FISIP Unsoed-Kemenkominfo Jalin Kerjasama dan Gelar Seminar Nasional Literasi Digital

by -293 Views
Nara sumber seminar nasional Literasi Digital Sektor Pendidikan dengan tema “Ancaman dan Perlindungan Data Pribadi” yang digelar di Aula Fisip Unsoed, Senin (4/3/2024). (Foto: Dok Fisip Unsoed/EDUKATOR)

PURWOKERTO, EDUKATOR—Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISI) Unsoed bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo RI) menyelenggarakan kegiatan Seminar Nasional Literasi Digital Sektor Pendidikan dengan tema “Ancaman dan Perlindungan Data Pribadi”.

Kegiatan diperuntukkan bagi mahasiswa ilmu komunikasi angkatan 2022 dan 2023 secara hybrid pada Senin (4/3/2024) di Aula Lama FISIP Unsoed , dihadiri 250 orang. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kapasitas literasi digital mahasiswa generasi Z agar mampu menggunakan media sosial secara positif, produktif, dan bermanfaat dengan mengedepankan etika dan moral.Peserta seminar nasional Literasi Digital Sektor Pendidikan dengan tema “Ancaman dan Perlindungan Data Pribadi” di Aula lama Fisip Unsoed. (Foto: Dok Fisip Unsoed/EDUKATOR)

Ada empat nara sumber yang tampil dalam seminar ini. Yakni Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unsoed, Dr. Edi Santoso, M.Si , Moh Yamin dari Pandu Digital, Praktisi dan Konsultan Teknologi Informasi Komunikasi Eka Indarto dan Direktur PT Nawala Indonesia Irwin Day.

Kegiatan diawali dengan sambutan dari Dekan FISIP Unsoed Dr. Wahyuningrat, M.Si, yang menyampaikan bahwa, literasi digital saat ini sudah seperti halnya kebutuhan pokok, sama seperti bahan pokok lainnya.

“Hadirnya internet, menjadikan kita harus mampu memiliki kompetensi mengggunakan peralatan digital untuk meringankan tugas sehari-hari. Sayangnya, peralatan ini hanya sekedar alat, sehingga bisa merugikan jika tidak memiliki literasi digital, dan tentunya literasi ini harus lengkap, termasuk literasi etika dan perilaku yang baik,” ujar Wahyuningrat.

Banyaknya kejahatan atau penipuan melalui media sosial, lanjut Wahyuningrat, maka memerlukan kemampuan literasi digital. “Bagaimana data pribadi kita di era big data ini jika kita tidak memiliki kecakapan digital” tegasnya.

Wahyuningrat juga mengapresiasi inisiasi kerja sama antara FISIP Unsoed dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Harapannya, tidak hanya kegiatan dalam bentuk seminar namun juga kegiatan-kegiatan lain yang bermanfaat bagi fakultas dan kementrian.

Kerjasama
Sebelum kegiatan seminar berlangsung, dilakukan proses penandatanganan kerjasama antara FISIP Unsoed dengan Kemenkominfo RI oleh Dr. Wahyuningrat dan Revanska Rizky Utha. Kemudian pertukaran cinderamata oleh kedua pihak dan foto bersama.

Pentingnya Etika Digital

Sementara itu, Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unsoed, Dr. Edi Santoso, M.Si.,saat tampil pada sesi pertama dengan tema “Digital Etik” mengemukakan, literasi digital menjadi hal yang semakin penting dalam era digital sekarang ini.

Menurut Edi Santosa, manusia itu senang berinteraksi, sehingga harus siap menerima konsekuensinya, karena pada hakikatnya kehadiran orang lain akan menimbulkan masalah.

“Banyaknya pengguna media sosial menjadikan manusia terhubung dalam ruang digital, sehingga potensi konflik menjadi semakin besar. Problem muncul karena perbedaan selera dengan orang lain,” ujarnya.

Untuk menjawab persoalan tersebut, solusinya adalah adanya kesepahaman, manner (tata krama), kaidah-kaidah, dan etika.

Edi menegaskan, etika menjadi ciri manusia yang beradab. Etika menjadi jawaban atas potensi atas relasi antar kita, manusia.”

Lebih lanjut dijelaskan, etika digital merupakan kemampuan individual untuk menyadari, mempertimbangkan, merasionalkan dan mengembangkan pedoman atau langkah-langkah dalam berinteraksi pada ruang digital.

Contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari adalah abai saat mengunggah foto di media sosial dengan mention nama teman tanpa ijin terlebih dahulu, kemudian praktik lain seperti memasukkan teman ke dalam whatsapp group tanpa konfirmasi terlebih dahulu.

“Dulu kita memiliki keterbatasan dalam mencari informasi, sekarang jejak digital akan abadi, maka berhati-hatilah, sediakan ruang untuk rasa senang atau benci, ” ingatnya.

Edi Santoso juga menjelaskan 4 prinsip etika bermedia digital yang perlu dipahami. Yakni kesadaran, integritas, tanggung jawab, dan kebajikan.

Selain itu, Edi juga mengajak peserta yang hadir untuk terus berhati-hati dalam menggunakan jari dalam menggunakan media sosial karena ada tanggungjawab yang melekat.

Edi berpesan kepada peserta seminar, bahwa orang-orang yang bisa hidup dengan aman dan nyaman, adalah jika menggunakan etika dalam hidupnya. (*/Prs)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

No More Posts Available.

No more pages to load.