*Sinyal Positif Hibah Disetujui, Dinporapar akan Dicarikan Lahan Baru
Bangunan SMPN 1 Purbalingga, tampak depan. (Foto: Prasetiyo/EDUKATOR)
PURBALINGGA, EDUKATOR -– Lahan SMP Negeri 1 Purbalingga kini sudah sangat sempit dan tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan pengembangan. Keterbatasan ruang membuat sekolah unggulan ini kekurangan fasilitas pembelajaran seperti laboratorium dan ruang keterampilan. Kondisi tersebut mendorong pihak sekolah untuk mencari solusi perluasan lahan agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan optimal.
Harapan baru muncul setelah Sekretaris Daerah (Sekda) Purbalingga, Herni Sulasti, memberikan sinyal positif terkait rencana hibah lahan dan bangunan milik Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Purbalingga yang bersebelahan dengan sekolah. Lahan tersebut direncanakan menjadi lokasi pengembangan SMPN 1 Purbalingga.
Sinyal itu disampaikan dalam audiensi antara Komite Sekolah dan pihak SMPN 1 Purbalingga dengan Sekda di ruang kerjanya, Kamis (6/11/2025).
Ikut mendampingi Ketua komite SMPN 1 Purbalingga Dr Indaru Setyo Nurprojo bersama anggotanya, dari Dindikbud Purbalingga, dan dari Bagian Aset Bakeuda Purbalingga, serta sejumlah tokoh pendidikan.
“Namun, keputusan terakhir tetap ada di pimpinan, yaitu Mas Bupati Fahmi Muhammad Hanif,” ujar Herni.
Sekda mengaku telah mempelajari surat permohonan dari Komite Sekolah terkait hibah tersebut. Menurutnya, kondisi lahan SMPN 1 Purbalingga memang sangat terbatas, sehingga perlu ada langkah strategis untuk mendukung kelancaran kegiatan belajar.
Meski menyetujui secara prinsip, Sekda menegaskan bahwa hibah baru bisa dilakukan setelah pemerintah menemukan lokasi baru bagi Kantor Dinporapar.
Selain soal hibah, Herni juga memberikan perhatian terhadap kondisi pagar depan sekolah yang sudah tidak layak. Ia menyatakan rencana rehabilitasi pagar akan diupayakan, meski belum bisa direalisasikan dalam waktu dekat karena APBD 2026 sudah dalam tahap finalisasi antara TAPD dan Banggar DPRD Kabupaten Purbalingga.
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Purbalingga Eni Rundiati, S.Pd., M.Pd. menyampaikan bahwa pengembangan sekolah merupakan kebutuhan mendesak. “Lahan sekolah kami sudah habis, tidak mungkin diperluas lagi. Jika hibah terealisasi, lahan itu akan digunakan untuk membangun laboratorium IPA, laboratorium keterampilan, dan musala,” ujarnya.
Sangat Mendesak
Dihubungi terpisah, Ketua Komite SMP Negeri 1 Purbalingga, Dr. Indaru Setyo Nurprojo, S.IP., M.A mengungkapkan, kebutuhan perluasan lahan sekolah sudah sangat mendesak. Saat ini, lahan SMPN 1 Purbalingga dinilai terlalu sempit untuk menampung aktivitas belajar dan pengembangan sarana prasarana.
“Sebetulnya, kami sudah mengajukan permohonan perluasan lahan sejak awal Oktober lalu, tapi baru diterima awal November ini,” ujar Indaru kepada EDUKATOR di Purbalingga, Jumat (7/11/2025).
Menurut dosen Ilmu Politik FISIP Unsoed ini, kebutuhan utama sekolah saat ini adalah pemenuhan sarana dan prasarana, terutama karena lokasi sekolah yang sangat terbatas dan sempit. Upaya pengajuan perluasan lahan ini bukan yang pertama kali ini dilakukan.
Indaru menjelaskan bahwa pengusulan itu sudah dilakukan sejak masa kepemimpinan Bupati Triyono, Bupati Heru Sudjatmoko, Bupati Sukento, Bupati Tasdi, Bupati Tiwi dan Bupati Fahmi sekarang ini.
“Sudah berulang kali diusulkan. Namun hingga kini, belum juga terealisasi. Selalu berhenti di janji-janji tanpa tindak lanjut. Kali ini kami ajukan lagi karena momennya pas, bersamaan dengan penataan organisasi perangkat daerah (OPD),” jelasnya.
Indaru menyebut, pengajuan terbaru ini juga sudah disetujui kepala sekolah dan diketahui oleh Kadindik saat itu, Trigunawan Setyadi SH MH. Komite SMPN 1 Purbalingga berharap pemerintah kabupaten bisa menindaklanjuti dengan keputusan yang berpihak pada dunia pendidikan.
Namun ia menyadari, keputusan akhir tetap berada di tangan Bupati Purbalingga, mengingat kondisi keuangan daerah saat ini sedang ketat akibat pemangkasan anggaran oleh pemerintah pusat.
“Kami paham ini bukan perkara mudah karena menyangkut anggaran, tapi kami berharap Bupati bisa melihat kebutuhan ini sebagai investasi masa depan pendidikan,” tutur Indaru.
Kondisi Pagar Sekolah Memprihatinkan
Selain persoalan lahan, komite juga menyoroti kondisi pagar sekolah yang dinilai memprihatinkan. Indaru menyebut pagar merupakan “wajah sekolah” yang sekaligus menjadi representasi wajah kabupaten.
“Kami juga sedang mencari sumber pendanaan lain, termasuk dari legislatif kabupaten, provinsi, bahkan nasional, untuk membantu perbaikan pagar sekolah. Kalau bisa pagar itu seperti pagar di pendopo kabupaten yang rapi dan kokoh,” ujarnya.
Indaru berharap, dengan sinergi berbagai pihak, perluasan lahan dan perbaikan fasilitas SMPN 1 Purbalingga dapat segera terwujud. “Ini bukan hanya untuk kenyamanan belajar murid, tapi juga demi martabat sekolah unggulan ini di pusat kota Purbalingga,” ujarnya. (Prasetiyo)