PURBALINGGA, EDUKATOR–Untuk melestarikan seni Begalan agar tidak punah, siswa Kelas VII dan VIII SMP Negeri 4 Purbalingga, Selasa (31/10/2023) menampilkan seni itu di sekolah setempat. Kegiatan dalam rangka gelar karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) dengan tema kearifan lokal ini, mendapat apresiasi dan pujian dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga, Tri Gunawan Setyadi, SH MH.Penampilan seni Begalan. (Foto: Humas SMPN 4 Purbalingga/EDUKATOR)
“Saya sangat mengapresiasi kreativitas siswa dan guru untuk melestarikan seni Begalan ini. Salut untuk SMP Negeri 4 Purbalingga, yang peduli nguri-nguri budaya Jawa yang adiluhung,” ujar Tri Gunawan Setyadi yang ikut hadir menyaksikan penampilan itu.
Ikut menyaksikan pula, Pengawas SMP Dindikbud Dra Rudi Mulyatiningsih, M.Pd, Kepala SMP 4 Purbalingga Endang Yuliani, S.Pd M.Pd, jajaran dewan guru dan karyawan, tamu undangan serta seluruh siswa kelas VII, VIII dan IX.Penampilan seni Begalan. (Foto: Humas SMPN 4 Purbalingga/EDUKATOR)
Dalam kesempatan itu, ditampilkan dua grup begalan yang dimainkan siswa kelas VII, dan dua grup begalan oleh siswa Kelas VIII.
Pasar Tempo Doeloe
Di sela-sela penampilan itu, juga digelar “Pasar Tempo Doeloe”. Makanan yang dijual buatan para siswa, berupa jajanan pasar, seperti kluban, cenil, timus, ondhol, jiwel, lopis dan sebagainya.Pasar Tempo Doeloe hasil kreasi para siswa SMPN 4 Purbalingga. (Foto: Humas SMPN 4 Purbalingga/EDUKATOR)
Guru Bahasa jawa SMPN 4 Purbalingga Abimanyu Harsadosastra SS mengatakan, khusus penampilan empat grup Begalan, sudah diseleksi terlebih dulu.
“Awalnya ada 16 grup,” ujar Abimanyu Harsadosastra yang didampingi Septaria Endah Mumpuniwati, S.Pd, yang juga guru Bahasa Jawa senior SMPN 4 Purbalingga kepada EDUKATOR.
Penampilan empat grup begalan itu menjadi tontonan menarik.Penampilan begalan diawali tari kreasi dengan iringan gending Banyumasan.
Begalan adalah salah satu tradisi budaya masyarakat suku Jawa, utamanya di wilayah Eks Karesidenan Banyumas yang dilaksanakan sebagai bagian dari prosesi pernikahan. Begalan kali pertama diperkenalkan semasa Bupati Banyumas XIV, Raden Adipati Tjokronegoro.Penampilan seni Begalan. (Foto: Humas SMPN 4 Purbalingga/EDUKATOR)
“Tujuan dilaksanakannya tradisi Begalan itu sendiri yaitu untuk menolak bala atau segala hal buruk yang mengganggu jalannya pernikahan, maupun kelak di kehidupan rumah tangga,” jelas Septaria.
Empat grup begalan yang tampil, mampu memukau penonton. Dalam penampilannya, setiap grup lengkap membawa perlengkapan begalan, seperti sebuah pikulan berisi bubak kawah atau brenong kepang. Brenong kepang adalah pikulan berisi berbagai alat-alat dapur seperti ilir (kipas), siwur, kukusan, kekeb, pedaringan, layah, muthu, irus, serta padi dan palawija.
Barang-barang yang dibawa itu, memiliki makna dan nilai filosofi tersendiri.
Kebhinekaan
Kepala SMP Negeri 4 Purbalingga Endang Yuliani mengapresiasi gelar karya P-5 ini. Melalui kegiatan ini, para siswa diharapkan memahami makna kebhinekaan, gotong royong, dan bernalar kritis.Kepala SMP Negeri 4 Purbalingga, Endang Yuliani, S.Pd, M.Pd. (Foto: Humas SMPN 4 Purbalingga/EDUKATOR)
“Nilai kebhinekaan dimaksud yakni menghormati dan menghargai tradisi yang ada di sekitar siswa,” ujar Endang Yuliani.
Sedangkan nilai gotong royong, bahwa dalam penampilan begalan antar pemain harus bergotong royong.
“Dalam hal ini, penerapan dalam kehidupan sehari-hari, siswa harus bekerjasama supaya bisa menampilkan sesuatu yang bermakna dan bermanfaat,” jelasnya.(Humas SMPN 4 Purbalingga/Prasetiyo)