*Lebih 500 Penonton Padati Gedung Soetedja
Penampilan Teater Sanggar Seni Samudra, mampu memukai ratusan penonton.
PURWOKERTO, EDUKATOR--Di tengah derasnya arus digitalisasi yang membuat masyarakat lebih akrab dengan layar gawai, Teater Sanggar Seni Samudra kembali menunjukkan eksistensinya. Pertunjukan terbaru mereka berjudul Kembang Mangsan, adaptasi karya sastrawan Jarot C. Setyoko, sukses besar saat digelar di Gedung Soetedja, Purwokerto, pada Sabtu malam (2/11/2025).
Pementasan tersebut menyedot perhatian publik dan dipadati penonton hingga melebihi kapasitas. Gedung yang berdaya tampung sekitar 500 orang itu berubah menjadi lautan manusia yang berdesakan menikmati tiap adegan, menandakan bahwa teater masih memiliki tempat di hati masyarakat.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas, Setya Rahendra, mengaku kagum dengan penampilan Teater Samudra.
Penampilan Teater Sanggar Seni Samudra, mampu mengobato kerinduan penonton teater di wilayah Banyumas Raya.
“Baru kali ini saya sangat menikmati pertunjukan teater. Tanpa terasa, pertunjukan sudah berakhir. Teater Samudra luar biasa—begitu kreatif dan berbeda dari penggarapan teater lainnya,” ujarnya penuh semangat.
Pujian juga datang dari Edhi Romadhon, teatrawan senior yang telah lebih dari 40 tahun berkecimpung di dunia teater.
“Teater Samudra berbeda dari teater lainnya. Mereka mampu menjawab tantangan zaman dengan kemasan menarik yang membuat penonton tidak jenuh. Selama 1,5 jam, semua terhipnotis tanpa beranjak,” ungkapnya.
Tak hanya menarik penonton senior, generasi muda pun ikut terpikat. Salah satunya Rafli, pelajar generasi Z yang hadir menonton.
“Pertunjukan Teater Samudra keren banget! Efek tembakan, darah, dan propertinya terlihat sangat nyata. Rasanya seperti nonton film, bukan drama biasa,” katanya antusias.
Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa seni teater masih mampu bertahan dan berkembang di tengah gempuran dunia digital. Melalui kreativitas, inovasi, dan keberanian untuk beradaptasi, Teater Samudra berhasil menghidupkan kembali semangat seni panggung di Purwokerto dan membuktikan bahwa teater tetap relevan di hati penontonnya. (Iko)