50 Pelukis Banyumas akan Menggelar Pameran “Anjangseni” Selama Sebulan

by -200 Views
Pameran lukisan Anjangseni yang akan digelar selama sebulan, 27 April-26 Mei 2024, di Hotel Wisata Niaga Campus, Purwokerto.

PURWOKERTO, EDUKATOR–Sebanyak 50 pelukis Banyumas yang tergabung dalam IPB (Ikatan Pelukis Banyumas) selama sebulan, 27 April – 26 Mei 2024 mendatang akan menggelar pameran lukis bertajuk “Anjangseni”.

Kegiatan pameran dipusatkan di Hotel Wisata Niaga Campus, Jl. HR. Bunyamin No. 637 C Purwokerto atau dekat gedung pusat Unsoed. Masyarakat umum dipersilakan menyaksikan maupun membeli karya para pelukis.

“Ini merupakan pertama kalinya sebuah event pameran lukisan dilakukan di dalam area hotel di wilayah Banyumas,” ujar Manajer Hotel Wisata Niaga Campus, Stevanus W dalam katalog pameran “Anjangseni” yang diterima EDUKATOR, Minggu (21/4/2024).

Di beberapa sudut hotel itu, yakni Cafe Lantai 2, front office, Koridor Lantai 1 dan Koridor Lantai 2, karya para pelukis dipajang.Sementara pembukaan pameran akan dilakukan Sabtu (27/4/2024) malam jam 19.00 WIB.

Dijadwalkan hadir dalam pembukaan pameran, Ketua Dewan Kesenian Banyumas Drs. Sadewo Trilastiono, MM, Direktur Utama Hotel Wisata Niaga Campus Denny Suwandi, dan sejumlah tamu undangan.

Menurut Stevanus, di samping untuk memamerkan hasil karya seni, pameran ini diharapkan dapat meningkatkan apresiasi masyarakat Banyumas terhadap karya lukisan, sehingga para pelukis dapat lebih bersemangat untuk meningkatkan kemampuannya dalam berkreasi. Targetnya, hasil karyanya menjadi produk yang diminati oleh masyarakat lokal Banyumas, nasional, bahkan internasional.

Ketua IPB, Zen Ahmad menambahkan, Anjangseni merupakan upaya IPB untuk menjalin hubungan tali silaturrahmi dengan semua lapisan masyarakat, baik pemerhati seni, pecinta seni, atau siapa saja yang peduli dengan seni.

50 Pelukis
Adapun 50 penulis yang akan menggelar karyanya, diantaranya Sedjatiningsih, Supriyadi, Subariman Rubianto Sinung, Ichal Key,Koen Hari Wibowo, Zen Ahmad, Risna Utami, Dien Yodha, Aat Putra Petir, Widya, Riyanto, Wanti, Diyan, Yhani Nuri, Eka Risma, Nur Agustus, Tomas Sudoro, D Yuli Rinawati, Annie Sofyan Suwita dan Jony Jonte.

Kemudian Setyo Kusnanto, Suwaryono, Adhi Art, Hadi Yan’s Art, Rayung Purbantara, Ari Nugroho, Alip Art, Khuseri, Joko Sugiarto, Fahmi Hidayat, Pupung Pursita, Sugeng Barkop, Agus Winarto, M Ghufron Najib, Amran Rustilo, Zaky Alhamdhani, dan Astuti Gonel.

Salah satu peserta pameran, Eka Risma kepada EDUKATOR mengatakan, dirinya memamerkan gambar sesosok harimau yang kedua matanya menatap tajam ke depan.Karya itu diberi judul “Mbah Loreng”, dibuat dengan cat acrylic, di atas canvas berkuran 60 X 60 cm.Mbah Loreng, karya Eka Risma.

Risma–demikian panggilan akrab Eka Risma–mendeskripsikan karyanya bahwa harimau dianggap sebagai visual binatang yang memiliki darah leluhur bagi sebagian manusia.

“Alam semesta juga merestui bahwa harimau dianggap sebagai binatang yang memiliki darah leluhur,” kata Risma, mahasiswi Magister Ilmu Komunikasi (MIK) FISIP Unsoed yang selain aktif melukis, juga aktif di bidang digital printing, fashion designer dan entertainment ini.

Mbah Loreng, lanjut Risma, divisualkan sebagai sosok leluhur yang berasal dari Jawa untuk mendampingi tuannya sebagai utusan pewaris ilmu leluhurnya.

Pada karya yang dibuat Risma itu, Mbah Loreng mengenakan motif batik Lumbon khas Banyumas yang memiliki makna keteguhan dengan pendiriannya.(Prasetiyo)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

No More Posts Available.

No more pages to load.