Longsoran tebing Sungai Klawing di Kelurahan Bancar, Purbalingga yang mengancam perumahan warga
PURBALINGGA, EDUKATOR– Penanganan dua lokasi tebing sungai yang longsor di Kabupaten Purbalingga dipastikan segera dimulai. Proyek yang digarap Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWS-SO) ini menyasar tebing Sungai Klawing di Kelurahan Bancar (Kecamatan Purbalingga) dan tebing Sungai Serayu di Desa Wirasaba (Kecamatan Bukateja).
“Alhamdulillah sudah masuk kontrak dan siap dikerjakan,” kata Bupati Purbalingga Fahmi Muhammad Hanif saat meninjau lokasi terdampak di Bancar, Selasa (3/6/2025).
Bupati Purbalingga Fahmi Muhammad hanif berserta rombongan saat meninjau daerah ancaman longsor di Wirasaba, Kecamatan Bukateja.
Longsor di tebing Sungai Klawing mengikis pekarangan warga dan sebagian rumah, sementara longsoran di Wirasaba nyaris memutus jalan penghubung antardesa dan mengancam ujung landasan Bandara Jenderal Besar Soedirman.
Tebing Beton Tahan Getar Dibangun 2025
Menurut penjelasan teknis BBWS-SO, penanganan Sungai Klawing akan menggunakan krib beton dan dinding penahan tanah (DPT) beton bertulang sepanjang 300 meter. Struktur ini dirancang untuk menahan getaran dan memperkuat tebing agar tak kembali terkikis aliran sungai.
“Struktur beton ini dirancang tahan hingga 30 tahun,” ujar Bupati Fahmi, didampingi tim BBWS.
Total anggaran penanganan dua titik mencapai Rp 50,8 miliar, masing-masing lokasi mendapat alokasi sekitar Rp 25 miliar. Untuk struktur pengaman, digunakan tiang pancang (mini pile beton) sepanjang 6 meter di Klawing dan 9 meter di Serayu.
“DPT beton bertulang akan memperkuat tebing terhadap getaran, sementara krib beton berfungsi mengatur arah arus,” terang Dedi Setiadi, Pejabat Pembuat Komitmen BBWS.
Warga Apresiasi Aksi Cepat Pemerintah
Bupati juga menyampaikan harapan agar pemerintah pusat dan provinsi membantu warga memperbaiki rumah yang rusak akibat longsor. Salah satu warga terdampak, Haris dari RT 01 RW 01 Bancar, menyampaikan apresiasinya.
“Pak Bupati betul-betul membantu kami menembus jalur yang sulit kami akses,” ujarnya.
Proyek ini tak hanya menyelamatkan rumah warga, tapi juga melindungi infrastruktur strategis seperti jalan penghubung antardusun dan area bandara. Pemerintah berharap proyek rampung tepat waktu dan memberi perlindungan jangka panjang bagi masyarakat di wilayah rawan longsor. (Prasetiyo)