Kadindikbud Purbalingga Panen Perdana Talas Papua di SMPN 4 Kutasari

by -545 Views
Kadindikbud Purbalingga Tri Gunawan Setyadi SH MH (nomor dua dari kanan) didampingi Kepala SMPN 4 Kutasari Andi Prasetyo, S.Pd (paling kanan) bersama tamu undangan menunjukkan hasil panenan Talas Papua di SMPN 4 Kutasari, Purbalingga

PURBALINGGA, EDUKATOR–Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga Tri Gunawan Setyadi SH MH, Kamis (15/8/2024) melakukan panen perdana Talas Papua di lahan pekarangan SMP Negeri 4 Kutasari di Desa Cendana, Kecamatan Kutasari. Diharapkan, semua sekolah di Purbalingga bisa memanfaatkan lahan sekolah untuk ditanami aneka tanaman, guna mendukung ketahanan pangan lokal dan kewirausahaan.

“Saya mengapresiasi langkah inovatif SMPN 4 Kutasari ini dengan membudidayakan Talas Papua di lahan pekarangan sekolah. Hal seperti ini perlu ditiru oleh sekolah-sekolah lain, guna mendukung ketahanan pangan lokal dan membangun jiwa kewirausahaan peserta didik,” ujar Tri Gunawan Setyadi saat memberikan sambutan pada panen perdana itu.

Hadir dalam panen perdana itu, Camat Kutasari Cahyono SH, Koorwilcam Dindikbud Kutasari Diram, S.Pd, Kepala Bidang Pembinaan SMP Dindikbud Purbalingga Eko Budi Santoso, S.Pd., M.Pd, pengawas SMP Aris Munandar S.Pd, M.Pd, Kepala SMPN 4 Kutasari Andi Prasetyo, S.Pd, jajaran dewan guru & karyawan, segenap anggota komite sekolah, dan tamu undangan serta seluruh siswa SMPN 4 Kutasari.

Kegiatan panen perdana ini, sebagai puncak dari rangkaian HUT ke 17 SMPN 4 Kutasari dan kegiatan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila), sekaligus untuk menyemarakkan HUT ke 79 Kemerdekaan RI. Rangkaian kegiatan dimulai sejak pertengahan bulan Juli 2024 lalu, dan puncaknya panen perdana talas pratama 3 atau yang populer disebut talas papua.

Seusai panen perdana, di halaman sekolah ditampilkan Tari Baladewa yang dibawakan massal oleh 90 penari dari kelas 7,8 dan 9. Juga ada penampilan band, nyanyi tunggal , baca puisi dan sebagainya.Tari Baladewa

Lebih lanjut Tri Gunawan Setyadi mengatakan, sekolah jaman sekarang dituntut kreatif dan inovatif, dengan menyesuaikan kondisi lingkungan yang ada, untuk mendukung kemajuan pembangunan di Purbalingga.

“Di Purbalingga, baru SMPN 4 Kutasari yang berani membuat terobosan dengan memanfaatkan lahan sekolah untuk budidaya Talas Papua. Kebetulan lingkungan dan cuaca di sini juga mendukung,” ujarnya.

Untuk diketahui, pada Februari lalu, pertama kalinya lahan sekolah di SMPN 4 Kutasari ditanami Talas Papua. Tanaman yang memiliki nama latin Colocasia esculenta ini, jenisnya yang ditanam di sini Pratama 3 atau masyarakat biasa menyebut Talas Papua. Ada 600 bibit yang ditanam di atas lahan seluas kurang lebih 100 ubin atau 1.400 meter persegi.

Dipilih talas papua, karena bibitnya mudah didapat, perawatannya mudah, dan setelah panen hasilnya secara ekonomis menguntungkan. Dibanding talas biasa, Talas Papua ini tidak menimbulkan gatal dimulut jika dimakan.

Umumnya, tanaman yang diambil umbinya ini, butuh 7-8 bulan untuk siap panen. “Saat ini sudah bisa dipanen. Dan ini panen perdana. Namun jika hasilnya ingin maksimal, paling tidak bulan depan baru bisa kami panen semuanya,” ujar Kepala SMPN 4 Kutasari Andi Prasetyo yang didampingi Waka Humasnya Nina Sri Wahyuni S.Sn

Berdasarkan kalkulasi yang dilakukan, satu tanaman talas papua, berat umbinya kisaran 1,5 – 2 kg. Harga per kg Talas Papua di pasaran Purbalingga saat ini Rp 13.000,-/kg.Jika ada 600 tanaman talas, dan rata-rata per tanaman menghasilkan 1,5 kg saja, maka akan ada 900 kg. Jika diuangkan Rp 11.700.000,- atau hampir Rp 12 juta.

“Untuk pemasaran Talas Papua ini, kami tidak kesulitan,” ujar Andi Prasetyo.

Talas papua, lanjut Andi Prasetyo, bisa diolah menjadi aneka makanan, seperti gethuk, keripik, bergedel, donat, kroket, combro, kue lapis, onde-onde dan sebagainya.

“Kalau mau dikukus, butuh waktu 15 menit, rasanya buket. Dibuat cimplung juga oke,” tambah Andi.

Nina Sri Wahyuni menambahkan, melalui kegiatan budi daya Talas Papua ini, anak-anak dikenalkan dari awal penanaman, perawatan, hingga pasca panen.

“Kami punya harapan, nantinya anak-anak juga bisa menanam Talas Papua ini di lahan rumahnya masing-masing. Paling tidak, mereka sudah pernah belajar budidayaa Talas Papua, saat di sekolah,” harap Nina Sri Wahyuni. (Prasetiyo)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

No More Posts Available.

No more pages to load.