Peringati Boden Powel Day, SMPN 4 Karangmoncol Bagikan 40 Paket Sembako

by -1054 Views
Guru dan siswa SMPN 4 Karangmoncol mendatangi rumah warga penerima bantuan. (Foto: Humas SMPN 4 Karangmoncol/EDUKATOR)

PURBALINGGA, EDUKATOR–Memperingati tokoh Pramuka dunia, Boden Powel atau Boden Powel Day/Hari Pramuka Sedunia yang jatuh setiap tanggal 22 Februari, SMP Negeri 4 Karangmoncol, Purbalingga menggelar bakti sosial. Sebanyak 40 paket sembako dibagikan kepada warga sekitar sekolah yang kurang mampu dan pondok pesantren di Desa Tunjungmuli, Kecamatan Karangmoncol.

Pengepakan paket sembako oleh guru dan siswa. (Foto: Humas SMPN 4 Karangmoncol/EDUKATOR)

“Selain pembagian sembako, kegiatan bakti sosial berupa kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar sekolah,” ujar Kepala SMP Negeri 4 Karangmoncol Nur Solisoh, S.Pd kepada EDUKATOR di sela- sela kegiatan itu, Rabu (22/2/2023).

Kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar sekolah. (Foto: Humas SMPN 4 Karangmoncol/EDUKATOR)

Nur Solisoh mengatakan, pembagian sembako sebagai wujud kepedulian sosial kepada warga sekolah yang kurang mampu, yang selama ini menjadi bagian dari keluarga besar SMP Negeri 4 Karangmoncol.

Empat siswa penerima bantuan tali kasih dari SMPN 4 Karangmoncol foto bersama. (Foto: Humas SMPN 4 Karangmoncol/EDUKATOR)

Dalam hal ini, 230 siswa dan 25 guru serta karyawan secara ikhlas mengumpulkan sembako. Terkumpul sebanyak 750 bungkus mie instan, 20 kilo gram gula pasir, 10 kilo gram gula jawa, 50 paket biskuit, 10 kilo gram telur, dan 10 bungkus minyak goreng, serta sejumlah uang. Oleh panita, berbagai barang kebutuhan itu dikemas menjadi 40 paket, yang selanjutnya diberikan kepada yang berhak menerima.

Seorang siswa menyerahkan bantuan sembako. (Foto: Humas SMPN 4 Karangmoncol/EDUKATOR)

“Untuk uang yang kami kumpulkan, kami sumbangkan kepada 4 siswa yang kurang mampu untuk menunjang aktivitasnya selama belajar di SMPN 4 Karangmoncol,” ujar Nur Solisoh.

Trenyuh

Pemberian bantuan sembako dan uang itu dilakukan langsung kepala sekolah Nur Solisoh bersama jajaran dewan guru dan perwakilan siswa yang sudah ditunjuk.

Saat mendatangai satu persatu ke rumah-rumah warga yang diberikan bantuan, Nur Solisoh merasa trenyuh. Banyak warga sekitar sekolah yang rumahnya masih memprihatinkan, yakni berdinding gedhek (anyaman bambu), tripleks bekas dan berlantai tanah.

“Ketika kami datangi satu persatu ke rumah warga, semakin membuka mata hati kami. Bahkan, kami temui ada warga yang rumahnya terbuat dari tripleks bekas, itu pun tidak semua ruangan tertutup rapat. Jadi mereka memang layak mendapatkan bantuan,” ujar Nur Solisoh. (Prasetiyo)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

No More Posts Available.

No more pages to load.