*HUT ke-27 Dirayakan dengan Tasyakuran
BANYUMAS, EDUKATOR – Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Koordinator Daerah (Korda) Banyumas Raya, Saladdin Ayubi, menegaskan , jurnalisme harus bermartabat dan beretika di tengah derasnya arus informasi digital. Sesungguhnya, di era digital ini, hoaks bukan sekadar kabar bohong, melainkan ancaman serius terhadap keutuhan masyarakat. Untuk itu, IJTI Banyumas Raya menegaskan komitmennya melawan hoaks.
“Jurnalis harus menjadi benteng dalam menjaga kebenaran informasi. Untuk kitu, kami berkomitmen melawan hoaks,” tegasnya saat tasyakuran HUT ke-27 IJTI di Pendopo Sipanji, Purwokerto, Selasa (26/8/2025). Tema HUT kali ini, “Peran Jurnalis Televisi dalam Menjaga Kredibilitas di Tengah Hoaks Digital”.Ketua IJTI Banyumas Raya, Saladin Ayubi. (Foto: Istimewa/EDUKATOR)
Ia menekankan bahwa IJTI hadir bukan sekadar wadah profesi, melainkan rumah yang memupuk profesionalisme dan tanggung jawab sosial. “Kami menjunjung tinggi etika dan integritas, apalagi di tengah era digital yang penuh dengan tantangan hoaks,” tegasnya.
Acara tasyakuran tersebut dihadiri jurnalis televisi dari empat kabupaten wilayah Banyumas Raya: Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara. Turut hadir Ketua DPRD Banyumas Subagyo, Asisten Administrasi Umum Setda Banyumas Amrin Ma’ruf yang mewakili Bupati Banyumas, serta sejumlah tokoh daerah.Jurnalis televisi yang tergabung IJTI Banyumas Raya, kompak.
Kehadiran para pejabat ini menunjukkan dukungan penuh terhadap eksistensi IJTI dalam menjaga integritas dan profesionalisme jurnalisme televisi.Ketua IJTI Banyumas Raya, Saladin Ayubi yang didampingi jurna,is senior Bambang Hengky menyerahkan tumpeng tasyakuran kepada Asisten Administrasi Umum Setda Banyumas Amrin Ma’ruf yang mewakili Bupati Banyumas dan Ketua DPRD Banyumas, Subagyo. (Foto: Istimewa/EDUKATOR)
Ketua DPRD Banyumas, Subagyo, mengingatkan bahwa tugas jurnalis sangat strategis, bisa menyatukan atau memecah masyarakat. “Media harus berdiri di posisi kebenaran, meski kadang menghadapi tekanan,” katanya.
Ia menilai tantangan bangsa saat ini lebih banyak datang dari dalam negeri sendiri, sehingga media dituntut menjadi penjernih informasi.Tamu undangan yang selama ini menjadi mitra kerja IJTI Banyumas Raya.
Hal senada disampaikan Asisten Administrasi Umum Setda Banyumas, Amrin Ma’ruf, yang membacakan sambutan Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono. “Hoaks adalah racun sosial. IJTI harus menjadi penawar dengan menyajikan berita akurat, berimbang, dan edukatif,” ungkapnya.
Acara tasyakuran ditutup dengan penegasan komitmen IJTI Banyumas Raya untuk terus melahirkan jurnalis muda yang profesional, berintegritas, serta menjadi garda terdepan dalam melawan disinformasi.
Selain acara seremonial, momentum ini juga dimanfaatkan untuk memperkuat jejaring antarjurnalis di Banyumas Raya. Para peserta berdiskusi mengenai tantangan industri media, khususnya bagaimana media televisi harus beradaptasi dengan platform digital tanpa kehilangan kredibilitas.
IJTI Banyumas Raya juga menyatakan akan meningkatkan program pelatihan dan pendampingan bagi jurnalis muda. Langkah ini diharapkan mampu mencetak pewarta yang tidak hanya menguasai keterampilan teknis, tetapi juga memiliki landasan etika kuat dalam menghadapi derasnya arus informasi era digital. (*/Prasetiyo)