*Lintas Agama Doakan Kedamaian BersamaTokoh agama dari berbagai lintas agama di Kabupatan Banyumas melakukan doa bersama untuk kedamaian Banyumas.
BANYUMAS, EDUKATOR–Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Banyumas bersama ratusan elemen masyarakat lintas ormas, profesi, dan iman menggelar deklarasi damai serta doa bersama di Pendopo Si Panji Purwokerto, Rabu (3/9/2025) sore. Kegiatan tersebut dilakukan agar Banyumas tetap aman, damai dan terjaga kondusivitasnya.
Kegiatan itu dilatarbelakangi aksi demonstrasi yang diwarnai kerusuhan dan perusakan di Kabupaten Banyumas, pekan lalu.
Dalam acara itu, Ketua DPRD Banyumas Subagyo membacakan naskah deklarasi yang diikuti seluruh peserta. “Kami berkomitmen menjaga Kabupaten Banyumas tetap dalam keadaan aman, damai, dan kondusif,” ujarnya lantang yang disambut serentak oleh seluruh hadirin.
Pernyataan sikap turut disampaikan Ketua Forum Banyumas Eling Yudo F. Sudiro mewakili ormas, serta perwakilan ojek online Eko.
Doa bersama dipimpin secara bergantian oleh pemuka agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Khonghucu, serta penghayat kepercayaan. Suasana khidmat terasa saat para pemuka agama menyampaikan doa bagi keselamatan Banyumas dan bangsa Indonesia.
“Kami semua berharap kebersamaan ini dapat membawa ketenteraman bagi masyarakat,” kata salah seorang pemuka agama Kristen.
Komandan Korem 071/Wijayakusuma Kolonel Infanteri Lukman Hakim dalam sambutannya mengingatkan agar masyarakat tidak lagi terjebak dalam tindakan anarkis.
“Mari kita jaga, jangan sampai timbul kerusuhan yang justru merugikan masyarakat sendiri,” tegasnya. Ia menekankan bahwa perbedaan pendapat wajar terjadi, tetapi penyelesaiannya harus ditempuh melalui musyawarah.
Momentum Penting Memperkuat Persatuan
Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono menilai deklarasi damai ini sebagai momentum penting memperkuat persatuan dan kerukunan. “Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar Banyumas dan bangsa Indonesia selalu dalam lindungan, keselamatan, serta kedamaian,” katanya.
Ia menambahkan, demokrasi harus berjalan seimbang antara kebebasan berpendapat dengan kewajiban menjaga ketertiban.
Bupati juga menyampaikan keprihatinannya atas kerusuhan di sejumlah daerah yang menimbulkan kerusakan fasilitas umum dan korban jiwa. “Demokrasi tidak berarti bebas sebebas-bebasnya. Menyampaikan pendapat adalah hak, tetapi menjaga ketertiban adalah kewajiban. Keduanya harus berjalan beriringan,” ujarnya menegaskan.
Meski Banyumas sempat terjadi kericuhan, situasi berhasil dikendalikan berkat kesigapan aparat keamanan, pemerintah daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat, ormas, mahasiswa, serta seluruh elemen warga. Ia pun menyampaikan apresiasi kepada TNI, Polri, dan semua pihak yang telah menjaga kondusivitas daerah.
Namun, Bupati mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi ancaman. “Banyumas adalah rumah kita bersama. Maka menjadi kewajiban kita semua untuk menjaganya agar tetap aman, damai, tertib, dan tenteram,” pungkasnya.
Pelepasan Burung Merpati
Selain deklarasi dan doa, kegiatan juga diisi dengan simbolisasi pelepasan burung merpati sebagai lambang perdamaian. Aksi ini mengundang tepuk tangan meriah peserta yang hadir, menandakan semangat persatuan masih terjaga di Banyumas.
Para tokoh masyarakat menegaskan, deklarasi damai tidak berhenti pada seremoni semata, melainkan harus diwujudkan dalam sikap hidup sehari-hari. Dengan begitu, masyarakat Banyumas dapat menjadi teladan dalam menjaga kerukunan, persaudaraan, dan ketenteraman di tengah keberagaman.(Prasetiyo)