyenangkan. Permainan seperti Kartu Mufradat, Tebak Kata Arab, Papan Kata Bahasa Arab, dan Quizizz telah dicoba di beberapa pertemuan kelas VII dan terbukti mampu menarik perhatian siswa. Dalam permainan ini, siswa diminta menyusun kata, mencocokkan arti, atau menjawab kuis dengan cepat dan tepat.
Permainan tersebut memberikan suasana kompetitif yang sehat dan memperkuat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Sebagai contoh, dalam permainan Kartu Mufradat, siswa saling berlomba mencocokkan kata Arab dengan artinya dalam bahasa Indonesia, atau sebaliknya. Selain meningkatkan penguasaan kosakata, siswa juga belajar bekerja sama dan berkomunikasi dalam Bahasa Arab sederhana.
Menurut Ainun Na’im (2021), permainan edukatif yang melibatkan interaksi langsung tidak hanya mengaktifkan kognitif siswa, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik. Belajar bahasa lewat permainan dapat memperkuat ingatan dan menciptakan kesan mendalam yang sulit dilupakan. Pendapat ini memperkuat keyakinan bahwa metode permainan bukan sekadar hiburan, tetapi juga alat pedagogis yang kuat dalam pembelajaran Bahasa Arab.
Permainan digital seperti Kahoot! dan Wordwall juga mulai dikenalkan kepada siswa yang sudah cukup familiar dengan teknologi. Melalui perangkat gawai atau komputer sekolah, siswa bisa mengikuti kuis interaktif seputar materi pelajaran dengan antusias tinggi.
Agar metode permainan interaktif ini berjalan efektif, guru perlu menyiapkan perencanaan yang matang. Permainan harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan disusun dalam alur yang mendukung pemahaman konsep. Misalnya, ketika mengajarkan isim dan fi’il, guru bisa membuat permainan mencocokkan kata kerja dan kata benda berdasarkan bentuknya. Guru juga perlu melakukan refleksi setelah permainan, agar siswa tidak hanya merasa bermain, tetapi juga menyadari apa yang telah dipelajari.
Pelatihan untuk guru mengenai game-based learning juga penting agar dapat terus menciptakan variasi dan inovasi dalam permainan. Dukungan fasilitas seperti kartu pembelajaran, koneksi internet, dan proyektor juga akan menunjang proses pembelajaran interaktif ini.
Permainan interaktif dalam pembelajaran Bahasa Arab terbukti efektif menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, meningkatkan motivasi belajar siswa, dan memperkuat pemahaman materi. Di MTs MA’ARIF NU 06 Bojongsari, metode ini mulai mendapat tempat sebagai alternatif dari pembelajaran konvensional. (*)
